Menparekraf Janji Tambah Penerbangan Domestik Atasi Mahalnya Tarif Pesawat

Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan sudah ada kesepakatan penambahan pesawat untuk mengatasi tingginya tarif penerbangan domestik

oleh Ola Keda diperbarui 26 Jan 2024, 13:00 WIB
Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno saat berkunjung ke Labuan Bajo (Liputan6.com/Ola Keda)

Liputan6.com, Manggarai - Menteri Pariwisata dan Ekonomi Kreatif (Menparekraf) Sandiaga Salahuddin Uno mengatakan sudah ada kesepakatan penambahan pesawat untuk mengatasi tingginya tarif penerbangan domestik.

"Kemarin kita sudah berkoordinasi dengan Menteri Perhubungan dan Menteri BUMN, sudah tercapai kesepakatan akan penambahan jumlah pesawat sehingga akan ada tambahan jumlah penerbangan dan ketersediaan kursi," katanya di Labuan Bajo, Kabupaten Manggarai Barat NTT, Selasa, (23/1/2024).

Sandiaga Uno menambahkan tingginya tarif penerbangan domestik bukan hanya dikeluhkan wisatawan, namun juga masyarakat Indonesia secara luas.

"Karena ini berlangsung sudah cukup lama," katanya.

Sandiaga menjelaskan beberapa langkah yang dilakukan pemerintah terkait mahalnya tarif penerbangan domestik untuk sektor pariwisata yakni mengupayakan penambahan penerbangan untuk kawasan Indonesia timur.

Pada tahun 2024 ini beberapa langkah yang dilakukan secara strategis oleh pemerintah, supaya langsung berdampak terutama untuk jarak-jarak pendek di Indonesia timur dari satu destinasi wisata ke destinasi wisata lainnya.

"Misalnya Bali-Labuan Bajo yang masih dianggap mahal, atau Bali-Sumba maupun juga Bali-Lombok, ini yang kami sedang upayakan dengan penambahan jumlah pesawat yang sedang kita koordinasikan dengan kementerian/lembaga terkait dengan pihak maskapai penerbangan," katanya.

 

Simak Video Pilihan Ini:


Tourism Fund

Sandiaga mengatakan pemerintah lebih mendorong kualitas pariwisata ketimbang kuantitas pariwisata atau jumlah kunjungan yang tinggi.

"1 juta kunjungan merupakan target secara keberlanjutan, karena kita tidak ingin over tourism, jadi yang kita dorong aspek kualitasnya," katanya.

Sandiaga menjelaskan kualitas pariwisata yang juga didorong pemerintah untuk para wisatawan, yakni lama tinggal di Indonesia serta peningkatan aktivitas belanja wisatawan lebih khusus produk usaha mikro, kecil, dan menengah (UMKM) dan ekonomi kreatif (ekraf).

"Lama mereka (wisatawan) tinggal serta jumlah belanja kepada ekonomi lokal, sehingga bisa membuka peluang usaha dan lapangan kerja. Jadi itu yang kita promosikan," ujarnya.

Sandiaga menegaskan paradigma pariwisata bukan hanya menghitung jumlah kunjungan dari segi kuantitas, tapi lebih mengedepankan aspek kualitas pariwisata.

Menanggapi jumlah kunjungan ke Labuan Bajo yang lebih didominasi wisatawan asing, Sandiaga mengatakan Labuan Bajo sebagai destinasi wisata super prioritas secara aktif dipromosikan dan telah menjadi primadona bagi wisatawan asing.

Dalam berbagai forum internasional, Sandiaga mengaku banyak yang bertanya dan ingin mengetahui keindahan pariwisata Labuan Bajo.

"Nah kita sekarang harus menghadirkan penerbangan langsung, kita harapkan nanti akan ada penerbangan langsung dari Singapura, Kuala Lumpur, Bangkok dari ASEAN yang menjadi lokomotif penambahan jumlah wisatawan mancanegara," katanya.

Ia menambahkan Peraturan Presiden (Perpres) tentang Tourism Fund atau dana khusus pariwisata sedang disiapkan pemerintah.

"Tourism fund akan kami finalisasi sesuai arahan Presiden di awal tahun ini, jadi per Januari persiapan perpresnya, sekarang sedang difinalisasi, mudah-mudahan sebentar bisa kita rampungkan dan bisa diumumkan atas persetujuan presiden," tutupnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya