Studi Ungkap Konsumsi Protein Nabati Bermanfaat Turunkan Risiko Penyakit Kronis pada Wanita

Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh The American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa mengonsumsi protein – terutama protein nabati – tampaknya secara drastis menurunkan kemungkinan terjadinya penyakit kronis pada wanita seiring bertambahnya usia.

oleh Dyah Puspita Wisnuwardani diperbarui 23 Jan 2024, 14:00 WIB
Ilustrasi kacang dan biji berserat tinggi. (Photo by Maddi Bazzocco on Unsplash)

Liputan6.com, Jakarta - Memilah dan memilih makanan yang tepat penting dilakukan. Ini karena makanan berpengaruh langsung terhadap kesehatan. Bahkan, makanan bisa mencegah sejumlah risiko penyakit kronis.

Sebuah penelitian yang diterbitkan oleh The American Journal of Clinical Nutrition menemukan bahwa mengonsumsi protein – terutama protein nabati – tampaknya secara drastis menurunkan kemungkinan terjadinya penyakit kronis pada wanita seiring bertambahnya usia.

“Mengonsumsi protein di usia paruh baya dikaitkan dengan peningkatan kesehatan yang baik di masa dewasa yang lebih tua,” kata penulis studi dan ilmuwan Andres Ardisson Korat dalam sebuah pernyataan, dilansir New York Post.

“Kami juga menemukan bahwa sumber protein itu penting. Mendapatkan sebagian besar protein dari sumber nabati pada usia paruh baya, ditambah sedikit protein hewani tampaknya bermanfaat bagi kesehatan dan kelangsungan hidup yang baik di usia senja.”

Menganalisis data yang dilaporkan langsung oleh lebih dari 48.000 wanita, peneliti Tufts University dari Jean Mayer USDA Human Nutrition Research Center on Aging menemukan bahwa partisipan yang mengonsumsi lebih banyak protein dari buah-buahan, sayur-sayuran, polong-polongan, dan kacang-kacangan memiliki kemungkinan lebih kecil untuk terserang penyakit seperti diabetes, kanker, atau penyakit jantung.

Menurut laporan tersebut, protein nabati lebih unggul dibandingkan protein susu atau hewani; mereka yang mengonsumsi lebih banyak protein nabati memiliki kolesterol “jahat” (atau kolesterol LDL), tekanan darah, dan sensitivitas insulin yang lebih rendah, sedangkan protein hewani dikaitkan dengan tingkat kolesterol yang lebih tinggi. 

 


Penelitian Sejak 1984 hingga 2016

Penelitian jangka panjang ini mengamati para profesional kesehatan perempuan dari tahun 1984 hingga 2016. Pada awal penelitian, semua perempuan berusia antara 38 dan 59 tahun dan dianggap memiliki kesehatan fisik dan mental yang baik.

Mereka yang fokus mengonsumsi protein nabati memiliki peluang 46 persen lebih besar untuk menjadi sehat di usia lanjut, demikian temuan para peneliti.

Sumber protein nabati yang populer termasuk lentil, buncis, kacang polong, bayam, dan brokoli.

Sementara itu, mereka yang mengonsumsi lebih banyak protein hewani seperti daging sapi, ayam, susu, ikan/seafood, dan keju, memiliki peluang 6 persen lebih kecil untuk tetap sehat seiring bertambahnya usia.

“Mereka yang mengonsumsi lebih banyak protein hewani cenderung menderita lebih banyak penyakit kronis dan tidak berhasil memperoleh peningkatan fungsi fisik yang biasanya kita kaitkan dengan mengonsumsi protein,” kata Korat.

 


Perlu Penelitian Lebih Lanjut pada Ras Lain

Peserta penelitian ini sebagian besar berkulit putih, dan Korat mengatakan penelitian lebih lanjut mengenai demografi ras lainnya perlu dilakukan untuk melihat apakah protein nabati sama efektifnya untuk semua wanita.

“Data dari penelitian ini cenderung sangat homogen dalam hal komposisi demografi dan sosio-ekonomi, sehingga akan sangat bermanfaat untuk menindaklanjuti penelitian dengan kelompok yang lebih beragam. Ini adalah bidang yang masih berkembang,” katanya.

 


Bermanfaat Menjaga Kesehatan pada Lansia

Namun, mengingat hasil penelitian ini yang sangat efektif, tidak ada salahnya untuk menambahkan beberapa protein nabati tambahan – seperti secangkir kacang-kacangan atau bayam ekstra – ke dalam makanan harian Anda.

“Asupan protein dari makanan, terutama protein nabati, pada usia paruh baya memainkan peran penting dalam mendorong proses penuaan yang sehat dan menjaga status kesehatan tetap positif di usia lanjut,” kata Korat.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya