Liputan6.com, Jakarta - Laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) lesu pada perdagangan 22-26 Januari 2024. Di tengah koreksi, ada 10 saham yang catat penguatan dan pelemahan terbesar (top gainers dan top losers) selama sepekan.
Berdasarkan data Bursa Efek Indonesia (BEI), IHSG melemah 1,25 persen ke posisi 7.137,08 dari pekan lalu 7.227,40. Koreksi IHSG diikuti kapitalisasi pasar saham yang tertekan. Kapitalisasi pasar merosot 0,65 persen menjadi Rp 11.345,77 triliun dari pekan lalu Rp 11.420,46 triliun.
Advertisement
Selama sepekan, mayoritas sektor saham (IDX-IC) memerah. Sektor saham transportasi dan logistik susut 5,94 persen, dan catat koreksi terbesar. Sektor saham teknologi terpangkas 3,66 persen, sektor saham energi merosot 2,22 persen, sektor saham basic turun 0,51 persen.
Selain itu, sektor saham industri melemah 2,52 persen, sektor saham nonsiklikal tergelincir 0,98 persen, sektor saham siklikal susut 1,49 persen, sektor saham properti terpangkas 0,08 persen.
Sementara itu, sektor saham kesehatan naik 0,42 persen, sektor saham keuangan bertambah 0,73 persen dan sektor saham infrastruktur mendaki 0,16 persen.
Rata-rata frekuensi transaksi harian saham merosot 8,73 persen menjadi 1.127.246 kali transaksi dari 1.235.025 kali transaksi pada pekan lalu. Rata-rata volume transaksi harian saham terpangkas 14,75 persen selama sepekan menjadi 15,56 miliar saham dari 18,25 miliar saham pada pekan lalu.
Sementara itu,BEI mencatat peningkatan tertinggi dalam sepekan terjadi pada rata-rata nilai transaksi harian saham sebesar 6,84 persen menjadi Rp 11,41 triliun dari Rp 10,68 triliun pada pekan lalu.
Investor asing melakukan aksi jual saham selama sepekan mencapai Rp 535,72 miliar. Sepanjang 2024, investor asing membukukan aksi beli saham Rp 5,78 triliun.
Top Gainers
Di tengah koreksi IHSG, 10 saham catat top gainers atau membukukan penguatan terbesar. Berikut 10 saham top gainers pada 22-26 Januari 2024, berdasarkan data BEI:
1.PT Fortune Indonesia Tbk (FORU)
Saham FORU melonjak 117,78 persen menjadi Rp 294 per saham dari pekan lalu Rp 135 per saham.
2.PT Maja Agung Latexindo Tbk (SURI)
Saham SURI melambung 78,57 persen menjadi Rp 400 per saham dari pekan lalu Rp 224 per saham.
3.PT Sinarmas Multiartha Tbk (SMMA)
Saham SMMA melambung 38,61 persen menjadi Rp 21.000 per saham dari pekan lalu Rp 15.150 per saham.
4.PT Chandra Asri Pasific Tbk (TPIA)
Saham TPIA melambung 24,14 persen menjadi Rp 5.400 per saham dari pekan lalu Rp 4.350 per saham.
5.PT Sawit Sumbermas Sarana Tbk (SSMS)
Saham SSMS melambung 23,62 persen menjadi Rp 1.230 per saham dari pekan lalu Rp 995 per saham.
6.PT Mitra Pack Tbk (PTMP)
Saham PTMP meroket 23,48 persen menjadi Rp 284 per saham dari pekan lalu Rp 230 per saham.
7.PT Sona Topas Tourism Industry Tbk (SONA)
Saham SONA melambung 20,71 persen menjadi Rp 845 per saham dari pekan lalu Rp 700 per saham.
8.PT Kedawung Setia Industrial Tbk (KDSI)
Saham KDSI melambung 18,11 persen menjadi Rp 2.120 per saham dari pekan lalu Rp 1.795 per saham.
9.PT Koka Indonesia Tbk (KOKA)
Saham KOKA meroket 16,92 persen menjadi Rp 76 per saham dari pekan lalu Rp 65 per saham.
10.PT Multipolar Technology Tbk (MLPT)
Saham MLPT meroket 15,79 persen menjadi Rp 1.870 per saham dari pekan lalu Rp 1.615 per saham.
Advertisement
Top Losers
Selain itu, ada 10 saham yang alami top losers atau penurunan besar. Bahkan penurunan melebihi koreksi IHSG. Berikut 10 saham yang alami koreksi besar atau top losers:
1.PT Citra Nusantara Gemilang Tbk (CGAS)
Saham CGAS merosot 65,59 persen
2.PT Humpuss Maritim Internasional Tbk (HUMI)
Saham HUMI merosot 50,65 persen menjadi Rp 76 per saham dari pekan lalu Rp 154 per saham.
3.PT Griptha Putra Persada Tbk (GRPH)
Saham GRPH merosot 28,70 persen menjadi Rp 77 per saham dari pekan lalu Rp 108 per saham.
4.PT Samcro Hyosung Adilestari Tbk (ACRO)
Saham ACRO merosot 20 persen menjadi Rp 92 per saham dari pekan lalu Rp 115 per saham.
5.PT Bangun Karya Perkasa Jaya Tbk (KRYA)
Saham KRYA merosot 19,72 persen menjadi Rp 57 per saham dari pekan lalu Rp 71 per saham.
6.PT NFC Indonesia Tbk (NFCX)
Saham NFCX merosot 18,65 persen menjadi Rp 3.620 per saham dari pekan lalu Rp 4.450 per saham.
7.PT Grahaprima Suksesmandiri Tbk (GTRA)
Saham GTRA merosot 17,77 persen menjadi Rp 199 per saham dari pekan lalu Rp 242 per saham.
8.PT Ikapharmindo Putramas Tbk (IKPM)
Saham IKPM merosot 16,67 persen menjadi Rp 220 per saham dari pekan lalu Rp 264 per saham.
9.PT Autopedia Sukses Lestari Tbk (ASLC)
Saham ASLC merosot 16,36 persen menjadi Rp 92 per saham dari pekan lalu Rp 110 per saham.
10. PT Pulau Subur Tbk (PTPS)
Saham PTPS merosot 15,28 persen dari Rp 216 per saham menjadi Rp 183 per saham
Penutupan IHSG pada 26 Januari 2024
Sebelumnya laju Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) betah di zona merah pada perdagangan saham Jumat, (26/1/2024). Koreksi IHSG terjadi di tengah mayoritas sektor saham yang tertekan dan aksi jual saham oleh investor asing.
Dikutip dari data RTI, IHSG merosot 0,57 persen ke posisi 7.137,08. Indeks LQ45 turun 0,87 persen ke posisi 951,49. Sebagian besar indeks saham acuan tertekan.
Jelang akhir pekan ini, IHSG berada di level tertinggi 7.178,12 dan terendah 7.099,08. Sebanyak 346 saham melemah sehingga menekan IHSG. 183 saham menguat. 237 saham diam di tempat. Total frekuensi perdagangan 1.098.774 kali dengan volume perdagangan 17,1 miliar saham. Nilai transaksi harian Rp 10,3 triliun.
Investor asing menjual saham Rp 1,05 triliun pada Jumat pekan ini. Sepanjang 2024, investor asing melakukan aksi beli saham Rp 5,7 triliun. Posisi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.810.
Mayoritas sektor saham (IDX-IC) tertekan kecuali sektor saham keuangan naik 0,20 persen, sektor saham properti bertambah 0,44 persen dan sektor saham infrastruktur naik 0,12 persen.
Sementara itu, sektor saham transportasi tersungkur 2,42 persen, dan catat penurunan terbesar. Sektor saham energi susut 0,97 persen, sektor saham basic melemah 0,32 persen, sektor saham industri terpangkas 0,34 persen dan sektor saham nonsiklikal terpangkas 0,64 persen.
Selain itu, sektor saham siklikal terbenam 0,71 persen, sektor saham kesehatan susut 0,36 persen, dan sektor saham teknologi tergelincir 1,31 persen.
“IHSG berada di zona merah, pasar tampak memonitor faktor eksternal dan internal,” demikian dalam kajian tim riset Pilarmas Investindo Sekuritas, seperti dikutip dari Antara.
Dari faktor global, bursa regional Asia terkoreksi akibat sikap wait and see pelaku pasar untuk masuk ke pasar keuangan menjelang rilis data laba industri di China.
Pada sisi lain, ekonomi di Amerika Serikat pada kuartal IV tumbuh 2,5 persen year on year (YoY) yang memberikan sinyal ekonomi Amerika Serikat masih solid sehingga diperkirakan the Federal Reserve (the Fed) tidak akan terburu-buru dalam memangkas suku bunga acuannya.
Di sisi lain,bank sentral Eropa pertahankan suku bunga kebijakan tetap di level 4,5 persen dan memberikan sinyal pemangkasan mulai pertengahan tahun.
Advertisement