Penelitian Colorado State University Sebut Isolasi Sosial Memicu Depresi Orang Dewasa dan Lanjut Usia

Adapun tim peneliti dalam studi ini menggunakan pendekatan analisis data dari kelompok orang dewasa paruh baya dan lanjut usia yang luas dan beragam di Eropa.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 26 Jan 2024, 09:00 WIB
Ilustrasi depresi, stres, social anxiety disorder. (Photo by Liza Summer: https://www.pexels.com/photo/unrecognizable-upset-lady-embracing-knees-sitting-on-chair-6382642/)

Liputan6.com, Yogyakarta - Sebuah penelitian dari Colorado State University membuktikan jika isolasi sosial adalah faktor risiko utama depresi pada orang dewasa yang masuk usia paruh baya dan lanjut usia.

Tentunya pemicu depresi itu juga diikuti oleh masalah kesehatan dan mobilitas yang buruk secara umum.

Dalam penelitian yang diterbitkan dalam jurnal The Lancet Regional Health Europe oleh Stephen Aichele dan rekannya itu menyebut, depresi bukan hanya gangguan mood, penyakit ini merupakan penyebab utama kecacatan di seluruh dunia, dan dampaknya akan sangat terasa di kalangan lansia.

Adapun tim peneliti dalam studi ini menggunakan pendekatan analisis data dari kelompok orang dewasa paruh baya dan lanjut usia yang luas dan beragam di Eropa.

Dari 56 variabel yang mereka periksa, ada satu variabel yang menonjol bagi pria dan wanita, yakni sosial. Namun, penelitiannya tidak berhenti di situ, penelitian ini menggali lebih dalam, mengkaji 30 variabel yang terkait dengan kehidupan sosial partisipan dan dinamika keluarga.

Hal ini mencakup seberapa sering mereka menghubungi teman, jumlah teman yang mereka miliki, dan dukungan fisik dan finansial yang mereka berikan kepada orang lain.

Menariknya, penelitian ini juga mengungkap faktor risiko spesifik gender. Bagi pria, kesulitan dalam mengatur aktivitas sehari-hari, seperti mengatur keuangan, minum obat, dan menggunakan telepon, muncul sebagai faktor risiko yang signifikan timbulnya depresi.

Sedangkan bagi perempuan, faktor risiko utama depresi adalah beban tanggung jawab keluarga, terutama perasaan bahwa tanggung jawab tersebut menghambat keinginan dan aktivitas pribadi mereka. Hidup di tengah lingkungan yang patriarki bagi perempuan yang ingin punya karier akan jadi satu tantangan.

Namun, dalam penelitian ini menegaskan bahwa faktor spesifik gender ini memainkan peran yang relatif kecil terhadap risiko depresi secara keseluruhan.

Para peneliti bertujuan untuk mengeksplorasi beragam potensi risiko dan faktor pelindung depresi. Mereka menekankan pentingnya memeriksa berbagai aspek dukungan sosial dan relasional, mengingat perasaan isolasi sosial yang dilaporkan dapat dihubungkan dengan berbagai faktor dengan cara yang berbeda.

Sangat penting untuk memahami depresi pada orang lanjut usia. Pasalnya penelitian ini menyoroti dampak mendalam dari hubungan sosial dan kesehatan fisik terhadap kesejahteraan mental.

Dalam penelitian lain mengenai kesehatan mental, bahkan ada hubungan antara pola makan vegetarian dan depresi, dan bagaimana Vitamin D dapat membantu meringankan gejala depresi.

Selain itu, ada penelitian yang menunjukkan bahwa makanan ultraproses dapat menyebabkan depresi, sementara antioksidan tertentu dapat mengurangi risiko demensia.

Studi ini memperkuat pentingnya mengatasi isolasi sosial dan meningkatkan kesehatan fisik sebagai strategi utama dalam mencegah dan mengelola depresi, khususnya pada orang dewasa dan lanjut usia. Penelitian ini menyarankan bagi masyarakat untuk mendorong jaringan sosial yang lebih kuat.

 

Penulis: Taufiq Syarifudin

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya