Miliarder Jack Ma Beli Saham Alibaba Bernilai Fantastis, Rogoh Kocek Rp 787,2 Miliar

Miliarder sekaligus pendiri Alibaba, Jack Ma dan ketua perushaan Joe Tsai, dilaporkan membeli saham raksasa e-commerce China itu bernilai jutaan dolar pada kuartal keempat 2023.

oleh Natasha Khairunisa Amani diperbarui 24 Jan 2024, 21:00 WIB
Nasihat-nasihat dari Jack Ma kepada anak muda yang ingin menjadi pengusaha sukses.

Liputan6.com, Jakarta Miliarder sekaligus pendiri Alibaba, Jack Ma dan ketua perushaan Joe Tsai, dilaporkan membeli saham raksasa e-commerce China itu bernilai jutaan dolar pada kuartal keempat 2023.

Dikutip dari Channel News Asia, Rabu (24/1/2024) nilai saham Alibaba, yang juga terdaftar di Amerika Serikat naik sekitar 7 persen menyusul pembelian oleh Jack Ma.

Laporan New York Times menyebut, Jack Ma membeli saham yang diperdagangkan di Hong Kong senilai USD 50 juta atau setara Rp. 787,2 miliar menurut keterangan sumber yang mengetahui kabar pembelian tersebut.

Sementara Joe Tsai membeli saham Alibaba yang diperdagangkan di AS senilai sekitar USD 151 juta atau Rp. 2,3 triliun pada kuartal keempat 2023.

Pembelian itu dilakukan Joe Tsai melalui investasi keluarga Blue Pool Management miliknya.

Jack Ma Foundation, yang menangani pertanyaan media mengenai miliarder asal China tersebut, tidak menanggapi permintaan komentar terkait pembelian baru saham Alibaba.

Sebelumnya, pada November 2023 Alibaba mengatakan bahwa perwalian keluarga Jack Ma, yang mengundurkan diri sebagai ketua eksekutif Alibaba pada tahun 2019, akan menjual 10 juta Saham Penyimpanan Amerika di Alibaba Group Holdings dengan harga sekitar USD 871 juta.

Alibaba sendiri sedang melakukan perombakan. Mereka membatalkan rencana untuk memisahkan bisnis cloud-nya pada bulan November, dengan alasan ketidakpastian yang diciptakan oleh pembatasan ekspor AS terhadap teknologi yang digunakan dalam aplikasi kecerdasan buatan.

Spin-off ini merupakan bagian dari rencana perusahaan untuk membagi bisnisnya menjadi enam unit utama yang mencakup e-commerce, media, dan cloud.

Pemain Utama di Pasar E-Commerce China

Alibaba, yang sudah lama menjadi pemain utama di pasar e-commerce China, telah menghadapi persaingan dengan Pinduoduo milik PDD Holdings.

Pemulihan ritel yang lebih lambat dari perkiraan setelah China mencabut pembatasan pandemi juga memberikan tekanan pada perusahaan.

Alibaba mengatakan pada Desember 2023 bahwa CEO grup Eddie Wu akan mengambil alih sebagai CEO cabang e-commerce domestik Taobao dan Tmall Group, hanya beberapa hari setelah ia menjadi kepala bisnis cloud.


Miliarder Jack Ma Sekarang Jualan Makanan Kemasan

Pendiri Alibaba Group Jack Ma berbicara dalam sebuah seminar di Bali, Indonesia, 12 Oktober 2018. (AP Photo/Firdia Lisnawati, File)

Miliarder sekaligus pendiri raksasa teknologi Alibaba, Jack Ma kini menggeluti bisnis baru, yaitu industri makanan.

Melansir CNN Business, Rabu (29/11/2023) catatan publik China menunjukkan bahwa Jack Ma telah membuka startup bisnis makanan bernama Hangzhou Ma's Kitchen Food.

Perusahaan tersebut didirikan pada 22 November 2023 di Hangzhou, yang dikenal sebagai kota kelahiran sang miliarder di China timur, yang juga merupakan lokasi kantor pusat Alibaba.

Data Sistem Publisitas Informasi Kredit Perusahaan Nasional China menunjukkan, perusahaan baru milik Jack Ma akan berfokus pada penjualan makanan kemasan, impor dan ekspor, serta menjual produk pertanian layak konsumsi.

Startup yang juga disebut sebagai 'Ma's Kitchen' itu bahkan sudah mendaftarkan modal bernilai fantastis yaitu sebesar 10 juta yuan atau sekitar Rp 21,7 miliar.

Menurut perusahaan penyedia data perusahaan di China Qichacha, startup ini sepenuhnya dimiliki oleh entitas bernama Hangzhou Dajingtou No. 22 Arts and Culture.

 


Belum Mengungkap Model Bisnis

Jack Ma (Andrew Burton/Getty Images)

Namun, Ma’s Kitchen belum mengungkapkan secara rinci tentang model bisnisnya atau jenis produk makanan yang akan dijual.

Meskipun demikian, didirikannya Ma’s Kitchen telah mendorong munculkan spekulasi publik bahwa Jack Ma mungkin ingin memanfaatkan tren peningkatan permintaan makanan siap saji di China.

Data Euromonitor International mencatat, pasar makanan siap saji di China bernilai sekitar 71,1 miliar yuan atau setara Rp 153,55 triliun tahun lalu.

Permintaan untuk jenis makanan kemasan lainnya juga meningkat, dengan pasar untuk peralatan makan hampir naik tiga kali lipat dari 10,6 miliar yuan pada 2018 menjadi 29,1 miliar yuan pada 2022.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya