Liputan6.com, Jakarta - Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah Badan Pembinaan Ideologi Pancasila (BPIP), Antonius Benny Susetyo mengatakan, pelaksanaan Pemilu yang jujur, adil, dan bermartabat merupakan teladan baik bagi masyarakat dan bukti dari pembumian Pancasila. Hal itu dinyatakan Benny saat Dialog Kebangsaan dan Seruan Pemilu Jurdil yang diselenggarakan Forum NKRI Sehat dalam rangka menyambut Pemilu, 14 Februari 2024 di wilayah Jawa Tengah, Minggu (28/1).
"Pemilu sebagai sarana Demokrasi yang ideal dan benar benar adil adalah suatu hal yang utopis. Di lapangan kita menghadapi kenyataan bahwa ongkos pemilu yang mahal menjadikan hal yang seharusnya menjadi perayaan dan penghormatan terhadap demokrasi ini menjadi hal yang penuh intrik, dinamika dan transaksi," kata Benny seperti dikutip dari siaran pers, Senin (29/1/2024).
Advertisement
Benny melanjutkan, kembali pada pandangan Romo Magnis tentang Minus Mallum atau Lesser Evil yang menyatakan bahwa kita harus memilih mereka yang dosanya paling sedikit dan karenanya sebelum pesta demokrasi yang akan diselenggarakan Pada tahun 2024 tersebut kita sudah harus mulai bisa memperhatikan para calon pemimpin dengan melihat rekam jejaknya.
"Kestabilan psikologis dan kemampuan mereka dalam berdiri bersama rakyat dan pemilih, kita harus bisa melihat pemimpin mana yang memiliki keutamaan yaitu mereka yang memiliki kematangan emosi,kearifan dan kebijaksanaan, menghormati keberagaman, hak asasi manusia dan peduli pada mereka yang terpinggirkan," tutur pria yang merupakan Doktor Ilmu Komunikasi Politik ini.
Benny juga menyatakan, hendaknya para anggota Gerakan NKRI Sehat mampu mengembalikan Pancasila menjadi Roh dan dasar dalam melaksanakan pesta demokrasi di Indonesia hingga rasa Ketuhanan, Kemanusiaan, Persatuan , musyawarah Mufakat dan Keadilan menjadi Dimensi Etis dalam Pelaksanaan Pemilihan Umum.
"Kita harus menyadari dalam era digital ini sifat buruk bangsa Indonesia benar benar tergali, kita tak sadar menjadi pribadi yang melodramatis, mudah terjebak pada romantisme dan masa keemasan masa lalu serta menjadi mereka yang bersumbu pendek," wanti dia.
Agen Perubahan, Demokrasi, dan Edukasi
Benny berharap, setiap peserta dialog kebangsaan yang hadir dapat selalu menjadi agen perubahan, agen demokrasi dan agen pengedukasi dalam upaya penjaga pemilu yang berkualitas. Mereka hendaknya mampu membuat masyarakat sadar bahwa martabat tidak bisa direduksi dengan uang dan identita.
"Menjadi bermartabat berarti mereka benar benar bisa memilih atas dasar pikiran sehat, dan terhormat mereka memilih berdasarkan kenyataan bahwa Demokrasi tidak memberi jaminan kesejahteraan," dia menutup.
Sebagai informasi, acara juga dihadiri oleh Staf Khusus Ketua Dewan Pengarah BPIP Antonius Benny Susetyo sebagai narasumber dan berbagai unsur masyarakat anggota Gerakan NKRI Sehat dari Wilayah Jawa Tengah dengan total 100 orang peserta.
Advertisement