Harga Beras Masih Mahal, Menko Airlangga Tetap Andalkan Operasi Pasar dan Bantuan Pangan

Menko Airlangga bilang pihaknya mengandalkan operasi pasar. Menurutnya, ada peningkatan penyaluran beras dalam operasi pasar tahun ini dari 50-80 ribu ton menjadi 100 ribu ton per bulan.

oleh Arief Rahman H diperbarui 29 Jan 2024, 17:30 WIB
Pedagang tengah menata dagangannya di salah satu pasar di Jakarta, Selasa (3/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan harga bahan kebutuhan pokok relatif terkendali seperti beras dan daging ayam. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto mengungkap strategi guna menekan harga beras di pasaran. Salah satunya melalui upaya Stabilisasi Pasokan dan Harga Pangan (SPHP) atau operasi pasar.

Diketahui, mengutip Panel Harga Badan Pangan Nasional (Bapanas), rata-rata harga beras premium tercatat sebesar Rp 15.280 per kilogram (kg). Sementara itu, beras medium berada di Rp 13.430 per kg. Keduanya mengalami peningkatan dalam beberapa waktu terakhir.

Menko Airlangga bilang pihaknya mengandalkan operasi pasar. Menurutnya, ada peningkatan penyaluran beras dalam operasi pasar tahun ini dari 50-80 ribu ton menjadi 100 ribu ton per bulan.

"Tentu ada program SPHP yang sekarang satu bulan 100 ribu ya. 100 ribu itu ditingkatkan dari 50 ribu sampai 80 ribu, sekarang 100 ribu," ungkap Menko Airlangga di Kantor Kemenko Perekonomian, Jakarta, Senin (29/1/2024).

Di samping itu, pemerintah juga mengupayakan dengan adanya penyaluran bantuan pangan beras. Harapannya hal ini bisa menurunkan permintaan atau demand beras dari masyarakat.

"Dan memang secara internasional ada kenaikan," kata dia.

Dari sisi hulu, Menko Airlangga berharap adanya peningkatan produksi panen dalam negeri.dengan begitu, bisa lebih banyak memenuhi kebutuhan konsumsi beras dalam negeri.

"Ya, tentu kita dorong juga nanti musim tanam dan juga jumlah produksi diharapkan meningkat, kalau di bulan kemarin itu kan di Desember sekitar 1,2 juta (ton produksi) dan demand nya bisa sampai 2,5 juta," bebernya.

 


Bantuan Pangan Berlanjut

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam konferensi pers Hasil High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP), di kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Senin (29/1/2024).

Sebelumnya,  Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto menyaksikan langsung penyaluran bantuan 10 kilogram beras untuk masyarakat di Kecamatan Sungai Raya, Kabupaten Kubu Raya, Kalimantan Barat, Kamis (18/1/2024).

Airlangga memastikan bantuan yang diberikan untuk masyarakat ini tepaat sasaran.

"Mekanismenya KTP ada, QR code ada, dan datanya masuk, jadi validasi data dilakukan secara elektronik dan penerima itu difoto. Jadi sudah ada mekanisme face recoqnition, jadi tepat sasaran," tutur Airlangga di Gudang Bulog Kubu Raya, Kalimantan Barat, Kamis (18/1/2024).

Airlangga menambahkan, program bantuan pemerintah ini akan dilanjutkan hingga Juni 2024 mendatang. Ia menegaskan, bantuan beras 10 kg ini menjadi bantuan pangan dari pemerintah atas arahan Presiden Joko Widodo yang diberikan pada 22 juta masyarakat.


Sasar 38 Ribu Orang

Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam konferensi pers Hasil High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP), di kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Senin (29/1/2024).

Khusus di Kabupaten Kubu Raya, bantuan pangan beras disalurkan kepada 38.699 orang. "Kalimantan Barat 354.574 penerima bantuan pangan, di Kubu Raya ada 38.699, dan (Kecamatan) Sungai Raya ini ada 6.486 orang," ujar Airlangga.

Airlangga yang juga Ketua Umum DPP Partai Golkar ini menambahkan, khusus di Kalimantan Barat, sudah disalurkan 24.570 ton. Sementara, program pengendalian harga sebanyak 23.386 ton dari Bulog. Total stok beras di Kabupaten Kubu Raya sebanyak 6.874 ton. "Jadi relatif beras aman di Kalimantan Barat," ujarnya.

"Masih ada tambahan program bantuan langsung tunai cash untuk penerima bantuan selanjutnya dan penerimanya 18 juta," tutur Airlangga menambahkan.


Bantuan El Nino

Pemerintah akan menyalurkan bantuan langsung tunai (BLT) kepada 18,8 juta penduduk miskin senilai Rp 200.00 per bulan, yang akan diberikan selama tiga bulan hingga Maret 2024. Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam konferensi pers Hasil High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP), di kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Senin (29/1/2024).

Airlangga mengatakan, program bantuan tunai akan diberi uang Rp 200 ribu tiap bulan untuk mengatasi dampak badai El Nino. Sebab, dampak El Nino membuat musim panen mundur.

Namun, Airlangga mengatakan, tidak setiap penerima bantuan beras 10 Kg akan menerima bantuan tunai Rp 200 ribu ini. Sebab, data penerima bantuan beras saat ini mencapai 22 juta orang, sementara, untuk bantuan tunai hanya sebanyak 18 juta orang.

INFOGRAFIS JOURNAL Negara dengan Konsumsi dan Produksi Beras Jadi Nasi Terbanyak di Dunia (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya