Liputan6.com, Jakarta - Perusahaan implan otak milik Elon Musk, Neuralink, dinyatakan melanggar peraturan Departemen Transportasi AS (Department of Transportation/DOT) mengenai pergerakan bahan berbahaya.
Selama inspeksi fasilitas perusahaan di Texas dan California pada Februari 2023, penyelidik DOT menemukan perusahaan tersebut gagal mendaftarkan dirinya sebagai pengangkut bahan berbahaya. Demikian menurut catatan dari badan federal yang ditinjau oleh Reuters, dikutip Senin (29/1/2024).
Advertisement
Mereka juga menemukan pengemasan limbah berbahaya yang tidak tepat, termasuk cairan Xylene yang mudah terbakar.
Menurut Pusat Pengendalian dan Pencegahan Penyakit AS, Xylene dapat menyebabkan sakit kepala, pusing, kebingungan, kehilangan koordinasi otot dan bahkan kematian.
DOT mendenda perusahaan implan otak itu sebesar USD 2.480 atau sekitar Rp 39 juta, jumlah yang lebih rendah dari perkiraan awal karena perusahaan setuju untuk memperbaiki masalah tersebut.
Juru bicara Pipeline and Hazardous Materials Safety Administration, lembaga DOT yang menyelidiki Neuralink, mengonfirmasi pelanggaran dan denda tersebut, juga mengatakan bahwa penyelidikan sudah ditutup.
Terkait hal tersebut, Neuralink hingga saat ini belum memberikan tanggapan.
Nilai Perusahaan Neuralink
Reuters meninjau catatan yang merinci pelanggaran dari Komite Dokter untuk Pengobatan yang Bertanggung Jawab (Physicians Committee of Responsible Medicine/PCRM), sebuah kelompok advokasi yang menentang penggunaan hewan dalam penelitian medis.
PCRM memperoleh dokumen tersebut melalui permintaan catatan terbuka. Catatan tersebut tidak menjelaskan mengapa Neuralink perlu mengangkut bahan berbahaya atau apakah ada kerugian yang diakibatkan oleh pelanggaran tersebut.
Neuralink menerima izin dari Badan Pengawas Obat dan Makanan AS tahun lalu untuk uji coba pertamanya guna menguji implan perusahaan pada manusia, sebuah tonggak penting bagi startup ini.
Reuters melaporkan pada Juni 2023 bahwa nilai perusahaan ini mencapai USD 5 miliar, berdasarkan perdagangan saham swasta.
Neuralink mengumumkan pada September 2023 bahwa uji coba tersebut, membuka tab baru, akan mengevaluasi keamanan implannya karena memungkinkan orang dengan kelumpuhan mengendalikan perangkat eksternal dengan pikiran mereka.
"Selama penelitian, robot yang dikembangkan oleh Neuralink akan melakukan pembedahan untuk memasang benang 'ultra-halus' pada implan yang membantu mengirimkan sinyal ke otak partisipan," kata Neuralink.
Advertisement
Percobaan Pada Hewan
Penyelidikan DOT diluncurkan tahun lalu setelah Reuters melaporkan bahwa karyawan Neuralink mengajukan keluhan internal tentang percobaan pada hewan yang dilakukan secara terburu-buru, sehingga menyebabkan penderitaan dan kematian yang tidak perlu.
“Pelanggaran Neuralink sekali lagi mengungkap praktik perusahaan yang ceroboh dan tidak aman,” kata Ryan Merkley, direktur advokasi penelitian PCRM.
PCRM telah menulis surat kepada DOT tahun lalu untuk mengatakan bahwa Neuralink pada tahun 2019 mungkin telah mengirimkan implan otak yang digunakan dalam eksperimen monyet tanpa tindakan pengendalian yang tepat.
"Implan tersebut mungkin telah terkontaminasi dengan stafilokokus yang kebal antibiotik dan virus herpes B," ungkap PCRM.
DOT tidak menemukan bukti bahwa Neuralink telah mengirimkan apa pun yang mengandung zat menular, menurut catatan baru yang ditinjau oleh Reuters.
Infografis 5 Gejala Sakit Kepala Akibat Covid-19. (Liputan6.com/Abdillah)
Advertisement