Liputan6.com, Lumajang - Gunung Semeru di kawasan Lumajang dan Malang, mengalami dua kali erupsi. Erupsi pertama terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 128 detik, untuk tinggi kolom tidak teramati.
Petugas Pos Pengamatan Gunung Api Semeru Ghufron Alwi menyebut, erupsi kedua tinggi kolom letuasan teramati sekitar 800 meter di atas puncak gunung.
Advertisement
“Kalau letuasan yang kedua teramati tinggi kolom teramati sekitar 800 meter dari atas puncak gunung,” ujarnya, Rabu (24/1/2024).
Kata dia, kolom abu teramati berwarna kelabu dengan intensitas tebal ke arah timur laut dan timur. Erupsi terekam di seismograf dengan amplitude maksimum 22 mm dan durasi 123 detik.
Berdasarkan data dari Pusat Vulkanologi dan Mitigasi Bencana Geologi (PVMBG) sepanjang tahun 2024 gunung yang memiliki ketinggian 3.676 meter di atas permukaan laut (mdpl) tersebut tercatat mengalami erupsi sebanyak Sembilan kali.
Sementara itu, untuk status Gunung Semeru masih pada level III atau Siaga, sehingga warga diimbau agar tidak melakukan aktivitas apapun di sektor Tenggara di sepanjang Besuk Kobokan, sejauh 13 km dari puncak erupsi.
Sedangkan di luar jarak itu, masyarakat tidak boleh melakukan aktivitas pada jarak 500 meter dari tepi sungai di sepanjang Besuk Kobokan karena berpotensi dilanda perluasan awan panas dan aliran lahar hingga jarak 17 kilometer dari puncak.
“Kemudian warga juga tidak boleh beraktivitas dalam radius 5 KM dari kawah/ gunung karena rawan terhadap bahaya lontaran batu pijar,” papar Ghufron.
Masyarakat juga diminta untuk mewaspadai potensi awan panas, guguran lava dan lahar di sepanjang aliran sungai atau lembah yang berhulu di puncak Gunung Api Semeru. Terutama di sepanjang Besuk Kobokan, Besuk Bang, Besuk Kembar dan Besuk sat.
Selain itu potensi lahar pada sungai-sungai kecil yang merupakan anak Sungai dari besuk kobokan.
.