Jarak Rumah dari Kantor Jauh, Lalu Kapan Waktu untuk Berolahraga?

Menurut dokter spesialis kedokteran olahraga Elsye untuk mensiasati kondisi tersebut pekerja kantoran bisa berolahraga sesudah pulang kantor atau sebelum pulang ke rumah.

oleh Benedikta Desideria diperbarui 25 Jan 2024, 10:43 WIB
Seorang pria tengah berolahraga lari di seputaran Taman Suropati Menteng. (Liputan6.com/Immanuel Antonius)

Liputan6.com, Jakarta Bagi pekerja kantoran yang jarak antara rumah ke kantor jauh atau waktu yang dihabiskan di jalan terlalu lama kadang bingung menentukan waktu berolahraga. Menurut dokter spesialis kedokteran olahraga Elsye untuk mensiasati kondisi tersebut bisa dengan melakukan olahraga sebelum pulang ke rumah.

"Bisa dilakukan di seputaran kantor. Kalau nanti sudah di rumah biasanya sudah lelah hadapi macet, udah enggak ada semangat lagi. Jadi, olahraga bisa dilakukan sebelum pulang, sehingga saat di rumah tinggal mandi dan beristirahat," kata Elsye.

Menurut Elsye, cara tersebut juga bisa jadi salah satu cara menghindari kemacetan bagi pekerja yang pulang di jam sibuk.

"Sembari menunggu kemacetan, bisa jalan kaki 30 menit. Atau berolahraga lainnya di seputaran kantor," kata Elsye dalam program Kemencast ditulis Rabu (24/1/2024).

3 Jam Sebelum Tidur Tak Disarankan Olahraga Berat

Elsye menyarankan hal tersebut agar jarak antara waktu berolahraga dengan tidur tidak terlalu mepet. Bila nanti sudah sampai rumah baru berolahraga, misal jam 19.30 baru mulai berolahraga sementara harus tidur pukul 22.00 maka jaraknya terlalu pendek.

Idealnya, jarak antara berolahraga berat dengan tidur adalah tiga jam.

"Usahakan tiga jam sebelum tidur sudah melakukan aktivitas yagn ringan saja supaya tidak mengganggu jam tidur. Jika olahraga terlalu berat bsia mengganggu tidur, yang nantinya malah berimbas ke aktivitas keesokan hari," saran Elsye.

Jika memang waktu berolahraga mepet dengan jam tidur, Elsye menyarankan aktivitas fisik dengan intensitas ringan. Seperti yoga maupun pilates.

 

Gerakannya yang lamban serta memfokuskan pada otot perut dan pernapasan, membuat olahraga pilates sebagai 'yoga modern'. Segudang manfaat ternyata tercipta dari gerakan ini, mulai dari bisa memperbaiki postur tubuh hingga membakar kalori.

Mencicil Berolahraga

Bila saran di atas tak sesuai dengan aktivitas, Elsye pun mengatakan bahwa bisa dengan mencicil berolahraga.

"Bila tidak bisa berolahraga dengan durasi 30 menit, ya bisa dicicil," kata Elsye.

Misalnya membagi durasi 30 menit dalam dua atau tiga sesi. Misalnya saat waktu istirahat bisa 15 menit berjalan kaki di dua sesi. Bisa juga melakukan skipping atau jalan cepat dengan durasi 10 menit selama tiga sesi.

"Itu sudah termasuk latihan fisik," kata Elsye.

 


Manfaat Rutin Berolahraga Bagi Fisik

Aktris Tya Ariestya bermain lompat tali saat Car Free Day di kawasan bundaran Hotel Indonesia, Jakarta, Minggu (12/6/2022). Tya Ariestya menjaga tubuh tetap bugar dengan berolahraga salah satunya lompat tali. (Liputan6.com/Herman Zakharia)

World Health Organization (WHO) atau Badan Kesehatan Dunia menyarankan agar berolahraga sebanyak 150 menit dalam seminggu. Waktu tersebut bisa dibagi dalam beberapa kali dalam seminggu.

Bila rutin berolahraga, ada banyak keuntungan yang bisa didapat. Berikut diantaranya:

1. Berat Badan Turun

Dalam jangka pendek, seseorang yang rutin berolahraga bisa menurunkan berat badan bila berat badannya berlebih.

"Jalan kaki rutin 30 menit setiap hari selama tiga bulan itu bisa menurunkan berat badan hingga 2-3 kg. Lalu, lingkar perut berkurang 3 cm," kata Elsye beberkan bukti.

2. Membentuk Tubuh

Sementara itu, bagi yang sudah memiliki berat badan sudah ideal maka berolahraga membuat bentuk tubuh jadi lebih bagus.

 


Manfaat Jangka Panjang Rutin Berolahraga

3. Melatih Otot

Untuk jangka panjang, berolahraga secara rutin membuat otot jadi kuat. Hal ini amat membantu kekuatan otot.

4. Tulang Tidak Mudah Patah di Masa Tua

"Untuk jangka panjang, berolahraga membuat tulang enggak gampang keropos," kata Elsye.

"Bila sudah aktif umur 30-an, nanti misalnya jatuh atau kepleset pas umur 50 enggak gampang patah tulang. Itu yang paling sering ya, paling terlihat," kata Elsye.

Selain itu, berolahraga rutin juga membuat tidak mudah cedera. "Orang yang aktif berolahraga, misal mau ambil barang di belakang saat naik mobil enggak masalah. Kalau punya otot lentur, enggak gampang cedera," kata wanita lulusan Fakultas Kedokteran Universitas Indonesia ini.

5. Melenturkan Sendi-Sendi

Berolahraga juga membuat sendi-sendi jadi lentur. Hal ini juga modal penting saat beraktivitas."Sendi-sendi yang lentur itu dijaga dari sekarang (muda)," kata Elsye

Infografis jenis-jenis olahraga kekinian. (Dok: Tim Grafis Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya