Harga Minyak Dunia Anjlok Dampak Krisis Properti China dan Eskalasi Konflik Timur Tengah

Penurunan harga minyak dunia di awal pekan ini ini terjadi setelah mengalami kenaikan yang cukup tinggi pada pekan lalu.

oleh Maulandy Rizky Bayu Kencana diperbarui 30 Jan 2024, 08:00 WIB
Harga minyak Brent yang menjadi patokan harga minyak dunia turun USD 1,15 atau 1,38% menjadi USD 82,40 per barel. Sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS juga melemah USD 1,23 atau 1,58% menjadi USD 76,78 per barel. Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)

Liputan6.com, Jakarta - Harga minyak turun pada perdagangan hari Senin bahkan ketika Amerika Serikat (AS) bersiap untuk menanggapi serangan mematikan terhadap pasukannya di Timur Tengah. Saat ini, pelaku pasar lebih fokus pada perkembangan ekonomi China dibanding konflik geopolitik.

Mengutip CNBC, Selasa (30/1/2024), harga minyak Brent yang menjadi patokan harga minyak dunia turun USD 1,15 atau 1,38% menjadi USD 82,40 per barel. Sementara harga minyak West Texas Intermediate (WTI) AS juga melemah USD 1,23 atau 1,58% menjadi USD 76,78 per barel.

Penurunan harga minyak dunia di awal pekan ini ini terjadi setelah mengalami kenaikan yang cukup tinggi pada pekan lalu.

Pengadilan Hong Kong pada Senin kemarin memerintahkan likuidasi China Evergrande, pengembang properti yang paling banyak utang di dunia. Sektor real estat China menghadapi krisis utang yang membebani perekonomian negara tersebut, sehingga meningkatkan kekhawatiran di kalangan pelaku pasar bahwa permintaan minyak mentah China akan melemah sebagai dampaknya.

Harga minyak dunia sempat naik lebih dari 1% di awal sesi perdagangan setelah rudal yang diluncurkan oleh militan yang didukung Iran membunuh pasukan AS di Yordania pada akhir pekan. Namun kecemasan di pasar minyak terhadap perekonomian China dan produksi minyak mentah di Amerika Utara telah berulang kali menutupi ketegangan geopolitik.

“Orang-orang mencoba mempertimbangkan berita ekonomi dari China – apa dampak potensial terhadap permintaan,” jelas Helima Croft dari RBC Capital Markets dalam “Worldwide Exchange” CNBC pada hari Senin.

“Ada sejumlah analis yang percaya bahwa konflik ini tidak akan meluas ke Iran,” komentar Croft tentang konflik di Timur Tengah.

“Tetapi sekali lagi, kita semakin dekat dengan perang yang lebih luas,” katanya.

 


AS Bakal Membalas

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)

Gedung Putih mengungkapkan bahwa tiga anggota militer AS tewas dan banyak yang terluka dalam serangan pesawat tak berawak terhadap pasukan yang ditempatkan di pos terdepan timur laut Yordania dekat perbatasan Suriah pada hari Minggu.

Mereka adalah korban tewas pertama warga Amerika akibat serangan musuh sejak perang Israel dengan Hamas dimulai pada 7 Oktober.

“Meskipun kami masih mengumpulkan fakta-fakta serangan ini, kami tahu bahwa serangan itu dilakukan oleh kelompok militan radikal yang didukung Iran yang beroperasi di Suriah dan Irak,” kata Presiden AS Joe Biden dalam sebuah pernyataan.

“Jangan ragu – kami akan meminta pertanggungjawaban semua pihak pada waktu dan cara yang kami pilih,” katanya.

Menteri Pertahanan Lloyd Austin mengatakan pada hari Minggu bahwa pemerintahan Biden akan mengambil semua tindakan yang diperlukan untuk membela Amerika Serikat.

Kementerian luar negeri Iran membantah terlibat dalam serangan itu, dan mengatakan para militan tidak menerima perintah dari Teheran.

 


Pernyataan Iran

Ilustrasi harga minyak dunia hari ini (Foto By AI)

Juru bicara Kementerian Luar Negeri Iran Nasser Kanaani dalam sebuah pernyataan bahwa Republik Islam tidak terlibat dalam keputusan kelompok perlawanan mengenai cara mereka mendukung bangsa Palestina atau membela diri dan rakyat negara mereka dalam menghadapi agresi dan pendudukan apa pun.

Ketika ditanya tentang pernyataan Iran, juru bicara Dewan Keamanan Nasional AS John Kirby tidak menjawab apakah Gedung Putih yakin Republik Islam terlibat atau tidak. Namun Kirby mengatakan Teheran mendukung para militan dan menyediakan sumber daya bagi mereka.

“Kami tidak ingin berperang dengan Iran,” kata Kirby kepada wartawan di Gedung Putih, Senin. “Kami tidak ingin meningkatkan ketegangan lebih dari yang sudah terjadi.”

Infografis Heboh Kabar China Klaim Natuna hingga Tuntut Setop Pengeboran Migas. (Liputan6.com/Trieyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya