Menengok Prospek Saham BBCA Usai Rilis Laporan Keuangan 2023

Berikut ulasan analis terhadap saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) usai rilis laporan keuangan 2023.

oleh Elga Nurmutia diperbarui 28 Jan 2024, 09:28 WIB
PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) membukukan kinerja keuangan yang positif pada 2023. (Dok: BCA)

Liputan6.com, Jakarta - Saham PT Bank Central Asia Tbk (BBCA) di zona merah usai merilis laporan kinerja keuangan sepanjang 2023. Lantas, bagaimana rekomendasi saham-nya? 

Head of Equity Research Kiwoom Sekuritas Indonesia Sukarno Alatas menuturkan, prospek saham BBCA masih bakal positif ke depan. Ini mengingat, ada peluang untuk saham tersebut menguat dalam beberapa waktu mendatang. 

“Tapi saat ini belum ada sinyal buy dan pergerakannya masih terkoreksi dalam jangka pendek. Kinerja 2023 sangat bagus, BBCA berhasil mencatatkan pertumbuhan kredit sebesar 13.9%, sehingga rasio LDR berhasil meningkat mtd 70% dari 62%,” ujar dia kepada Liputan6.com, Minggu (27/1/2024). 

Ia melanjutkan, prospek kinerja BCA diperkirakan terus membukukan kinerja yang solid pada 2024, jika melihat hasil kinerja 2023. 

Dengan demikian, ia merekomendasikan hold atau beli saham BBCA dalam jangka panjangnya. Sedangkan, jika jangka pendek bisa menggunakan gunakan strategi buy on weakness di area support Rp 9.250 per saham atau Rp 9.075 per saham. 

"Melihat kinerja saat ini yang berhasil menghasilkan earning per share (EPS) 395, kemudian melihat peluang akan membagikan dividen final di akhir kuartal I atau awal kuartal II (melihat history beberapa tahun terakhir) dengan asumsi akan membagikan dividen dengan rasio 49% sampai 62% ada peluang menghasilkan DPS di kisaran 151 sampai 202 per lembar sisa yang belum dibayarkan,” kata dia. 

Artinya, dengan harga saat ini dengan menggunakan harga saham BBCA Rp 9.350 per saham peluang menghasilkan dividen yield di kisaran 1,6% hingga 2,2%.

 

 


Cetak Kinerja Keuangan yang Kuat

Gedung BCA (Dok: BCA)

Pengamat Pasar Modal Lanjar Nafi mengatakan, pertumbuhan pendapatan bunga bersih (net interest income/NII) sebesar 17,5% menjadi Rp 75,4 triliun menunjukkan kinerja yang kuat dalam bisnis inti bank, menandakan kemampuan BBCA dalam mengelola portofolio bunga dengan baik.

Selain pertumbuhan NII, pendapatan selain bunga juga tumbuh 5,5 % menjadi Rp23,9 triliun. Ini menunjukkan upaya bank dalam diversifikasi sumber pendapatan, yang dapat mengurangi ketergantungan pada pendapatan bunga.

Total pendapatan operasional yang mencapai Rp99,3 triliun, dengan pertumbuhan 14,4 %, menandakan bahwa bank berhasil mengoptimalkan seluruh lini bisnisnya.

Kenaikan total DPK sebesar 6 % menjadi Rp1.102 triliun mencerminkan kepercayaan nasabah terhadap BCA, yang juga didorong oleh pertumbuhan dana giro dan tabungan (CASA) sekitar 80 % dari total DPK. Kenaikan total aset sebesar 7,1 % menjadi Rp1.408 triliun menunjukkan pertumbuhan yang sehat dan keberlanjutan bisnis bank.

Pertumbuhan volume transaksi sebesar 25,1% dan jumlah nasabah yang mencapai 31 juta menandakan adopsi teknologi dan ekspansi layanan yang baik. Laba bersih yang tumbuh sebesar 19,4 % menjadi Rp48,6 triliun mencerminkan efisiensi operasional dan manajemen risiko yang baik.

"Berdasarkan kinerja keuangan Bank Central Asia Tbk (BBCA) sepanjang tahun 2023, terdapat sejumlah indikator fundamental yang dapat memberikan gambaran potensial terhadap prospek saham BBCA ke depan. Pertumbuhan laba bersih sebesar 19,4 % menjadi Rp48,6 triliun mencerminkan kesehatan bisnis bank dan dapat menjadi faktor positif bagi investasi. Diversifikasi pendapatan yang mencapai Rp23,9 triliun, selain bunga, menunjukkan upaya BBCA untuk mengurangi ketergantungan pada pendapatan bunga,” kata Lanjar.

 

Disclaimer: Setiap keputusan investasi ada di tangan pembaca. Pelajari dan analisis sebelum membeli dan menjual saham. Liputan6.com tidak bertanggung jawab atas keuntungan dan kerugian yang timbul dari keputusan investasi.

 


Rekomendasi Saham

Pengunjung melintas di papan elektronik yang menampilkan pergerakan Indeks Harga Saham Gabungan (IHSG) di Bursa Efek Jakarta, Rabu (15/4/2020). Pergerakan IHSG berakhir turun tajam 1,71% atau 80,59 poin ke level 4.625,9 pada perdagangan hari ini. (Liputan6.com/Johan Tallo)

Kenaikan total dana pihak ketiga (DPK) sebesar 6% menjadi Rp1.102 triliun dan pertumbuhan total aset sebesar 7,1 % menjadi Rp1.408 triliun mencerminkan kepercayaan nasabah dan pertumbuhan yang berkelanjutan. 

Dia bilang, ekspansi layanan yang terlihat dari pertumbuhan volume transaksi sebesar 25,1% dan peningkatan jumlah nasabah menjadi 31 juta menunjukkan adopsi teknologi yang baik dan kemampuan bank dalam menarik pelanggan.

"Adapun jika dilihat consensus para analis terhadap rekomendasi dan target harga saham BBCA kedepan masih sangat optimis," ujar dia. 

Mayoritas analis yang merilis hasil analisa fundamental per 26 Januari 2023 ini memiliki rekomendasi buy dengan target harga rata-rata di level Rp 11.000 per saham.

Pada penutupan perdagangan saham Jumat, 26 Januari 2023, saham BBCA melemah 1,5 persen ke posisi Rp 9.350 per saham. Saham BBCA dibuka turun 100 poin ke posisi Rp 9.400 per saham. Saham BBCA berada di posisi tertinggi Rp 9.450 dan terendah Rp 9.300 per saham. Total frekuensi perdagangan 19.324 kali dengan volume perdagangan 958.568 saham. Nilai transaksi Rp 896,5 miliar.

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya