Liputan6.com, Bandung - Baru-baru ini media sosial kembali membahas isu konspirasi terkait Rockefeller Foundation yang dituding sebagai pencipta dan penyebar virus COVID-19 pada tahun 2020 lalu. Isu tersebut kembali dibahas sejak Sabtu (27/1/2024).
Diketahui pada Sabtu lalu Drs Dharma Pongrekun seorang Analis Kebijakan Utama Bidang Jianbang Lemdiklat Polri menjadi bintang tamu dalam acara podcast Dr Richard Lee di kanal YouTubenya.
Advertisement
Melalui acara podcast tersebut ia kembali membahas terkait konspirasi COVID-19 dan menyebutkan bahwa kejadian tersebut telah direncanakan sejak 2010 oleh sebuah organisasi bernama Rockefeller Foundation.
“Saya tahu banyak, sudah direncanakan tahun 2010 oleh Rockefeller Foundation. Disimulasikan tahun 2015, dimainkan tahun 2020 untuk Indonesia, tapi kalo di luar disosialisasikan tahun 2019,” ucapnya.
Menurutnya tujuan adanya virus tersebut untuk mempercepat program digitalisasi dan bahkan menyebutkan nama “COVID” pada bagian belakangnya terdapat “ID” yang menurutnya berarti “Identity Digital”.
“Tujuannya adalah percepatan program digitalisasi, itulah kenapa COVID di belakangnya ada ID, Identity Digital,” katanya.
Drs Dharma Pongrekun juga menuturkan bahwa hal tersebut bukan cocokologi dan menyebutkan bahwa waktu yang akan menjawabnya. Sejak podcast tersebut organisasi ini pun kembali jadi sorotan publik terutama masyarakat Indonesia.
Apa Itu Rockefeller Foundation?
Melansir dari beberapa sumber Rockefeller Foundation adalah sebuah organisasi nirlaba yang didirikan di Amerika Serikat pada 1913. Organisasi ini dibentuk dengan tujuan meningkatkan kesejahteraan umat manusia di seluruh dunia.
Selain itu Rockefeller menyebutkan dirinya sebagai filantropi perintis yang mempromosikan kesejahteraan umat manusia dengan menemukan serta meningkatkan solusi untuk memajukan peluang dan membalikan krisis iklim.
Rockefeller Foundation disebut menerapkan data, ilmu pengetahuan, dan inovasi bagi meningkatkan kesehatan wanita serta anak-anak. Kemudian menciptakan sistem pangan yang bergizi dan berkelanjutan.
Yayasan ini juga disebut mengakhiri kemiskinan energi bagi lebih dari satu miliar orang di seluruh dunia dan memungkinkan mobilitas ekonomi. Rockefeller Foundation juga mempunyai fokus bidang yang ditanganinya.
Mulai dari kesehatan, makanan, energi, pemerataan ekonomi, inovasi, serta keuangan inovatif. Organisasi ini tidak hanya beroperasi di Amerika Serikat saja tetapi di belahan dunia lain seperti Afrika, Asia, Italia, dan lain-lain.
Saat ini Rockefeller Foundation dipimpin oleh Rajiv J. Shah sebagai Presiden dan didampingi Ashvin Dayal (Senior Vice President), Deepali Khanna (Vice President), Eileen O’Connor (Senior Vice President, Strategic Communication and Policy), dan Elizabeth Yee (Executive Vice President).
Advertisement
Lantas Benarkah Rockefeller Foundation Penyebab COVID-19?
Mengutip dari situs resmi Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo) pada 2020. Sebelumnya, pernah membahas berita terkait Rockefeller Foundation yang dituding sebagai penyebab COVID-19.
Kemenkominfo menyatakan bahwa berita “Rockefeller Foundation Berada di Balik Kemunculan Virus Corona COVID-19” merupakan berita disinformasi. Diketahui sejumlah berita saat itu memberitakan bahwa pendiri yayasan tersebut David Rockefeller merupakan pencipta virus corona dan menjadi penyebab COVID-19.
Selain itu dalam pemberitaannya menyebutkan bahwa Rockefeller memiliki mesin pencipta uang dan memberikan pengaruh terhadap dunia farmasi, medis, media, hingga lembaga-lembaga seperti PBB, WHO, dan Bank Dunia.
Sehingga Kemenkominfo menyatakan bahwa klaim Rockefeller Foundation adalah organisasi di balik virus Corona dan penyebab COVID-19 merupakan berita yang keliru atau disinformasi.