Wall Street Bervariasi, Indeks S&P 500 Kembali Sentuh Rekor Berkat Saham Netflix

Wall street bervariasi pada perdagangan saham Rabu, 24 Januari 2024 waktu setempat. Indeks S&P 500 kembali sentuh rekor tertinggi di tengah pelaku pasar menanti laporan keuangan perusahaan.

oleh Agustina Melani diperbarui 25 Jan 2024, 07:17 WIB
Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan saham, Rabu, 24 Januari 2023.(Richard Drew/AP Photo)

Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan saham, Rabu, 24 Januari 2024. Indeks S&P 500 menguat yang didorong saham Netflix.

Dikutip dari CNBC, Kamis (25/1/2024), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 0,08 persen ke posisi 4.868,55, dan mencatat rekor penutupan baru sepanjang masa.

Indeks Nasdaq bertambah 0,36 persen ke posisi 15.481,92, yang dibantu oleh reli saham teknologi. Indeks yang menguat menandai kemenangan hari kelima berturut-turut.

Indeks Dow Jones tergelincir 99,06 poin atau 0,26 persen ke posisi 37.806,39. Koreksi indeks Dow Jones terjadi seiring saham Verizon dan 3M merosot lebih dari 2 persen. Pergerakan saham itu setelah laporan laba.

Saham Netflix melonjak lebih dari 10 persen setelah layanan streaming itu mengatakan, jumlah total pelanggannya mencapai angka tertinggi sepanjang masa sebesar 260,8 juta. Pendapatan juga melampaui perkiraan analis, begitu pula panduan laba tersebut.

“Laporan laba adalah penarik yang cukup baik,” ujar Senior Strategist Allianz Investment Management, Charlie Ripley.

Ia menuturkan, orang-orang berpikir kalau segala sesuatunya cukup seimbang atau bahkan mungkin menghadapi risiko-risiko negatif yang lebih besar karena pertumbuhan ekonomi dan aktivitas ekonomi yang menurun. “Namun, apa yang kami lihat adalah keadaan menjadi lebih tangguh,” ujar dia.

Di sisi lain, saham Microsoft naik hampir 1 persen membuat valuasi pasarnya lebih tinggi dari USD 3 triliun untuk pertama kalinya. Saham Meta naik 1,4 persen menjadikan kapitalisasi pasar induk Facebook di atas USD 1 triliun.

Dua saham yang menguat tersebut menambah kinerja kuat perusahaan teknologi kapitalisasi besar pada 2024 yang telah mendorong indeks S&P 500 ke rekor tertinggi dan mengonfirmasi pasar bullish baru.

Saham jasa komunikasi dan informasi teknologi masing-masing menguat 1,2 persen dan 0,8 persen sehingga mendorong kenaikan indeks acuan.


Laporan Keuangan Perusahaan Jadi Fokus Pasar

Ilustrasi wall street (Photo by Patrick Weissenberger on Unsplash)

Selain teknologi, saham AT&T turun sekitar 3 persen seiring laba lebih rendah dari perkiraan. Saham DuPont De Nemours anjlok 14 persen setelah mengumumkan hasil laporan keuangan kuartal IV yang lemah dan mengeluarkan panduan kuartal I yang mengecewakan.

Laporan laba perusahaan akan tetap menjadi fokus pelaku pasar. Sejumlah laporan keuangan yang dicermati antara lain Tesla, Las Vegas Sands, dan IBM.

Lebih dari 16 persen perusahaan di indeks S&P 500 melaporkan kinerja keuangan. Lebih dari 71 persen telah melampaui harapan wall street, menurut FactSet.

“Pasar sangat bullish. Hal utama saat ini adalah reaksi terhadap laba,” ujar dia.

Di sisi lain, Barclays menyebutkan aktivitas kesepakatan akan berlanjut pada 2024 seiring pelaku pasar mengantisipasi dimulainya penurunan suku bunga pada 2024.

“Kami melihat pemulihan dalam M&A dan aktivitas pasar modal sebagai tema penting untuk 2024,” ujar Emmanuel Cau dari Barclays.

Dalam laporan berjudul M&A/capital market activity on the way up, Cau menyebutkan, kondisi keuangan mulai membaik dengan suku bunga lebih rendah, pasar kredit yang penuh, fundamental perusahaan solid dan dolar Amerika Serikat yang menguat dapat mendorong lebih banyak transaksi lintas kawasan.

