Apa Itu Silent Treatment, Kenali Penyebab dan Cara Mengatasinya

Jika seseorang berniat untuk menyakiti, mendapatkan apa yang diinginkannya, atau menghukum pasangannya dengan silent treatment, maka mereka menggunakannya sebagai taktik manipulasi, bukan sebagai strategi komunikasi.

oleh Adelia Septi Viranti diperbarui 30 Jan 2024, 10:06 WIB
Ilustrasi pasangan kekasih, marah, silent treatment. (Photo created by Drazen Zigic on www.freepik.com)

Liputan6.com, Jakarta - Mungkin Anda pernah melihat pasangan yang berdebat tentang sesuatu, dan salah satu dari mereka tidak mau berbicara satu sama lain. Salah satu pasangan memohon ingin menyelesaikan pertengkaran, sementara pasangan lainnya bersikap seolah-olah mereka tidak ada.

Perilaku seperti ini disebut sebagai silent treatment, sebuah taktik manipulasi yang dilakukan seseorang saat menyelesaikan masalah dengan memilih diam sehingga pasangan yang menerima perilaku silent treatment akan merasa bingung, frustrasi, dan merasa tidak dicintai. 

Dilansir dari Well Good, Senin (29/1/2023), silent treatment menjadi salah satu bentuk pelecehan emosional yang menyangkal adanya hubungan dengan orang lain. Jika seseorang berniat untuk menyakiti, mendapatkan apa yang diinginkannya, atau menghukum pasangannya dengan silent treatment, maka mereka menggunakannya sebagai taktik manipulasi, bukan sebagai strategi komunikasi.

Seseorang mungkin melakukan silent treatment karena mereka ingin mendapatkan apa yang mereka mau dalam bentuk meminta orang lain meminta maaf terlebih dahulu. Mereka percaya bahwa silent treatment akan memberikan hasil seperti itu.

Mereka mungkin juga menggunakan silent treatment sebagai cara untuk menghukum seseorang yang berperilaku tidak menyenangkan bagi mereka dan pada akhirnya, mereka ingin merasa "memenangkan" perdebatan tersebut.


Dampak Negatif Silent Treatment

Ilustrasi pasangan kekasih, marah, silent treatment. (Photo Copyright by Freepik)

1. Dampak Pada orang yang Menerima Silent Treatment

Silent treatment dapat menimbulkan dampak negatif seperti melukai harga diri dan ego, membuat Anda merasa malu atau bersalah, dan menyebabkan kesulitan dalam mempraktikkan belas kasihan pada diri sendiri.

Akibatnya, Anda mungkin merasakan kemarahan yang terinternalisasi, yang lama kelamaan dapat menyebabkan gejala depresi dan kecemasan.

Anda mungkin juga merasa kurang nyaman dan aman dalam hubungan tersebut atau seperti sedang berjalan di atas kulit telur saat berada di dekat orang tersebut.

Hal ini pada akhirnya dapat menyebabkan kurangnya rasa percaya diri, berpikir ada sesuatu yang salah dengan dirimu, merasa membutuhkan orang lain, dan bahkan mungkin merasa terjebak dalam hubungan.

Jika seseorang dalam jangka panjang mendapat silent treatment dapat menyebabkan orang yang selalu diabaikan mulai menunjukkan ciri-ciri keterikatan yang cemas atau tidak berorganisir saat mereka mencoba menavigasi dinamika hubungan yang tidak stabil dan perjuangan terus-menerus untuk mendapatkan kembali perhatian positif dari pasangannya.


2. Dampak Pada Hubungan

Ilustrasi marah, silent treatment. (Photo Copyright by Freepik)

Perlakuan silent treatment menyebabkan ketidakmampuan untuk mengatasi konflik. Lagi pula, jika satu orang terus-menerus menolak berkomunikasi dengan orang lain ketika segala sesuatunya tidak berjalan sesuai keinginan, hanya ada sedikit ruang untuk menyelesaikan konflik yang sesungguhnya.

Pada saat yang sama, perlakuan silent treatment dapat menyebabkan dinamika kekuasaan yang tidak seimbang. Satu orang mengancam pasangannya menggunakan silent treatment untuk mengontrol pasangan, sementara yang lain merasa harus tunduk pada keinginan pasangannya agar tidak dikucilkan.

Dinamika ini bisa berubah menjadi pelecehan, karena orang yang menjadi sasaran perlakuan diam tidak bisa lagi percaya atau merasa aman sepenuhnya dengan pasangannya.


Bagaimana Menghadapi Silent Treatment

Ilustrasi pasangan kekasih, marah, silent treatment. (Photo created by yanalya on www.freepik.com)

1. Cobalah untuk tidak menyerah

Meskipun Anda memohon kepada orang yang memberi Anda silent treatment, hal tersebut hanya akan memperburuk situasi. Beri orang tersebut ruang, dan jangan mengambil tanggung jawab atas tindakan orang lain.

Anda juga harus menetapkan batasan serta pertimbangkan alasan di balik orang tersebut melakukan silent treatment. Jika semua hal tersebut tidak berpengaruh, carilah dukungan dari teman atau anggota keluarganya.

2. Berbelas kasihlah pada diri sendiri

Saat memikirkan cara menghadapi silent treatment, penting untuk mengingatkan diri sendiri bahwa Anda bukanlah orang yang "jahat," meskipun pasangan Anda berusaha membuatmu merasa seperti itu.

Kemudian, lakukan beberapa aktivitas seperti berolahraga dan membaca buku, atau menulis jurnal harian yang akan membantu Anda merasa lebih baik.

3. Tetapkan Batasan

Beri tahu pasangan tentang apa yang tidak Anda sukai. Sampaikan bahwa tindakan silent treatment bukanlah cara yang efektif untuk mengatasi masalah.

Penting untuk melakukan diskusi tentang bagaimana cara mengatasi konflik. Menetapkan batasan mungkin akan terlihat seperti cara yang tepat karena Anda juga harus bersikap tegas.

Infografis Rahasia Sukses Memulai Hubungan Baru. (Liputan6.com/Lois Wilhelmina)

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya