Liputan6.com, Jakarta - Harga kripto jajaran teratas cenderung beragam pada perdagangan Minggu (28/1/2024). Harga bitcoin bergerak di zona hijau, sedangkan Ethereum melemah pada akhir pekan ini.
Berdasarkan data Coinmarket, harga kripto kapitalisasi pasar terbesar atau bitcoin (BTC) menguat 0,51 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga bitcoin bertambah 0,85 persen. Saat ini, harga bitcoin berada di posisi USD 41.992 atau sekitar Rp 663,40 juta (asumsi kurs dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.798).
Advertisement
Harga Ethereum (ETH) bergerak di zona merah dalam 24 jam terakhir. Harga Ethereum turun 0,48 persen. Dalam sepekan terakhir, harga Ethereum terpangkas 8,09 persen. Kini, harga Ethereum berada di posisi USD 2.265,03 atau sekitar Rp 35,78 juta.
Sementara itu, harga binance coin (BNB) melonjak 0,74 persen selama 24 jam terakhir. Dalam sepekan terakhir, harga BNB terpangkas 3,65 persen. Saat ini, harga BNB berada di posisi USD 305,03.
Demikian juga harga kripto solana (SOL) bergerak di zona hijau selama 24 jam terakhir. Harga solana naik 1,16 persen. Sementara itu, harga solana bertambah 2,01 persen. Saat ini, harga solana berada di posisi USD 93,82.
Di sisi lain, harga XRP turun 0,31 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga XRP susut 3,83 persen. Kini, harga XRP berada di posisi USD 0,53.
Harga cardano (ADA) naik tipis 0,10 persen dalam 24 jam terakhir. Akan tetapi, harga cardano terpangkas 5,4 persen dalam sepekan terakhir. Kini, harga cardano berada di posisi USD 0,4874.
Harga avalanche (AVAX) bertambah 3,97 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga avalanche melonjak 3,21 persen.Saat ini, harga avalanche berada di posisi USD 33,59.
Harga dogecoin (DOGE) naik tipis 0,24 persen dalam 24 jam terakhir. Akan tetapi, selama sepekan terakhir, harga dogecoin terbenam 10,06 persen. Kini, harga dogecoin berada di posisi USD 0,08005.
Harga kripto hari ini tether USDT (USDT) naik 0,01 persen dalam 24 jam terakhir. Namun, selama sepekan terakhir, harga menguat 0,08 persen. Saat ini, harga USDT berada di posisi USD 1,00.
Harga USDC melemah terbatas 0,01 persen dalam 24 jam terakhir. Selama sepekan terakhir, harga USDC bertambah 0,02 persen. Kini, harga USDC berada di posisi USD 1,00.
Kapitalisasi pasar kripto global melonjak 0,71 persen menjadi USD 1,62 triliun.
Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual Kripto. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.
Deutsche Bank Ungkap Investor Percaya Harga Bitcoin Bakal Anjlok
Sebelumnya diberitakan, laporan terbaru Deutsche Bank Research mengungkapkan banyak investor ritel kripto percaya mata uang kripto terbesar, Bitcoin akan menuju harga lebih rendah pada akhir tahun.
Dilansir dari Yahoo Finance, Jumat (26/1/2024), survei tersebut, yang dilakukan antara 15 Januari hingga 19 Januari, menanyakan 2.000 orang di AS, Inggris, dan Zona Euro tentang pandangan mereka terhadap harga dan volatilitas Bitcoin.
Mata uang kripto terbesar di dunia ini menembus harga di bawah USD 40.000 atau setara Rp 628,6 juta (asumsi kurs Rp 15.827 per dolar AS) sejak Selasa, 23 Januari 2024.
Lebih dari sepertiga orang yang disurvei Deutsche Bank Research berpendapat Bitcoin akan turun di bawah USD 20.000 atau setara Rp 314,3 juta pada akhir Januari, menurut laporan tersebut.
Sekitar 15% orang mengatakan mereka memperkirakan harganya akan berkisar antara USD 40.000 hingga USD 75.000 atau setara Rp 1,1 miliar pada akhir tahun. Kehebohan seputar peluncuran ETF Bitcoin spot yang sangat dinanti-nantikan pada 11 Januari membuat harga Bitcoin menjadi USD 49.000 atau setara Rp 770,2 juta, tertinggi sejak Maret 2022.