Cau merekomendasikan perusahaan-perusahaan kapitalisasi kecil dan menengah serta bank menjelang pemulihan.


Penutupan Wall Street pada 23 Januari 2024

Spesialis Michael Mara (kiri) dan Stephen Naughton berunding saat bekerja di New York Stock Exchange, AS, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street beragam pada perdagangan Selasa, 23 Januari 2024. Indeks Dow Jones merosot dari rekor tertinggi seiring pelaku pasar mencerna hasil laporan laba perusahaan.

Dikutip dari CNBC, Rabu (24/1/2024), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones tergelincir 96,36 poin atau 0,25 persen ke posisi 37.905,45. Indeks Dow Jones tergelincir ke bawah level 38.000. Koreksi indeks Dow Jones tersebut mengakhiri kinerja positif dalam tiga hari.

Indeks S&P 500 naik 0,29 persen menjadi 4.864,60, penutupan tertinggi baru sepanjang masa. Indeks Nasdaq menguat 0,43 persen ke posisi 15.425,94.

Indeks Dow Jones melemah seiring koreksi saham 3M lantaran rilis panduan yang mengecewakan. Indeks Johnson&Johnson turun 1,6 persen setelah melaporkan laba.

Saham D.R Horton turun lebih dari 9 persen setelah kinerja Perseroan meleset dari perkiraan konsensus wall street untuk laba per saham. Saham Lockheed Martin merosot lebih dari 4 persen menyusul prospek laba per saham yang lemah.

Sementara itu, saham United Airlines naik lebih dari 5 persen setelah melaporkan kinerja kuartal IV yang kuat. Namun, operator maskapai itu prediksi kerugian pada kuartal I akibat larangan terbang terhadap pesawat Boeing 737 Max 9, model yang digunakan di Alaska Airlines mengalami keadaan darurat awal Januari 2024.

Saham maskapai lain ikut naik. Saham Southwest Airlines melonjak lebih dari 3 persen. Saham American Airlines, Delta Air Lines dan Alaska Airlines naik lebih dari 2 persen.

Saham Verizon dan Procter and Gamble turut membantu kurangi koreksi indeks Dow Jones. Saham Verizon dan Procter and Gamble masing-masing naik lebih dari 6 persen dan 4 persen seiring aksi beli saham oleh investor.

 

 


Pelaku Pasar Menanti Data Ekonomi

(Foto: Ilustrasi wall street, Dok Unsplash/Sophie Backes)

Pergerakan wall street terjadi setelah S&P 500 memasuki pasar bullish baru, melampaui penutupan tertinggi sepanjang masa sebelumnya pada Januari 2022.

Namun, investor sedang mempertimbangkan berapa lama kenaikan tersebut dapat bertahan, terutama karena reli tahun ini berpusat pada saham teknologi seperti Nvidia.

Pada Januari 2024 saja, saham Nvidia naik 20 persen. Di sisi lain, indeks Russell 2000 turun lebih dari 2 persen.

"Investor pasti mengambil jeda, melakukan aksi ambil untung setelah mencapai rekor tertinggi dalam dua tahun. Hal ini mengimbangi sikap bullish di pasar,” ujar CEO AXS Investments, Greg Bassuk.

Pelaku pasar juga menanti dua data penting ekonomi yang akan dirilis akhir pekan ini. Data produk domestik bruto kuartal IV akan rilis Kamis pekan ini, diikuti indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi yang diawasi ketat oleh Departemen Perdagangan pada Desember.

Selain itu, investor juga akan memantau kinerja laba Netflix usai rilis laporan keuangan. Sektor teknologi tetap menjadi fokus pekan ini bersama IBM dan Tesla yang dijadwalkan rilis laporan keuangan pada Rabu pekan ini. Sedangkan Intel akan rilis kinerja keuangan pada Kamis pekan ini.

Di luar sektor teknologi, American, Alaska dan Soutwesth Airlines rilis kinerja pada Kamis pekan ini.

“Laba perusahaan mungkin akan menjadi hal terpenting yang kita lihat pada kuartal ini selain PDB dan inflasi. Saya berbicara banyak tahun lalu tentang kesehatan konsumen. Dan menurut saya itulah yang menjadi fokus pada paruh pertama tahun ini,” ujar Chief Investment NorthEnd Private Wealth, Alex McGrath.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya