Tari Zapin Api, Tarian Ekstrem nan Magis dari Riau

Tari zapin api bukan sekadar menampilkan gerakan, tetapi juga kental akan sisi magis dan mistik. Dengan diiringi musik melayu, para penarinya akan bergoyang di tengah bara api.

oleh Switzy Sabandar diperbarui 26 Jan 2024, 02:00 WIB
Tari Zapin

Liputan6.com, Riau - Tari zapin api merupakan tarian khas dari Pulau Rupat Utara, Bengkalis, Riau. Tarian tradisional ini telah ditetapkan sebagai warisan budaya tak benda (WBTB) pada 2017.

Tari zapin api bukan sekadar menampilkan gerakan, tetapi juga kental akan sisi magis dan mistik. Dengan diiringi musik melayu, para penarinya akan bergoyang di tengah bara api.

Menariknya, para penari sama sekali tidak merasa panas. Mereka justru terlihat begitu menikmati tarian tersebut.

Para penari seolah sedang bermain di tengah api yang semakin membara. Bagi masyarakat awam, pemandangan ini tentu sulit dicerna.

Hawa api sudah terasa panas bahkan tanpa mengenai api langsung. Sedangkan para penari bahkan tak merasa panas meski berada di tengah-tengah api.

Kulit mereka bahkan sama sekali tak terluka. Itulah sebabnya tari zapin api dianggap sebagai tarian yang sarat akan nuansa mistik.

Mengutip dari camatrupatutara.bengkaliskab.go.id, sebelum atraksi dimulai, para penari harus melalukan ritual tertentu. Mereka harus bertelanjang dada, kemudian mengitari dupa kemenyan yang dibakar.

Pertunjukan ritual ini dipimpin oleh seorang khalifah yang sekaligus membacakan doa-doa. Semua pengunjung diinstruksikan agar tidak menyalakan api dalam bentuk apapun.

Selanjutnya, iringan musik gambus, gendang, dan marwas seolah menjadi mantra pemanggil arwah. Suasana semakin mencengkam ketika sang khalifah mengeraskan hafalan doa-doa.

Sementara itu para penari tari zapin api yang terdiri dari lima orang telah bersiap di hadapan dupa. Mereka mengitari piring kemenyan dan mengambil posisi bersila.

Kelimanya melakukan gerakan layaknya orang yang sedang membasuh tubuh. Kedua tangan mereka meraih asap kemenyan dan mengusapnya ke seluruh tubuh.

Seolah ingin menelan asap kemenyan, kelima orang ini mendekatkan wajah mereka mendekati piring berisi dupa. Selanjutnya, api dari sabut kelapa kering yang dibakar mulai menyeruak di tengah lapangan.

Tanpa komando, salah satu dari lima orang tersebut pun berdiri dan bergerak perlahan mengikuti alunan gendang. Pada tahap ini mereka sudah terlihat kerasukan. Mereka pun mulai melakukan berbagai atraksi ekstrem.

Dalam pertunjukkannya, ada beberapa aturan yang tak boleh dilanggar. Alunan musik harus terus bersuara untuk mempertahankan penari agar tetap dalam kondisi tidak sadar.

Jika musik berhenti, maka para pemain akan kembali sadar. Selain itu, jika ada penonton atau siapa pun yang menyalakan api saat pertunjukkan berlangsung, maka pertunjukan bisa tidak dilanjutkan lagi.

Saat ini, budaya tari zapin api mulai sulit dijumpai. Selain itu, jumlah khalifah atau pemimpin pertunjukannya pun hanya ada dua orang dan sudah berusia lanjut.

 

Penulis: Resla Aknaita Chak

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya