Top 3 Islami Plus: Golongan Muslimah yang Tak Wajib Pakai Hijab, Karomah Mbah Moen di Makkah, Kata-Kata Bijak Gus Iqdam

Kisah karomah kakek Gus Iqdam KH Abdul Ghofur menjadi salah satu dari tiga artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com. Tak kalah populer adalah golongan muslimah yang tak wajib mengenakan hijab dan karomah Mbah Moen yang jarang diketahui

oleh Muhamad Ridlo diperbarui 30 Jan 2024, 06:30 WIB
Ilustrasi muslimah senyum, Islami. (Photo Copyright by Freepik)

Liputan6.com, Jakarta - Semenjak masa silam, keluarga besar Gus Iqdam dikenal sebagai keluarga ulama. Bahkan, kakek buyutnya, KH Abdul Ghofur dianggap sebagai tonggak perkembangan Islam di Blitar, Jawa Timur.

Beliau mendirikan Pondok Pesantren Mambaul Hikam, Mantenan, Blitar. Mendirikan pesantren pada masa itu bukanlah hal mudah. Hanya orang-orang dengan kemampuan khusus yang diterima masyarakat.

Kiai Abdul Ghofur, kakek Gus Iqdam dikenal memiliki keistimewaan sejak belia. Ada beragam kesaksian mengenai karomah kakek Gus Iqdam ini.

Kisah karomah KH Abdul Ghofur menjadi salah satu dari tiga artikel terpopuler di kanal Islami Liputan6.com.

Artikel kedua yang tak kalah populer adalah golongan muslimah yang tak wajib mengenakan hijab.

Sementara, artikel ketiga yakni tentang upaya Israel menggelontor Danau Thabariyah dengan air laut yang telah di desalinasi agar tak surut. Diketahui, surutnya Danau Thabariyah atau Tiberias menjadi tanda kiamat yang disebutkan dalam hadis.

Artikel keempat yang juga menuai perhatian pembaca adalah karomah Mbah Moen yang jarang diketahui lantaran terjadi di Makkah dan menjelang wafatnya.

Selengkapnya, mari simak Top 3 Islami Plus.

 

Simak Video Pilihan Ini:


1. Golongan Muslimah yang Tak Wajib Pakai Hijab, Siapa Saja?

Ilustrasi Muslimah Credit: freepik.com

Islam sangat menjaga kehormatan kaum wanita, salah satunya dengan perintah Allah SWT untuk mengenakan hijab. Disamping untuk menutup aurat wanita, hijab juga menjadi tata cara berpakaian bagi muslimah yang tidak lagi bisa ditawar yang menutupi rambut hingga kaki.

Disebutkan dalam buku Wanita, Jilbab & Akhlak oleh Halim Setiawan aurat wanita meliputi semua bagian tubuh kecuali muka dan telapak tangannya. Perintah dari Allah SWT agar kaum wanita mengenakan hijab tercantum dalam Al Quran Surat Al Ahzab ayat 59 (33:59). “Wahai Nabi! Katakanlah kepada istri-istrimu, anak-anak perempuanmu dan istri-istri orang mukmin, “Hendaklah mereka menutupkan jilbabnya ke seluruh tubuh mereka. Yang demikian itu agar mereka lebih mudah untuk dikenali sehingga mereka tidak diganggu. Dan Allah Swt. Maha Pengampun, Maha Penyayang.”

Dalam ayat ini, Rasulullah saw. diperintahkan untuk menyampaikan kepada para istrinya dan juga wanita mukminah termasuk anak-anak perempuan beliau untuk memanjangkan jilbab mereka dengan maksud agar dikenali dan membedakan dengan perempuan nonmukminah. Selain itu, penggunaan hijab juga menjadi hikmah agar kaum wanita muslimah tidak diganggu.

Perintah mengenakan jilbab dalam Al-Qur'an juga dijelaskan dalam surat An-Nur ayat 31, sebagaimana firman Allah SWT: "Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak dari padanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya kecuali kepada suami mereka, atau ayah mereka, atau ayah suami mereka, atau putera-putera mereka, atau putra-putra suami mereka, atau saudara-saudara laki-laki mereka, atau putera-putera saudara lelaki mereka, atau putera-putera saudara perempuan mereka, atau wanita-wanita islam, atau budak-budak yang mereka miliki, atau pelayan-pelayan laki-laki yang tidak mempunyai keinginan (terhadap wanita) atau anak-anak yang belum mengerti tentang aurat wanita" (QS An-Nur: 31).

Selengkapnya baca di sini


2. Kisah Karomah Kakek Buyut Gus Iqdam KH Abdul Ghofur Kecil Menang Sayembara yang Digelar Kiai

Kakek buyut Gus Iqdam, KH Abdul Ghofur pendiri Ponpes Mambaul Hikam, Blitar. (Foto: mambaulhikaminduk.blogspot.com)

Nama pendakwah muda, Gus Iqdam semakin moncer saja beberapa waktu terakhir ini. Setelah segenap penjuru tanah air, Gus Iqdam mulai merambah luar negeri.

Di Taiwan, misalnya, Gus Iqdam tak kekurangan penggemar fanatik. Bahkan, tingkah lakunya begitu mirip dengan jemaah Gus Iqdam di tanah air. Padahal, mereka mengikuti pengajian Gus Iqdam hanya melalui jalur online.

Lahir dengan nama Muhammad Iqdam dan ditambah Kholid di KTP dan akta lahirnya, Gus Iqdam ternyata bukan keturunan orang biasa. Ayah, ibu, serta leluhurnya merupakan kalangan pesantren yang sudah lama berada di jalan dakwah dan ilmu.

Gus Iqdam kini merupakan pengasuh Ponpes Mambaul Hikam 2, Srengat, Blitar, sekaligus pendiri dan pengasuh Majelis Ta'lim Sabilu Taubah. Ada pondok 2, tentu ada pondok induk.

Pondok Pesantren Mambaul Hikam Induk berada di Mantenan, Blitar. Ponpes ini didirikan oleh kakek buyut Gus Iqdam, KH Abdul Ghofur, ayah dari KH Zubaidi Abdul Ghofur, kakek dari jalur ibu, yang akrab dengan panggilan.

Kiai Abdul Ghofur bukan sosok ulama biasa. Semenjak kecil, ternyata kakek Gus Iqdam ini sudah menunjukkan keistimewaannya, yang dalam khazanah santri disebut dengan karomah.

Selengkapnya baca di sini


3. Karomah Mbah Moen yang Jarang Diketahui, Menjelang dan Setelah Wafatnya di Makkah

Mbah Moen mengungkap tiga perkara yang bisa membahayakan dunia. (Foto: Istimewa, Grafis: Liputan6.com/MHT)

Ulama kharismatik asal Rembang, Syaikhona KH Maimoen Zubair bukan sosok kiai biasa. Diyakini beliau adalah seorang waliyullah.

Banyak kesaksian mengenai karomah Mbah Moen, panggilan akrabnya. Sesuatu yang terdengar muskil, nyatanya bisa dilakukan atau terjadi pada Mbah Moen.

Bahkan, menjelang, saat hingga setelah wafatnya, karomah Mbah Moen tak surut dan bisa disaksikan. Berikut ini adalah sebagian kecil kisahnya.

Kiai Thoifur Mawardi, Purworejo mengisahkan karomah mbah Moen yang mengungguli keutamaanya sewaktu hidup. Pada malam Jumat menjelang wafatnya di Makkah Kiai Thoifur banyak mengabiskan waktu dengan Syikhona.

"Di antaranya makan bersama satu sufroh (nampan), sholat isya’ berjamaah dan salat ighlaqul a’da’ sejajar dengan Mbah Moen. Beliau juga sempat berbincang lama dengan mbah Moen di tempat Sayyid Muhammad Alawi Al Maliki," demikian tertulis dan dikutip dari laman staialanwar.ac.id, Minggu (28/1/2024).

Beberapa hari kemudian, Kiai Thoifur kaget setelah mendengar wafatnya Mbah Moen. Baru saja malam Jumat memberi wejangan dan naesah, malam Selasa mbah Moen sudah wafat.

Selengkapnya baca di sini


4. Disebut Tanda Kiamat dalam Hadis, Israel Mati-matian Gelontorkan Air Laut ke Danau Thabariyah yang Surut

Tangkapan layar Danau Tiberias di Wikipedia. (Foto: Wikimedia Commons)

Danau Tiberias atau Thabariyah dalam khazanah Islam cukup populer. Sebab, danau Thabariyah ini sejak puluhan tahun silam diperebutkan oleh beberapa negara dan kini secara defacto dikuasai Israel.

Danau yang terletak di Utara Palestina ini semula berada di wilayah Syam yang selanjutnya menjadi beberapa negara, seperti Palestina, Suriah, Yordania. Danau ini juga populer karena disebut dalam hadis sebagai salah satu tanda kiamat, yang artinya:

"Dari An-Nuwas Rasulullah SAW bersabda, “Kemudian Allah SWT mengeluarkan Yajuj dan Majuj, mereka turun dengan cepat dari bukit-bukit yang tinggi. Setelah itu gerombolan atau barisan pertama dari mereka melewati Danau Thabariyah dan meminum habis semua air dalam danau tersebut,". (HR Muslim, At-Tirmidzi, Abu Dawud, Ibnu Majah).

Dalam hadis tersebut dijelaskan bahwa danau ini akan mengering menjelang kiamat. Penyebabnya adalah diminum oleh Ya'juj dan Ma'juj.

Ternyata, mengeringnya Danau Tiberias yang sudah dinubuahkan 1.400 tahun silam kini sudah mulai terjadi. Bahkan, Israel mati-matian mengisi ulang danau ini dengan air laut yang sudah desalinasi.

Selengkapnya baca di sini

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya