Liputan6.com, Tokyo - Putri Aiko, anak tunggal Kaisar Jepang Naruhito, akan mulai bekerja di Palang Merah Jepang pada April 2024 setelah lulus dari perguruan tinggi.
Meskipun detilnya masih belum jelas, Putri Aiko akan tetap melanjutkan tugas resminya di keluarga kekaisaran. Putri berusia 22 tahun ini tidak termasuk dalam garis suksesi karena hukum Jepang hanya mengizinkan laki-laki untuk naik takhta.
Advertisement
Dilansir BBC, Selasa (23/1/2024), Putri Aiko mengatakan bahwa dia "selalu mempunyai ketertarikan" pada Palang Merah, sementara badan tersebut menambahkan bahwa mereka ingin "melakukan persiapan secara menyeluruh sehingga sang putri dapat bekerja dengan nyaman".
Organisasi ini memiliki hubungan dekat dengan keluarga kekaisaran, dan permaisuri sebelumnya menjabat sebagai presiden kehormatan.
Pada Oktober 2023, Putri Aiko sempat mengunjungi organisasi tersebut bersama orang tuanya untuk mengamati pameran kegiatan bantuan setelah gempa bumi Tokyo tahun 1923. Dalam beberapa tahun terakhir, ia juga menyampaikan simpatinya kepada para korban dan penyintas bencana alam di Jepang.
Saat ini dia sedang menjalani tahun terakhir studinya di Fakultas Sastra Universitas Gakushuin, jurusan bahasa dan sastra Jepang.
Secara umum, sang putri dihormati oleh masyarakat Jepang, banyak dari mereka menyambut baik peran barunya di organisasi Palang Merah.
Peduli dengan Isu Sosial
Putri Aiko dikenal memang cukup memberikan perhatian khusus terhadap isu sosial global.
Dikutip dari kanal Lifestyle Liputan6.com, dalam jumpa pers solo perdananya pada 17 Maret 2022, ia mengungkapkan keprihatinannya atas perang yang terjadi antara Ukraina dan Rusia.
"Aku sangat merasa patah hati dengan hilangnya nyawa-nyawa berharga di Ukraina," kata Aiko, menanggapi pertanyaan tentang invasi Rusia.
Ia juga mendorong adanya perdamaian dunia.
"Aku sangat percaya dengan perdamaian," ucapnya seraya mengungkit kenangannya mengunjungi Hiroshima saat ia masih duduk di bangku SMP.
Advertisement
Ibunya Merupakan Seorang Wanita Karier
Ibu Putri Aiko, Permaisuri Masako, dikenal sebagai putri dan permaisuri "wanita karir" di Jepang.
Menempuh studi di Universitas Harvard dan Oxford, permaisuri adalah mantan diplomat yang fasih dalam beberapa bahasa.
Pada tahun 1993, ia menjadi orang biasa kedua, setelah mantan Permaisuri Michiko, yang menikah dengan pewaris takhta Jepang pertama.
Usai menikah, publik mulai membicarakan pasangan tersebut terkait apakah mereka akan melahirkan anak laki-laki sebagai pewaris takhta selanjutnya.
Lahirnya Putri Aiko pada tahun 2001 tidak membuat masalah tersebut terselesaikan. Pemerintah Jepang kemudian mulai memperdebatkan apakah mereka akan mengubah undang-undang yang mengizinkan perempuan naik takhta.
Lima tahun kemudian, adik Kaisar Naruhito menyambut seorang bayi laki-laki, Pangeran Hisahito, untuk menghindari krisis suksesi.
Pada tahun 2004, Putra Mahkota Naruhito mengatakan kepada wartawan dengan nada sangat keras bahwa istrinya telah "benar-benar kehabisan tenaga" dalam beradaptasi dengan kehidupan kerajaan.