Liputan6.com, Jakarta Potensi alam yang dapat dikembangkan menjadi destinasi wisata di Kabupaten Paser begitu banyak. Selain dapat menjadi tujuan healing dan liburan masyarakat, keberadaan wisata alam dapat membantu perekonomian masyarakat sekitar. Salah satu destinasi yang masuk daftar pemkab adalah Pantai Plasma di Desa Senipah, Kecamatan Tanjung Harapan.
Sejatinya Pantai Plasma telah menjadi tempat tujuan wisata masyarakat setempat, khususnya saat akhir pekan untuk melepas penat. Namun, untuk pengambangan wisata saat ini masih terkendala masalah penamaan akan wisata bahari itu.
Advertisement
Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Andi Jalaluddin menyebutkan hingga kini belum memiliki nama yang pasti.
"Orang Desa Senipah menyebutnya Pantai Plasma saja, karena belum ada penamaan khusus," kata Ketua Badan Permusyawaratan Desa (BPD) Andi Jalaluddin.
Dirinya menyebut Pantai Plasma cukup panjang atau hingga batas Desa Tanjung Aru. Jalaluddin membeberkan pengembangan sejatinya telah direncanakan pada 2019 lalu. Hanya saja sementara pembahasan lanjutan terhenti dikarenakan terjadi refocusing anggaran imbas Covid-19.
"Itu kami coba mau kembangkan, namun pada 2020 anggaran terpotong pandemi Covid-19. Sehingga tertunda lagi. Ya kedepannya tetap mau dikembangkan namun Menyesuaikan anggaran," sebutnya.
Ia optimis jika pengembangan dilakukan bakal membantu perekonomian masyarakat, setidaknya pelaku Usaha Kecil, Menengah dan Mikro (UMKM) Desa Senipah. Mengingat sejauh ini yang menikmati Pantai Plasma juga dari desa tetangga.
Pantai Plasma Asri dan Eksotis
Untuk diketahui, pantai plasma ini merupakan laut lepas Selat Makassar. Butir demi butir pasir Pantai Plasma sangat putih dan masih sangat asri. Sehingga sangat memanjakan mata dengan memandang keeksotisan air laut nan biru. Di sisi lain pengunjung tak bakal merasa kepanasan, pasalnya banyak tanaman mangrove di areal pantai.
"Selain tempat rekreasi juga membantu perekonomian warga karena dapat berjualan makanan atau minuman. Saat ini Pantai Plasma belum ada pengelola khusus. Kalau aksesnya atau jalan ke pantai tak terlalu jauh dari pemukiman warga," terang Jalaluddin.
Tak hanya di Desa Senipah, namun di Desa Tanjung Aru juga memiliki destinasi pantai nan indah. Namun kondisinya saat ini belum memiliki nama khusus. Masyarakat kerap mengunjungi kala cuaca sedang panas untuk bersantai di bawah rerimbunan mangrove.
"Kami biasa sebutnya Pantai Tower. Kalau akhir pekan atau sore hari banyak anak muda yang ngumpul-ngumpul di Pantai," sebut salah seorang warga Desa Tanjung Aru, Isma kala berbincang dengan awak media beberapa waktu lalu.
Advertisement
Akses Menuju Desa Senipah
Diinformasikan jarak Desa Tanjung Aru maupun Senipah jika dari Ibu Kota Kabupaten Paser, berdasarkan data Badan Pusat Statistik (BPS) Kabupaten Paser, jika melalui darat berjarak 66 kilometer. Sedangkan jalur laut hanya berjarak 55 kilometer.
Secara geografis wilayah ini berbatasan langsung dengan Selat Makassar. Jaraknya dengan Kepulauan Balabalagan, Kabupaten Mamuju Provinsi Sulawesi Barat diklaim lebih dekat.
Menuju Desa Tanjung Aru maupun Senipah lebih dulu melintasi Desa Lori menghabiskan waktu 1 jam lebih dari Kecamatan Tanah Grogot. Setibanya di Lori masyarakat bisa melanjutkan perjalanan dengan moda transportasi laut.
Yakni taksi laut yang kerap disebut masyarakat sekitar, sejenis kapal motor atau kapal penumpang yang berkapasitas sedang, beroperasi untuk melayani penyeberangan jarak jauh antar pulau. Maupun dengan bala-bala sebuah perahu kecil memiliki mesin dan hanya bisa melayani penumpang maksimal 5 orang untuk sekali jalan.
(*)