Liputan6.com, Jakarta - Menteri Luar Negeri Retno Lestari Piansari Marsudi atau Menlu Retno Marsudi walk out atau meninggalkan Markas Besar PBB di New York AS, saat Duta Besar Israel untuk PBB memberi pernyataan penolakan pendirian negara Palestina.
Video yang memperlihatkan Menlu Retno Marsudi beserta jajarannya walk out tepat saat Dubes Israel untuk PBB Gilad Erdan menyampaikan pernyataan, viral di media sosial. Video yang kebanyakan berasal dari situs pemberitaan itu pun jadi perhatian warganet.
Advertisement
Aksi Menlu Retno Marsudi walk out ketika Dubes Israel menolak pendirian negara Palestina pun mendapat pujian dari warganet. Mereka memuji aksi Retno Marsudi walk out dengan sebutan keren.
"Keren banget bu Retno Marsudi," kata seorang warganet, lengkap dengan tanda hati.
"I love you Madam Retno Marsudi," kata warganet lainnya.
Ada pula yang menyebut dirinya terinspirasi dengan Retno Marsudi yang piawai dalam pekerjaannya sebagai seorang Menteri Luar Negeri.
"Dulu pengen kuliah HI gara-gara Bu Retno Marsudi, sekarang masih pengen gara-gara Bu Retno lagi," kata seorang warganet yang terinspirasi Retno Marsudi.
Warganet yang lainnya memuji tindakan Retno Marsudi yang mencueki pidato Dubes Israel di Markas PBB.
"Saya bangga sebagai orang Indonesia, terima kasih Ibu Menlu, telah menjalankan amanat UUD 45," kata warganet yang lainnya.
"Proud of you Mrs Reno Marsudi," tulis warganet yang lainnya.
"Keren Indonesia, keren ibu Retno Marsudi," kata seorang warganet lainnya.
"Alhamdulillah Ibu Retno Marsudi berkenan bela Palestine dukung Palestina, terima kasih kpd Ibu Menteri Luar Negeri," kata warganet yang lainnya.
Pernyataan Menlu Retno Marsudi di PBB Tentang Palestina
Sebelumnya, Menteri Luar Negeri RI, Retno Marsudi 'walk out' saat Duta Besar Israel untuk PBB memberikan pernyataan dalam debat terbuka Dewan Keamanan PBB yang digelar di Markas Besar PBB, New York, pada Selasa (23/1).
Selain mengajukan tiga tuntutan, Retno juga mempertanyakan keseriusan Dewan Keamanan PBB untuk menjalankan berbagai resolusinya terkait Palestina, yang disebut Retno kerap gagal dilaksanakan.
Sekjen PBB
Dikutip dari laman VOA Indonesia, Rabu (24/1/2024) Senada dengan Indonesia, Sekjen PBB Antonio Guterres juga menyebut penolakan Israel terhadap pendirian negara Palestina pasca-perang sebagai hal yang 'tidak dapat diterima'.
"Pendudukan Israel harus berakhir," ujar Guterres.
"Penolakan ini dan penyangkalan terhadap hak rakyat Palestina untuk mendirikan sebuah negara akan memperpanjang konflik yang telah menjadi ancaman besar bagi perdamaian dan keamanan global," lanjutnya.
Advertisement
Kata Dubes Israel Tentang Pendirian Negara Palestina
Dubes Israel untuk PBB Gilad Erdan mengklaim bahwa sebetulnya ada jalan untuk mengakhiri pertumpahan darah di Gaza, jika DK PBB menyetujuinya.
"Jika Hamas menyerahkan mereka yang bertanggung jawab atas perisitiwa 7 Oktober dan jika Hamas membebaskan seluruh sandera, perang ini akan langsung berakhir," ujarnya.
Menlu Otoritas Palestina, Riyad al Maliki, mengatakan pada VOA bahwa masyarakat internasional harus bisa memutuskan tindakan apa yang akan diambil terhadap orang yang menggagalkan konsensus dunia soal solusi dua negara.
"Dunia juga harus mulai mempertimbangkan sanksi terhadap sosok yang membenci perdamaian," lanjutnya.