Bos BCA Optimistis Kredit Tumbuh pada Tahun Pemilu

Presiden Direktur Bank Central Asia Jahja Setiaatmadja menuturkan, sepanjang 2023, BCA membukukan pertumbuhan kredit sebesar 13,9% year on year (YoY).

oleh Elga Nurmutia diperbarui 25 Jan 2024, 20:00 WIB
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA berpendapat perhelatan pemilihan umum (pemilu) 2024 tidak akan berdampak besar terhadap dinamika pertumbuhan kredit BCA. (Dok BCA)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA berpendapat perhelatan pemilihan umum (pemilu) 2024 tidak akan berdampak besar terhadap dinamika pertumbuhan kredit BCA.

Presiden Direktur Bank Central Asia Jahja Setiaatmadja menuturkan, sepanjang 2023, BCA membukukan pertumbuhan kredit sebesar 13,9% year on year (YoY). Sedangkan secara kuartalan, BCA mencatatkan pertumbuhan kredit 5,8% quarter on quarter (QoQ) pada kuartal IV 2024.

Ini menandakan betapa tingginya permintaan kredit dari nasabah BCA yang justru terjadi jelang pemilu yang berlangsung pada kuartal I 2024. 

"Kenaikan kredit pada kuartal IV 2023 lalu hampir separuh dari total kenaikan kredit BCA secara full year 2023,” kata Jahja dalam Paparan Kinerja BCA Akhir Tahun 2023, Kamis (25/1/2024).

Fakta lainnya adalah selama 2023 lalu pertumbuhan kredit investasi di BCA lebih tinggi dibandingkan kredit modal kerja. Artinya, para pelaku usaha lebih berani investasi dengan ekspektasi bisnis mereka terus berkembang secara jangka panjang terlepas dari adanya tahun politik. 

"Kredit investasi dipakai untuk kebutuhan jangka panjang yang tentu terlepas dari pengaruh adanya tahun politik,” imbuhnya.

Ia melanjutkan, rata-rata pertumbuhan kredit di industri perbankan nasional berada di kisaran 7%-8% pada 2023 lalu. Memasuki 2024, kemungkinan angka pertumbuhan kredit perbankan tidak jauh berbeda dengan tahun lalu sekalipun Indonesia memasuki tahun politik.

"Artinya kredit tumbuh tidak terlalu tinggi, tapi tidak negatif atau flat juga,” pungkasnya.

 


Bisnis Paylater

Kantor PT Bank Central Asia Tbk (BCA). saat ini transpormasi digital BCA melalui internet dan mobile banking, dan berbagai aplikasi, fitur, alat pembayaran nontunai.

Sebelumnya diberitakan, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA menilai bisnis paylater memiliki prospek yang positif walaupun bank tersebut baru meluncurkan layanan ini pada Oktober 2023.

Presiden Direktur BCA Jahja Setiaatmadja menuturkan, dahulu seluruh perbankan sudah memperkenalkan sistem pembayaran melalui kartu kredit. Namun, faktanya belum semua masyarakat mampu mengakses kartu kredit karena berbagai keterbatasan. 

Salah satunya adalah persyaratan memiliki kartu kredit cukup ketat kendati plafon pendanaan yang diberikan juga lebih besar dan fleksibel.

“Akhirnya kami coba membuat paylater untuk menolong masyarakat yang belum punya atau kesulitan mengakses kartu kredit,” kata Jahja dalam Paparan Kinerja BCA Akhir Tahun 2023, Kamis (25/1/2024).

Dalam kesempatan yang sama, Direktur Bank Central Asia Santoso menyampaikan, meski baru diluncurkan Oktober lalu, respons nasabah sangat positif. Hingga saat ini, BCA sudah memiliki 52.000-an konsumen yang terdaftar sebagai nasabah paylater.

"Plafon paylater yang telah diberikan BCA adalah sekitar Rp 400 miliar dalam waktu 2,5 bulan. Outstanding paylater kami juga bagus karena masih sekitar 25% sampai 30%. Itu angka yang sehat,” ujar dia.

Santoso mengingatkan, paylater bukanlah alat untuk membayar utang di tempat lain. Paylater ditujukan untuk memudahkan masyarakat yang hendak membeli produk atau kebutuhan yang dapat dicicil atau dibayar nanti. 

Masyarakat yang menggunakan paylater biasanya berada dalam kondisi keterbatasan dari sisi arus kas pribadi maupun kesulitan meraih kredit dari perbankan. “Paylater biasanya dipakai oleh masyarakat yang punya kebutuhan mendesak,” ujar dia. 


BCA Optimistis Kredit Tumbuh Tangguh pada Tahun Pemilu

ATM BCA (Dok: Istimewa)

Sebelumnya diberitakan, PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) atau BCA melihat masih ada peluang pertumbuhan penyaluran kredit hingga akhir tahun ini meskipun akan memasuki tahun politik.

Direktur Keuangan BCA Vera Eve Lim menuturkan, setiap negara ini tentu mengalami perlambatan pertumbuhan kredit menjelang tahun pemilu, khususnya sektor korporasi. Sebab, pengusaha di sektor tersebut masih wait and see terlebih dahulu.

Meski demikian, BCA memprediksi pertumbuhan bisnis bakal terus berlanjut dan kredit pun akan tumbuh tangguh. Selain itu, pertumbuhan nasabah maupun investasi juga akan terus didorong.

"Wait and see sebelum pemilu selalu ada, tapi setelah pemilu biasanya pertumbuhan kredit juga akan meningkat lagi. Kami tetap optimis mengenai pertumbuhan kredit ke depan," kata Vera dalam Public Expose 2023, Rabu (29/11/2023).

Di samping itu, ia berharap belanja pemerintah (government spending) akan lebih cepat pada kuartal IV 2024. Sehingga, hal tersebut bisa mendorong pertumbuhan kredit. Pertumbuhan kredit itu biasanya terefleksi dari pertumbuhan GDP. 

"Mudah-mudahan dengan nominal GDP yang sampai September 4,5 persen, kami harapkan government spending akan lebih cepat di kuartal IV sehingga bisa mendorong pertumbuhan kredit," kata dia. 

Dengan demikian, BCA optimistis kredit bisa bertumbuh di kisaran 10-11 persen hingga akhir 2023. Bahkan, per September 2023, total kredit BCA naik sebesar 12,3 persen YoY menjadi Rp 766,1 triliun. Angka itu terbilang lebih tinggi dibandingkan rata-rata industri yang berada di kisaran 8 persen. 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya