Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan Selasa, 23 Januari 2024. Indeks Dow Jones merosot dari rekor tertinggi seiring pelaku pasar mencerna hasil laporan laba perusahaan.
Dikutip dari CNBC, Rabu (24/1/2024), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones tergelincir 96,36 poin atau 0,25 persen ke posisi 37.905,45. Indeks Dow Jones tergelincir ke bawah level 38.000. Koreksi indeks Dow Jones tersebut mengakhiri kinerja positif dalam tiga hari.
Advertisement
Indeks S&P 500 naik 0,29 persen menjadi 4.864,60, penutupan tertinggi baru sepanjang masa. Indeks Nasdaq menguat 0,43 persen ke posisi 15.425,94.
Indeks Dow Jones melemah seiring koreksi saham 3M lantaran rilis panduan yang mengecewakan. Indeks Johnson&Johnson turun 1,6 persen setelah melaporkan laba.
Saham D.R Horton turun lebih dari 9 persen setelah kinerja Perseroan meleset dari perkiraan konsensus wall street untuk laba per saham. Saham Lockheed Martin merosot lebih dari 4 persen menyusul prospek laba per saham yang lemah.
Sementara itu, saham United Airlines naik lebih dari 5 persen setelah melaporkan kinerja kuartal IV yang kuat. Namun, operator maskapai itu prediksi kerugian pada kuartal I akibat larangan terbang terhadap pesawat Boeing 737 Max 9, model yang digunakan di Alaska Airlines mengalami keadaan darurat awal Januari 2024.
Saham maskapai lain ikut naik. Saham Southwest Airlines melonjak lebih dari 3 persen. Saham American Airlines, Delta Air Lines dan Alaska Airlines naik lebih dari 2 persen.
Saham Verizon dan Procter and Gamble turut membantu kurangi koreksi indeks Dow Jones. Saham Verizon dan Procter and Gamble masing-masing naik lebih dari 6 persen dan 4 persen seiring aksi beli saham oleh investor.
Pelaku Pasar Menanti Data Ekonomi
Pergerakan wall street terjadi setelah S&P 500 memasuki pasar bullish baru, melampaui penutupan tertinggi sepanjang masa sebelumnya pada Januari 2022.
Namun, investor sedang mempertimbangkan berapa lama kenaikan tersebut dapat bertahan, terutama karena reli tahun ini berpusat pada saham teknologi seperti Nvidia.
Pada Januari 2024 saja, saham Nvidia naik 20 persen. Di sisi lain, indeks Russell 2000 turun lebih dari 2 persen.
"Investor pasti mengambil jeda, melakukan aksi ambil untung setelah mencapai rekor tertinggi dalam dua tahun. Hal ini mengimbangi sikap bullish di pasar,” ujar CEO AXS Investments, Greg Bassuk.
Pelaku pasar juga menanti dua data penting ekonomi yang akan dirilis akhir pekan ini. Data produk domestik bruto kuartal IV akan rilis Kamis pekan ini, diikuti indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi yang diawasi ketat oleh Departemen Perdagangan pada Desember.
Selain itu, investor juga akan memantau kinerja laba Netflix usai rilis laporan keuangan. Sektor teknologi tetap menjadi fokus pekan ini bersama IBM dan Tesla yang dijadwalkan rilis laporan keuangan pada Rabu pekan ini. Sedangkan Intel akan rilis kinerja keuangan pada Kamis pekan ini.
Di luar sektor teknologi, American, Alaska dan Soutwesth Airlines rilis kinerja pada Kamis pekan ini.
“Laba perusahaan mungkin akan menjadi hal terpenting yang kita lihat pada kuartal ini selain PDB dan inflasi. Saya berbicara banyak tahun lalu tentang kesehatan konsumen. Dan menurut saya itulah yang menjadi fokus pada paruh pertama tahun ini,” ujar Chief Investment NorthEnd Private Wealth, Alex McGrath.
Advertisement
Wall Street Sentuh 38.000
Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Senin, 22 Januari 2024 seiring investor mendorong indeks saham melanjutkan ke rekor tertinggi dalam sejarah.
Dikutip dari CNBC, Selasa (23/1/2024), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones menguat 138,01 poin atau 0,36 persen ke posisi 38.001,81. Kenaikan indeks saham acuan tersebut mendorong ke posisi rekor terbaru dan di atas level 38.000 untuk pertama kalinya.
Indeks S&P 500 naik 0,22 persen ke posisi 4.850,43 dan menyentuh level tertinggi baru dalam sejarah. Indeks Nasdaq bertambah 0,32 persen menjadi 15.360,29.
Saham Macy’s menguat lebih dari 3 persen setelah menolah proposasi senilai USD 5,8 miliar untuk menjadikan peritel itu private. Saham SolarEdge melompat 4 persen seiring Perseroan mengumumkan akan memberhentikan 16 persen tenaga kerjanya.
Saham Archer-Daniels-Midland anjlok lebih dari 24 persen setelah mengeluarkan panduan laba yang lemah dan menempatkan CFO Vikram Luthar cuti di tengah penyelidikan terhadap praktik akuntansi.
Di sisi lain, saham B Riley Financial merosot 2,5 persen setelah Bloomberg melaporkan regulator sedang menyelidiki kesepakatan dengan klien yang terkait dengan penipuan sekuritas.
Kenaikan pada perdagangan Senin pekan ini, indeks S&P 500 menembus di atas rekor intraday pada Jumat pekan lalu dan penutupan tertinggi dari Januari 2022.
Pergerakan ini menandakan wall street berada dalam tren bullish yang dimulai pada Oktober 2022 setelah saham anjlok pada awal tahun.
"Ini hampir seperti ketakutan akan ketinggalan. Kami mengalami sedikit volatilitas pada awal tahun karena investor mungkin menyeimbangkan kembali portofolionya dan beberapa merealisasikan beberapa keuntungan,” ujar Head of Investment Management Commonwealth Financial, Brian Price.
Ia menilai saat ini pasar melanjutkan tren yang sudah terjadi pada kuartal IV.
Sentimen Suku Bunga The Fed
Kekuatan wall street mungkin bergantung pada apakah bank sentral AS berhasil melakukan soft landing, mendinginkan ekonomi untuk menurunkan inflasi sekaligus menghindari resesi.
Pelaku pasar saat ini perkirakan sekitar 40 persen kemungkinan penurunan suku bunga the Federal Reserve pada Maret, menurut FedWatch Tool dari CME Group.
Ada kemungkinan hampir 58 persen, bank sentral akan mempertahankan suku bunga tetap stabil, naik dari sekitar 19 persen pada minggu sebelumnya.
Investor akan mencermati serangkaian laporan ekonomi yang akan dirilis pekan ini, termasuk produk domestik bruto (PDB) kuartal IV pada Kamis pekan ini dan ukuran inflasi favorit the Fed, indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi pada Desember 2023 pada Jumat pekan ini. Kedua laporan itu akan membantu membentuk cara pejabat the Fed memandang kebijakan moneter ke depan.
Sementara itu, Chief Investment Officer BMO Wealth Management, Yung-Yu Ma menuturkan, saham dapat turun dari level tertinggi sebelum naik pada paruh kedua 2024. Ma menuturkan, pasar menggantungkan harapannya pada sejumlah kecil saham antara lain Apple dan Tesla.
“Istilah du jour dapat beralih ke Fab 5 dari Magnificent 7,” ujar dia.
Advertisement