Liputan6.com, Jakarta - PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk mencatatkan saham perdana di papan pengembangan Bursa Efek Indonesia (BEI) pada Selasa (30/1/2024).
PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk sebagai perusahaan tercatat ke-9 di BEI pada 2024 dengan memakai kode saham SMGA. Perseroan mencatatkan 8,75 miliar saham dengan nilai nominal Rp 20 per saham.
Advertisement
Jumlah saham yang dicatatkan itu terdiri dari saham pendiri sebesar 7 miliar saham dan penawaran umum kepada masyarakat atau initial public offering (IPO) sebesar 1,75 miliar saham. Perseroan menawarkan harga perdana Rp 105 per saham dan kantongi dana Rp 183,75 miliar dari IPO.
Seluruh dana IPO akan digunakan untuk modal kerja. Di antaranya dalam rangka pengadaan nikel dan batu bara sesuai kegiatan bisnis yang dijalankan perseroan sebagai pembayaran atas pembelian nikel dan batu bara dari supplier perseroan guna memenuhi kontrak pengadaan dengan pihak-pihak.
Sementara itu, sesuai dengan ketentuan peraturan Bursa No. I-A dan Surat Keputusan Direksi PT Bursa Efek Indonesia No. Kep-00014/BEI/03-2022 tanggal 25 Maret 2022, jumlah Saham Free Float Perseroan per tanggal 30 Januari 2024 adalah sebanyak 1.750.000.000 atau 1,75 miliar saham atau 20 % dari seluruh saham tercatat Perseroan.
BEI menyebutkan, Tidak terdapat pihak yang mendapat saham baru 6 bulan sebelum Pernyataan Pendaftaran ke OJK yang dilarang untuk dialihkan sesuai Peraturan OJK No. 25/2017 tentang Pembatasan Atas Saham yang Diterbitkan sebelum penawaran umum.
Selain itu, berdasarkan surat pernyataan dari Welly Thomas sebagai pengendali Perseroan pada 13 Oktober 2023 menyatakan tidak akan melepaskan pengendalian atas Perseroan dalam jangka waktu sekurang-kurangnya 12 bulan setelah pernyataan pendaftaran menjadi efektif.
Bagian Kelompok Usaha SGER
Adapun Perseroan merupakan bagian dari kelompok usaha PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) yang merupakan perusahaan perdagangan batu bara di pasar ekspor dan domestik dengan sistem pemasok batu bara satu atap yang sistematis dari kegiatan perdagangan, pengangkutan, hingga pengiriman.
Perseroan memegang tiga IUP–OPK (Operasi Produksi Khusus) masing-masing atas nama perseroan sendiri untuk pengangkutan dan penjualan komoditas mineral logam, komoditas batu bara, dan komoditas mineral bukan logam. Saat ini perseroan memiliki 7 miliar lembar saham yang tercatat sebagai modal ditempatkan dan disetor penuh.
Mayoritas saham perseroan dimiliki oleh PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) dengan porsi 90 persen atau sebanyak 6,3 miliar lembar. Kemudian sebanyak 500 juta lembar atau setara 10 persen saham perseroan dimiliki Vivi Ramalyati Hutama. Setelah IPO, jumlah saham perseroan akan bertambah menjadi total 8,75 miliar lembar.
Sehingga kepemilikan PT Sumber Global Energy Tbk menjadi setara 72 persen dan Vivi Ramalyati Hutama 8 persen. Sisanya, 20 persen merupakan kepemilikan publik yang ditawarkan lewat IPO.
Advertisement
IPO, Sumber Mineral Global Abadi Incar Dana Rp 183,75 Miliar
Sebelumnya diberitakan, PT Sumber Mineral Global Abadi Tbk berencana mencatatkan sahamnya di Bursa Efek Indonesia (BEI) melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Pada aksi tersebut, perseroan menawarkan sebanyak-banyaknya sebesar 1,75 miliar lembar saham dengan nilai nominal Rp 20 per lembar.
Jumlah saham yang ditawarkan itu setara 20 persen dari modal ditempatkan dan disetor perseroan setelah IPO. Melansir prospektus perseroan dalam laman e-ipo, Senin (8/1/2024), harga pelaksanaan dipatok pada rentang Rp 100- Rp 105 per saham. Dengan demikian, perseroan bakal mengantongi sebanyak-banyaknya Rp 183,75 miliar dari IPO.
Rencananya, seluruh dana IPO digunakan untuk modal kerja. Di antaranya dalam rangka pengadaan nikel dan batu bara sesuai kegiatan bisnis yang dijalankan perseroan sebagai pembayaran atas pembelian nikel dan batu bara dari supplier perseroan guna memenuhi kontrak pengadaan dengan pihak-pihak.
Usai IPO, perseroan berencana untuk membayarkan dividen kas sebanyak-banyaknya 30 persen dari laba bersih perseroan mulai dari tahun buku 2024. Dengan catatan ,dividen akan dibagikan setelah perseroan melakukan pencadangan laba bersih sesuai ketentuan yang berlaku.
Saat ini perseroan memiliki 7 miliar lembar saham yang tercatat sebagai modal ditempatkan dan disetor penuh. Mayoritas saham perseroan dimiliki oleh PT Sumber Global Energy Tbk (SGER) dengan porsi 90 persen atau sebanyak 6,3 miliar lembar.
Kemudian sebanyak 500 juta lembar atau setara 10 persen saham perseroan dimiliki Vivi Ramalyati Hutama. Setelah IPO, jumlah saham perseroan akan bertambah menjadi total 8,75 miliar lembar. Sehingga kepemilikan PT Sumber Global Energy Tbk menjadi setara 72 persen dan Vivi Ramalyati Hutama 8 persen. Sisanya, 20 persen merupakan kepemilikan publik yang ditawarkan lewat IPO.
BEI Incar 62 IPO pada 2024
Sebelumnya diberitakan, Bursa Efek Indonesia (BEI) menargetkan sekitar 62 saham baru tercatat melalui penawaran umum perdana saham (initial public offering/IPO). Angka tersebut lebih rendah dibandingkan raihan IPO 2023 yang mencapai 79 emiten.
"Kalau kita bicara IPO saham tahun depan itu 61 atau 62," ujar Direktur Utama BEI Iman Rachman , dikutip Senin (1/1/2024).
Hingga akhir 2023, Bursa telah mengantongi setidaknya setengah dari target IPO dalam pipeline, yakni 30 perusahaan. Merujuk POJK Nomor 53/POJK.04/2017, terdapat 9 perusahaan dengan aset skala besar di atas Rp 250 miliar. Kemudian 19 perusahaan dengan aset skala menengah antara Rp 50 miliar sampai Rp 250 miliar, sisanya 2 perusahaan dengan aset skala kecil di bawah Rp 50 miliar. Sementara, rincian sektornya adalah sebagai berikut:
• 3 Perusahaan dari sektor basic materials
• 6 Perusahaan dari sektor consumer cyclicals
• 4 Perusahaan dari sektor consumer non-cyclicals
• 2 Perusahaan dari sektor energy
• 0 Perusahaan dari sektor financials
• 0 Perusahaan dari sektor healthcare
• 5 Perusahaan dari sektor industrials
• 3 Perusahaan dari sektor infrastructures
• 1 Perusahaan dari sektor properties & real estate
• 5 Perusahaan dari sektor technology
• 1 Perusahaan dari sektor transportation & logistic
Secara keseluruhan, Bursa menargetkan pencatatan efek baru yang terdiri dari pencatatan saham, efek bersifat utang dan sukuk (EBUS), serta rights issue sebanyak 230 pencatatan pada 2024.
Target tersebut naik dari target revisi tahun ini sebanyak 200 pencatatan, namun turun signifikan dari realisasi akhir tahun lalu yang telah mencapai 385 pencatatan hingga 27 Desember 2023.
Selain itu, BEI menargetkan rata-rata nilai transaksi harian (RNTH) 12,25 triliun dan penambahan 2 juta investor baru. Tahun depan, Bursa juga akan meluncurkan instrumen investasi kontrak berjangka saham atau single stock futures (SSF) pada kuartal I 2024.
Advertisement