Liputan6.com, Jakarta Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan buka-bukaan awal mula munculnya lithium ferro phosphate (LFP) untuk tenaga mobil listrik. Ini disebut-sebut jadi pengganti baterai berbasis nikel.
Menko Luhut bilang, awalnya LFP hadir sebagai alternatif dari kobalt. Beberapa waktu lalu, kobalt mengalami kenaikan harga yang cukup signifikan, akhirnya, ditemukanlah LFP sebagai gantinya.
Advertisement
Ini dikaitkan Menko Luhut dengan pernyataan Co-Captain Timnas AMIN Tom Lembong terkait harga nikel.
"Tom harus ngerti, kalau harga nikel terlalu tinggi, sangat berbahaya, kira belajar dari kasus kobalt. Tiga tahun lalu harganya begitu tinggi, orang akhirnya mencari bentuk baterai lain. Itu salah satu lahirnya lithium-ferro-phospate (LFP) itu," ungkap Luhut melalui akun Instagram @luhut.pandjaitan, Rabu (24/1/2024).
"Jadi ini kalau kita juga membikin harga itu ketinggian, orang akan cari alternatif lain, teknologi berkembang sangat cepat," imbuhnya.
Menko Luhut menegaskan, berkaca pada kasus itu, penting untuk memberikan keseimbangan suplai. Utamanya pada sektor nikel yang tengah digenjot oleh Indonesia.
"Oleh karena itu kita mencari keseimbangan benar, keseimbangan supaya betul-betul barang kita nih tetap masih dibutuhkan sampai beberapa belas tahun yang akan datang, kita gak tau berapa tahun," ucapnya.
Lithium Bisa Didaur Ulang
Dia turut membandingkan antara LFP dan baterai berbasis lithium. Menurutnya, lithium bisa didaur ulang, sementara LFP tidak. Guna menjawab perkembangan itu, dia mengklaim Indonesia sudah menjalin kerja sama dengan China untuk pengembangan kedua jenis baterai mobil listrik itu.
"Tapi ingat lithium battery itu bisa recycling, sedangkan tadi LFP itu tidak bisa recycling sampai hari ini. Tapi sekali lagi teknologi itu terus berkembang. Nah kita bersyukur LFP juga kita kembangkan dengan Tiongkok, tadi lithium baterai juga kita kembangkan dengan Tiongkok maupun dengan lain-lain," urai Luhut.
Bantah Harga Nikel
Menteri Koordinator Bidang Kemaritiman dan Investasi Luhut Binsar Pandjaitan membantah pernyataan Co-Captain Timnas AMIN Tom Lembong terkair harga nikel anjlok. Bahkan, dia mengungkapkan data tren harga 10 tahun terakhir.
Menko Luhut menegaskan, untuk mengetahui harga nikel, perlu merujuk pada data yang cukup panjang. Misalnya, tren yang terjadi selama 10 tahun terakhir.
"Anda perlu melihat data panjang, 10 tahun, kan anda pebisnis juga. Kan siklus dari komoditi itu kan naik turun, apakah itu batu bara, nikel, timah, atau emas. Apa saja," ujar Menko Luhut melalui akun Instagram @luhut.pandjaitan, Rabu (24/1/2024).
Dia pun membongkar data harga nikel pada kurun waktu tersebut. Dalam catatannya, tidak terjadi perbedaan yang terlalu signifikan dari harga nikel.
"Tapi kalau kita melihat selama 10 tahun terakhir ini harga nikel dunia itu ya di USD 15.000-an, bahkan pada periode 2014-2019, periode hilirissi mulai kita lakukan, harga rata-rata nikel itu hanya USD 12.000," jelasnya.
Advertisement
Harga Nikel Anjlok
Mengacu pada data tersebut, dia mengaku heran Tom Lembong bisa menyimpulkan harga nikel anjlok. Dia pun menuding Mantan Menteri Perdagangan yang bergabung di tim sukses Anies-Muhaimin itu berbohong.
"Jadi saya tidak mengerti bagaimana Tom Lembong memberikan statement seperti ini. Bagaimana anda memberikan advice bohong kepada calon pemimpin yang anda dukung, saya sedih lihat anda disitu," tegasnya.
"Artinya intelektual anda itu menurut saya, saya jadi ragukan. Oke mungkin anda betul seorang intelektual tapi karakter anda itu menurut saya enggak bagus," sambung Menko Luhut.
Dapat Laporan dari Cucu
Pada kesempatan ini, Menko Luhut turut mengatakan cucunya yang tengah menjalani pendidikan di luar negeri pun ikut berkomentar. Dia mengisahkan sang cucu terheran-heran ada yang mengejek pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi).
"Wong cucu saya aja komentar yang di Georgetown University waktu anda bicara di Washington DC, dua minggu lalu. 'Bagaimana opung ada seorang mantan menteri yang bicara menjelek2an pemwrintahnya sendiri, dimana pada waktu yang lalu dia bekerja disitu?'," kata Menko Luhut, meniru pertanyaan cucunya.
"'What kind of personality is this, opung?'," imbuhnya.
Advertisement