Sejak saat itu aksi jual besar-besaran terjadi yang membuat harga aset turun lebih dari 20%, menjadi sekitar USD 39.000 atau setara Rp 613 juta pada Selasa.
ETF Bitcoin spot baru diharapkan memperluas pelembagaan aset digital tertua, menurut analis laporan Marion Laboure dan Cassidy Ainsworth-Grace. Namun, mayoritas aliran ETF berasal dari investor ritel, menurut laporan tersebut.
Advertisement
Bos Perusahaan Penambangan Kripto Didakwa Akibat Kasus Penipuan
Sebelumnya diberitakan, pendiri sebuah perusahaan penambangan kripto dan platform perdagangan aset digital USI Tech, Horst Jicha didakwa oleh jaksa federal di New York karena menipu investor sekitar USD 150 juta atau setara Rp 2,3 triliun (asumsi kurs Rp 15.854 per dolar AS) dalam skema pemasaran bertingkat ilegal.
Jicha menghadapi penipuan sekuritas, pencucian uang, penipuan kawat dan tuduhan lainnya. Setelah menjanjikan pengembalian kepada investor sebanyak 140%, dia menutup platform online USI dan mentransfer sebagian besar aset Bitcoin dan Ether ke akun yang dia kendalikan. Dia ditangkap pada 23 Desember ketika mencoba berlibur di Miami.
Jicha, yang tinggal di Brasil dan Spanyol, mengklaim pada 2017 USI adalah platform perdagangan Bitcoin otomatis pertama di dunia dan membuat investasi kripto lebih mudah diakses oleh investor ritel.
Dia mengumpulkan uang dari investor AS melalui promosi pemasaran yang agresif di tempat-tempat seperti New York dan Las Vegas, menurut dakwaan.
“Setelah pihak berwenang mulai menyelidiki, Jicha menutup platform tersebut pada Maret 2018, memblokir penarikan sekitar USD 150 juta aset kripto milik investor yang masih hilang,” kata jaksa, dikutip dari Yahoo Finance, Kamis (25/1/2024).
Kepala kantor FBI di New York, James Smith mengatakan platform itu hanya kedok, dan ketika banyak pertanyaan muncul dari investor, Jicha mencuri jutaan uang investornya dan meninggalkan negara itu.
Tuduhan paling serius yang dihadapi Jicha adalah hukuman hingga 20 tahun penjara. Meskipun terdakwa tidak kembali ke Amerika Serikat selama setengah dekade, kantor FBI bekerja untuk memastikan jika dia kembali, dia akan diadili.
Jumlah Pemilik Kripto Global Tembus 580 Juta pada 2023
Sebelumnya diberitakan, platform perdagangan kripto global, Crypto.com menerbitkan Laporan Ukuran Pasar Crypto tahunan. Perusahaan tersebut menjelaskan jumlah pemilik kripto secara global telah meningkat meskipun ada beberapa hambatan makro.
Pemilik mata uang kripto global meningkat sebesar 34% pada 2023, meningkat dari 432 juta pada Januari 2023 menjadi 580 juta pada Desember 2023. Secara khusus, pemilik Bitcoin (BTC) tumbuh sebesar 33%, dari 222 juta pada Januari menjadi 296 juta pada Desember, mencakup 51% pemilik global.
“Sedangkan pemilik ethereum (ETH) tumbuh sebesar 39%, dari 89 juta pada Januari menjadi 124 juta pada Desember, yang merupakan 21% dari pemilik global,” kata laporan tersebut, dikutip dari Bitcoin.com, Kamis (25/1/2024).
Crypto.com menuturkan, katalis utama di balik pertumbuhan adopsi BTC adalah pengembangan dana yang diperdagangkan di bursa bitcoin (ETF) dan pengenalan protokol Bitcoin Ordinals, yang memungkinkan Non Fungible Token (NFT) dicetak di jaringan Bitcoin.
Minat yang kuat dari investor institusi juga berkontribusi terhadap peningkatan adopsi BTC. Salah satunya adalah Komisi Sekuritas dan Bursa AS (SEC) menyetujui 11 ETF bitcoin spot pada 10 Januari, termasuk satu dari Grayscale, yang mengubah kepercayaan bitcoin (GBTC) menjadi ETF.
Sejak diluncurkan, Grayscale telah mengalami arus keluar yang besar sementara beberapa ETF bitcoin spot lainnya, khususnya Ishares Bitcoin Trust dari Blackrock, telah mengalami arus masuk yang signifikan.
Advertisement