Penderita Diabetes Berpotensi Tumbuh Bisul, Kenali 7 Pemicunya

Bagian tubuh yang paling sering terkena bisul adalah wajah, leher, ketiak, bokong, dan selangkangan.

oleh Arie Nugraha diperbarui 28 Jan 2024, 05:00 WIB
Tak hanya di rahim, jerawat juga memiliki kista. Kista adalah lesi besar berisi nanah yang terlihat seperti dengan bisul. Sama seperti nodul, kista jerawat sering kali menyakitkan dan harus ditangani oleh dokter kulit karena bisa menimbulkan bekas luka yang parah.

Liputan6.com, Bandung - Jika Anda menemukan benjolan berukuran 1,5-5 sentimeter dan terasa hangat saat disentuh, bisa jadi Anda sedang bisulan.

Bisulan sering dikait-kaitkan dengan kondisi kebersihan seseorang yang sedang mengalami bisulan. Bisul atau furunkel adalah benjolan merah pada kulit yang berisi nanah dan terasa nyeri.

Kondisi ini paling sering disebabkan oleh infeksi bakteri yang memicu peradangan pada folikel rambut, yaitu tempat tumbuhnya rambut.

Menurut keterangan dr. Pittara dicuplik dari laman Alo Dokter, bagian tubuh yang paling sering terkena bisul adalah wajah, leher, ketiak, bokong, dan selangkangan.

"Bisul juga terkadang bisa muncul di daerah kemaluan. Hal ini terjadi karena bagian-bagian tersebut sering mengalami gesekan dan berkeringat. Bisul juga bisa tumbuh di kelopak mata, yang dikenal dengan istilah bintitan," jelas Pittara, dikutip Jumat, 26 Januari 2024.

Umumnya, bisul kecil akan sembuh dalam waktu 2 minggu dengan perawatan yang tepat. Namun, jika bisul yang muncul makin memburuk dan menimbulkan keluhan lain yang mengganggu, pengobatan perlu dilakukan untuk mencegah kondisi semakin parah dan timbul komplikasi.

Pittara menuturkan penyebab utama bisul adalah infeksi bakteri Staphylococcus aureus pada folikel rambut. Pada beberapa orang, bakteri tersebut dapat ditemukan di kulit dan dalam lapisan hidung tanpa menimbulkan gangguan.

 

Simak Video Pilihan Ini:


7 Faktor Bisulan

Infeksi baru akan terjadi jika bakteri masuk ke folikel rambut akibat luka gores atau gigitan serangga.

Ada 7 faktor yang diduga dapat meningkatkan risiko seseorang terkena bisul adalah:

- Melakukan kontak langsung dengan penderita bisul, misalnya karena tinggal serumah

- Memiliki daya tahan tubuh yang lemah, misalnya karena menderita HIV, menjalani kemoterapi, atau menderita diabetes

- Mengalami masalah kulit, misalnya kulit berjerawat, eksim, atau scabies

- Tidak menjaga kebersihan, baik kebersihan pribadi maupun lingkungan

- Tidak memenuhi kebutuhan nutrisi tubuh dengan baik atau menderita obesitas

- Terpapar senyawa kimia berbahaya yang dapat menyebabkan iritasi pada kulit

Bisa jadi bisulan ini disebabkan oleh makanan yang mereka konsumsi, tapi bisulan ini bukan gegara mengosumsi telur.

Nah, bisulan bisa terjadi karena bakteri ini masuk ke dalam folikel rambut melalui gigitan serangga atau luka goresan.

"Bisul dapat timbul di bagian tubuh mana saja yang ditumbuhi rambut atau bulu, termasuk di dalam telinga," jelas Pattira.

Namun, bisul umumnya tumbuh di bagian tubuh yang sering mengalami gesekan dan berkeringat, seperti wajah, leher, ketiak, bahu, bokong, selangkangan, dan paha.

Bisul juga terkadang dapat muncul di payudara. Kondisi ini biasanya sering terjadi pada ibu menyusui. Namun, wanita yang tidak menyusui juga bisa mengalami bisul di payudara.

Saat mengalami bisul, akan muncul benjolan berisi nanah di kulit, yang ditandai dengan 4 tanda dan gejala berikut:

- Muncul benjolan merah berisi nanah yang pada awalnya berukuran kecil, tetapi bisa makin membesar

- Kulit di sekitar benjolan akan tampak memerah, bengkak, dan terasa hangat jika disentuh

- Benjolan yang timbul akan terasa nyeri, terutama saat disentuh

- Benjolan memiliki titik putih atau kuning di bagian puncak (pustula) yang kemudian akan pecah dan mengeluarkan nanah

"Perlu diketahui, benjolan yang timbul saat terkena bisul umumnya hanya satu. Jika timbul dalam jumlah banyak dan berkumpul menjadi satu, kondisi ini disebut bisul sabut atau karbunkel," terang Pattira.

Karbunkel menandakan infeksi yang lebih serius. Kondisi ini lebih sering ditemukan pada orang paruh baya yang memiliki daya tahan tubuh lemah.

 


4 Cara Mengobati Bisul

Bisul yang berukuran kecil, berjumlah satu, dan tidak disertai dengan penyakit lain biasanya bisa diatasi sendiri di rumah.

Ada 4 cara sederhana yang bisa dilakukan untuk mengobati bisul adalah:

- Mengompres bisul dengan air hangat selama 10 menit sebanyak 4 kali sehari, guna mengurangi rasa sakit sekaligus mendorong nanah untuk berkumpul di puncak benjolan

- Membersihkan bisul yang pecah dengan kain kasa steril dan sabun anti-bakteri, lalu menutup bisul dengan kain kasa steril

- Mengganti perban sesering mungkin, misalnya 2–3 kali sehari

- Mencuci tangan dengan air dan sabun sebelum dan sesudah mengobati bisul

Penting untuk diingat, jangan memecahkan bisul secara sengaja, karena justru bisa memperparah infeksi sekaligus menyebarkan bakteri, tetapi tunggu hingga bisul tersebut pecah dengan sendirinya.

"Jika nyeri terasa mengganggu, penderita dapat mengonsumsi obat pereda nyeri, seperti paracetamol atau ibuprofen," ungkap Pattira.

Jika bisul tumbuh berkelompok dan membentuk karbunkel, tidak kunjung sembuh setelah penanganan mandiri, atau penderita memiliki sistem imun yang lemah, dianjurkan segera berkonsultasi dengan dokter guna mendapatkan penanganan lebih lanjut.

Untuk mengatasi bisul, salah satu pilihan penanganan yang akan dilakukan adalah dengan operasi. Prosedur operasi dilakukan untuk membuat sayatan pada bisul dan membuat saluran untuk mengeluarkan nanah.

Bisul dapat dicegah dengan menjaga kebersihan diri. Berikut adalah beberapa cara yang bisa diterapkan:

- Mandi dan cuci tangan secara teratur dengan sabun dan air mengalir

- Membersihkan dan merawat luka dengan benar, bila mengalami luka goresan, luka robek, atau luka potong.

- Tidak berbagi penggunaan barang pribadi dengan orang lain, misalnya handuk, alat cukur, atau pakaian

- Berolahraga secara teratur dan mengonsumsi makanan yang sehat untuk meningkatkan daya tahan tubuh

- Menghindari kontak langsung dengan penderita infeksi kulit

Bisulan memang bisa terjadi pada siapapun. Namun, orang-orang dengan penyakit tertentu dan orang-orang yang mempunyai sistem kekebalan tubuh lemah lebih rentan untuk mengidap kondisi ini.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya