Melihat Prospek Industri Fintech dan Perbankan di Tengah Pemilu 2024

VP of Transaction Banking BRI Rudy Automo menuturkan, tahun pemilu ini diperkirakan memberikan keuntungan bagi ekonomi.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 24 Jan 2024, 18:47 WIB
Media gathering asosiasi fintech Indonesia (AFTECH), Rabu (24/1/2024). (Foto: Liputan6.com/Elga N)

Liputan6.com, Jakarta - Industri financial technology (fintech) dan perbankan diyakini masih mampu bertahan di tengah kondisi tahun pemilihan umum (pemilu) 2024. Lantas, bagaimana prospek kedua industri tersebut? 

Asosiasi Fintech Indonesia (AFTECH) optimistis prospek kedua industri tersebut masih cerah dalam beberapa waktu mendatang. Ini mengingat, kondisi ekonomi pada tahun pemilu cenderung meningkat.

Executive Director AFTECH Aries Setiadi menuturkan, jika dilihat dari ekonomi secara umum pada tahun pemilu transaksi di masyarakat terbilang tinggi. Hal tersebut tercermin dari kegiatan masyarakat yang sudah lebih bebas melakukan apapun dibandingkan saat pandemi Covid-19.

"Terus kemudian di masyarakat juga kalau sekarang kayak debat capres-cawapres juga ada nobarnya. Jadi kita melihat justru ini menggerakkan ekonomi. Sekarang dengan Covid sudah resmi dicabut jadi masyarakat juga lebih bebas, travelling juga semakin tinggi,” ujar dia dalam acara Media Gathering AFTECH, Rabu (24/1/2024). 

Alhasil, AFTECH pun melihat hal tersebut akan berkontribusi positif terhadap perkembangan ekonomi secara umum termasuk fintech. Bahkan, masyarakat pun sudah mulai menggandrungi pembayaran melalui sistem fintech saat melakukan transaksi dalam hal apapun. 

Sementara itu, VP of Transaction Banking BRI Rudy Automo menuturkan, tahun pemilu ini diperkirakan memberikan keuntungan bagi ekonomi. Ini seiring, aktivitas di masyarakat juga semakin banyak. Sehingga, tahun ini terlihat memiliki peluang yang cerah untuk dapat terus bertumbuh. 

"Jadi dari ekonomisnya BRI juga memprediksikan tahun ini sebenarnya pemilu itu justru memberikan keuntungan ekonomi sepertinya,” kata dia. 

Dia bilang, transaksi melalui perbankan pun diprediksi terus meningkat. Optimisme tersebut berasal dari jumlah transaksi konsumsi di masyarakat yang mengalami peningkatan pada 2023. 

 


Edukasi Literasi Keuangan Jadi Kunci Sektor Fintech Bisa Tumbuh

Ilustrasi Fintech. Dok: edgeverve.com

Sebelumnya diberitakan, masa depan sektor teknologi finansial atau fintech Indonesia punya prospek positif. Edukasi literasi keuangan jadi kunci penting untuk menggapai potensi tersebut.

Menurut laporan East Ventures-Digital Competitiveness Index (EV-DCI) 2023, ada peningkatan luar biasa dalam transaksi digital sebesar 32 persen dibandingkan 2019. Lonjakan ini diikuti dengan peningkatan literasi keuangan sebesar 17 persen dan inklusif keuangan 20 persen.

Kepala Eksekutif Pengawas Inovasi Teknologi Sektor Keuangan, Aset Keuangan Digital, dan Aset Kripto, Hasan Fawzi, mendorong solusi fintech semakin inklusi dan dekat dengan masyarakat. Salah satu caranya dengan terus melaksanakan kampanye meningkatkan kesadaran masyarakat.

"Sepanjang Bulan Fintech Nasional (BFN) 2023, AFTECH telah menyelenggarakan lebih dari 210 program, 120 lowongan pekerjaan, dan 77 kegiatan edukasi dan literasi yang berfokus pada fintech dan ekosistem keuangan digital. Program ini diharapkan mendorong adopsi fintech dan meningkatkan kesadaran terhadap perkembangan, manfaat, serta risiko penggunaan fintech," jelasnya dalam keterangan tertulis, Senin (27/11/2023).

Menimpali pernyataan itu, General Counsel Pintu Malikulkusno Utomo mengungkapkan pentingnya literasi dan inklusi keuangan melalui berbagai rangkaian program yang dihadirkan.

"Berbagai program ini menjadi bukti nyata keseriusannya untuk mendorong peningkatan edukasi serta adopsi fintech, agar manfaatnya bisa dirasakan oleh seluruh masyarakat Indonesia di tengah minat pada penggunaan layanan fintech yang semakin meningkat," ungkapnya.

 

 


Jadi Instrumen

Ilustrasi fintech. Dok: sbs.ox.ac.uk

Kata pria yang akrab disapa Dimas tersebut, aset kripto menjadi salah satu instrumen yang turut membantu meningkatkan kesadaran dan adopsi transaksi keuangan digital di Indonesia.

Pasalnya, ekosistem pada sektor fintech di Indonesia tercipta berkat peran regulator yang sangat adaptif, dan melahirkan regulasi yang dibutuhkan untuk mendorong pertumbuhan pengguna dan transaksi keuangan digital di Indonesia.

"Ekosistem yang kondusif ini menjadi faktor pendorong bagi pelaku industri untuk menciptakan sebuah kreativitas yang dapat memudahkan masyarakat Indonesia mendapatkan akses pada layanan keuangan digital seperti investasi aset kripto," tuturnya.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya