Sambangi Pengungsi Longsor di Sukabumi, Pj Gubernur Jabar Sebut Bantuan Uang Bangunan Saja Tak Cukup

Penjabat Gubernur Jawa Barat Bey Machmudin meninjau kondisi pasca-longsor di Kecamatan Cibadak Kabupaten Sukabumi. Pemprov masih mengkaji, kendati demikian dirinya mengimbau anak-anak tetap bisa bersekolah meski tanpa pakaian seragam.

oleh Fira Syahrin diperbarui 30 Jan 2024, 08:07 WIB
Bencana longsor di Kampung Cibatu Hilir Rt 1 Rw 11 Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi merusak 12 rumah warga (Liputan6.com/Fira Syahrin).

Liputan6.com, Sukabumi - Pemerintah Provinsi Jawa Barat telah melakukan peninjauan untuk mencari solusi usai longsor yang merusak 13 rumah dan mengancam puluhan rumah lainnya di Cibatu Hilir, Desa Sekarwangi, Kecamatan Cibadak, Kabupaten Sukabumi, Rabu (24/1/2024) lalu.

Penjabat (Pj) Gubernur Jabar, Bey Machmudin menyampaikan, bersama Pemerintah Daerah Kabupaten Sukabumi sedang menunggu hasil pengkajian PVMBG Badan Geologi dalam menentukan relokasi bagi warga terdampak.

“Mencari solusi bagaimana rumah tinggal saudara saudara kita ini apakah direlokasi atau menunggu hasil dari geologi ini apakah masih bisa ditinggalkan, intinya kami ingin semuanya aman tidak lagi keulang,” kata Bey Machmudin, Senin (29/1/2024).

Hasil penilaian sementara, kata Pj Gubernur Jabar, area longsor dinilai akan berdampak paralel, hal itu terlihat dari 6 rumah yang masuk zona merah dan sekitar 60 lainnya terancam. Sebab itu, dibutuhkan kajian lebih lanjut untuk area relokasi, agar kejadian serupa tak terulang.

“Ini juga pengalaman untuk kami semua di Jawa Barat bahwa hati-hati dengan pemilihan tanah jangan sampai di kondisi kondisi tertentu didirikan rumah dan sebagainya maka kita berkoordinasi dengan geologi dan juga dengan BMKG untuk proses ini,” jelasnya.

Adapun terkait bantuan yang disesuaikan dengan dampak kerusakan, Bey menilai hal itu perlu kajian lebih lanjut. Sebab, persoalan dampak bencana ini harus melihat kesanggupan warga dalam membangun kembali tempat tinggalnya. 

“Ini karena kondisi tanah, jadi kita tidak bisa memberikan hanya misalkan kalau rusak ringan Rp15 juta rusak sedang Rp30 juta ini kita tidak bisa menggunakan hal itu. Tapi kami akan memberikan cara seperti apa yang terbaik untuk masyarakat karena kalau dikasih uangnya apakah cukup dengan uang segitu untuk bangun rumah gitu kan,” ungkapnya.

Lebih lanjut, dia juga mengapresiasi kesigapan perangkat desa setempat, sehingga saat bencana terjadi tak menimbulkan korban jiwa. Meskipun warga yang terdampak mengalami kerugian material. Selain itu, Bey pun menghimbau kepada anak-anak di pengungsian agar bisa melanjutkan aktivitas belajar, meskipun tanpa seragam. 

“Dan kami melihat penanganan pengungsi sangat baik walaupun ada yang darah tinggi dan sebagainya tetap diperhatikan. Dan saya tadi minta ke Pak Wakil Bupati untuk anak-anak harus sekolah kalaupun tidak ada seragam paksakan tidak pakai seragam tapi insyaallah dinas pendidikan kabupaten Sukabumi akan melengkapi seragam dan sepatu dan sebagainya jadi kita semua sama sama mengatasi hal ini,” tuturnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya