Bursa Saham Asia Beragam, Investor Cermati Data Ekonomi Jepang

Bursa saham Asia Pasifik bervariasi pada perdagangan Jumat, 26 Januari 2024. Hal itu di tengah data pertumbuhan ekonomi Amerika Serikat (AS) yang kuat.

oleh Agustina Melani diperbarui 26 Jan 2024, 09:22 WIB
Bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan saham Jumat (26/1/2024). (AP Photo/Shizuo Kambayashi)

Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik beragam pada perdagangan saham Jumat (26/1/2024) bahkan saat data pertumbuhan ekonomi yang kuat dari Amerika Serikat (AS). Selain itu, indikasi penurunan inflasi mendorong indeks S&P 500 ke level tertinggi sepanjang masa.

Dikutip dari laman CNBC, data produk domestik bruto (PDB) menunjukkan ekonomi AS tumbuh 3,3 persen pada kuartal IV, dibandingkan prediksi ekonom yang disurvei Dow Jones sebesar 2 persen.

Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi AS tidak termasuk makan dan energi, naik 2 persen pada kuartal terakhir 2023. Sedangkan inflasi umum naik 1,7 persen.

Di Australia, indeks ASX 200 menguat 0,48 persen, dan berada pada kecepatan untuk memperpanjang kenaikan beruntun selama enam hari.

Indeks Nikkei 225 di Jepang tergelincir 0,86 persen setelah pembacaan inflasi Januari dari Tokyo lebih lemah dibandingkan Desember. Data Tokyo secara luas dianggap sebagai indikator utama inflasi nasional. Indeks Topix merosot 0,79 persen.

Sementara itu, tingkat inflasi utama dan inti di Tokyo, Jepang pada Januari mencapai 1,6 persen dibandingkan Desember masing-masing 2,4 persen dan 2,1 persen. Indeks Kospi Korea Selatan menguat tipis 0,13 persen, sedangkan indeks Kosdaq naik 0,22 persen.

Indeks Hang Seng berjangka ke posisi 16.079, menunjukkan pembukaan yang lebih lemah dibandingkan penutupan indeks Hang Seng sebelumnya di posisi 16.211,96.

Di wall street, tiga indeks saham acuan pada perdagangan saham Kamis pekan ini. Indeks S&P 500 naik 0,53 persen, dan sentuh rekor tertinggi di posisi 4.894,16.

Indeks Dow Jones bertambah 0,64 persen dan indeks Nasdaq naik tipis 0,18 persen. Indeks acuan itu menguat tipis seiring anjloknya saham Tesla.


Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 25 Januari 2024

Orang-orang berjalan melewati layar monitor yang menunjukkan indeks bursa saham Nikkei 225 Jepang dan lainnya di sebuah perusahaan sekuritas di Tokyo, Senin (10/2/2020). Pasar saham Asia turun pada Senin setelah China melaporkan kenaikan dalam kasus wabah virus corona. (AP Photo/Eugene Hoshiko)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham China mencatat penguatan setelah bank sentral China memangkas persyaratan cadangan bagi pemberi pinjaman.

Sementara itu, saham produsen kendaraan listrik dan pemasok Tesla di Asia Pasifik turun setelah produsen kendaraan listrik Amerika Serikat memperingatkan pertumbuhan volume yang suram.Demikian dikutip dari CNBC, Kamis, 25 Januari 2024.

Bank sentral China mengumumkan akan kurangi jumlah dana yang wajib disimpan oleh banknya sebagai cadangan awal bulan depan sebagai untuk mengatasi ekonomi yang sulit.

Persyaratan rasio cadangan untuk bank akan dipangkas 50 basis poin mulai 5 Februari yang akan sediakan modal jangka panjang 1 triliun yuan atau USD 139,8 miliar. Hal itu disampaikan Gubernur Bank Sentral China Pan Gongsheng.

Indeks Hang Seng naik 1,4 persen. Sedangkan indeks CSI 300 menguat 1,27 persen.

Saham produsen kendaraan listrik dengan saham Nio melemah 7 persen. Saham Li Auto turun 4,7 persen dan saham BYD terpangkas 2,9 persen. Saham LG Display memimpin penurunan. Saham LG Display merosot 4 persen.

Tesla memperingatkan pertumbuhan volume kendaraan pada 2024 mungkin jauh lebih rendah dibandingkan tahun lalu.

Indeks Shenzhen melonjaj 2,06 persen. Di sisi lain, Produk Domestik Bruto (PDB) Korea Selatan tumbuh 2,2 persen YoY pada kuartal IV dan 0,6 persen dibandingkan kuartal sebelumnya, mengalahkan jajak pendapat Reuters masing-masing 2,1 persen dan 0,5 persen. Indeks Kospi melemah terbatas, sedangkan indeks Kosdaq terpangkas 1,08 persen.

Indeks Nikkei 225 di Jepang mendatar. Sedangkan indeks Topix naik tipis. Indeks ASX 200 di Australia bertambah 0,11 persen.

 


Penutupan Wall Street pada 25 Januari 2024

Dalam file foto 11 Mei 2007 ini, tanda Wall Street dipasang di dekat fasad terbungkus bendera dari Bursa Efek New York. (Richard Drew/AP Photo)

Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan Kamis, 25 Januari 2024. Indeks S&P 500 menguat dalam enam hari berturut-turut. Pergerakan indeks saham acuan itu di tengah saham Tesla yang tertekan.

Dikutip dari CNBC, Jumat (26/1/2024), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 menguat 0,53 persen ke posisi 4.894,16, dan meraih rekor penutupan tertinggi sepanjang masa.

Indeks Dow Jones bertambah 242,74 poin atau 0,64 persen ke posisi 38.049,13. Indeks Nasdaq naik tipis 0,18 persen ke posisi 15.510, terbebani anjloknya saham Tesla usai rilis laporan keuangan.

Kenaikan meski tidak terlalu besar pada perdagangan Kamis pekan ini, indeks Nasdaq telah unggul pekan ini. Indeks Nasdaq bertambah 1,3 persen. Indeks S&P 500 menguat 1,1 persen, sedangkan indeks Dow Jones mendaki 0,5 persen.

Baik indeks S&P 500 dan Nasdaq menguat selama enam hari perdagangan terakhir. Indeks S&P 500 ditutup ke rekor tertinggi selama lima sesi berturut-turut, rekor terpanjang sejak November 2021.

Di sisi lain, produk domestik bruto (PDB) menunjukkan ekonomi Amerika Serikat tumbuh 3,3 persen pada kuartal IV. Angka tersebut jauh lebih tinggi dibandingkan prediksi ekonom yang disurvei Dow Jones sebesar 2 persen. Hal ini yang menekankan berlanjutnya ketahanan ekonomi meski ada kenaikan suku bunga dari the Federal Reserve (the Fed).

Pada laporan Kamis pekan ini juga mencakup data yang menggembirakan mengenai inflasi. Indeks harga pengeluaran konsumsi pribadi mencatat kenaikan kuartalan sebesar 2 persen ketika tidak termasuk makanan dan energi yang merupakan ukuran inti yang disukai the Fed ketika menilai inflasi. Inflasi umum hanya naik 1,7 persen.

“Itu adalah gabungan data yang sangat sehat. Ini mendekati target the Fed dalam mencari pertumbunan non-inflasi,” tutur Senior Investment Strategist Charles Schwab, Kevin Gordon.


Aksi Jual Saham Tesla

Ekspresi spesialis Michael Pistillo (kanan) saat bekerja di New York Stock Exchange, Amerika Serikat, Rabu (11/3/2020). Bursa saham Wall Street anjlok pada akhir perdagangan Rabu (11/3/2020) sore waktu setempat setelah WHO menyebut virus corona COVID-19 sebagai pandemi. (AP Photo/Richard Drew)

Namun, aksi jual di saham Tesla yang menjadi favorit investor ritel, membebani pasar. Saham Tesla anjlok lebih dari 12 persen setelah produsen kendaraan listrik itu membukukan hasil kuartal IV yang mengecewakan dan memperingatkan pertumbuhan volume kendaraan lebih rendah pada 2024.

Sementara itu, saham IBM melompat lebih dari 9 persen setelah perusahaan teknologi itu membukukan laba yang disesuaikan dan pendapatan yang mengalahkan prediksi analis.

Di sisi lain, lebih dari seperlima perusahaan di indeks S&P 500 telah melaporkan kinerja keuangan pada musim laporan keuangan ini, menurut FactSet. Hampir 74 persen di antaranya telah melampaui harapan wall street, menurut data perusahaan.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya