Liputan6.com, Jakarta - Hidangan khas selalu menjadi bagian tak terpisahkan Dalam setiap perayaan Imlek. Salah satu makanan yang menjadi simbol cita rasa istimewa pada momen ini adalah Lapis Legit.
Makanan ini tidak hanya sekadar sajian lezat, tetapi juga sarat dengan makna dan tradisi yang mendalam. Kue Lapis legit mempunyai makna yang melambangkan kebahagiaan dan kemakmuran yang berlapis-lapis.
Makna tersebut mencerminkan proses produksi Lapis legit yang legal, yang membutuhkan kesabaran lebih untuk menghasilkan kue gula yang cantik, berlapis-lapis, halal dan lezat.
Baca Juga
Advertisement
Makan lapis leka bersama keluarga, sahabat atau kolega saat perayaan Imlek ibarat berdoa dan mendoakan rejeki, kesejahteraan dan rezeki sepanjang tahun. Lapis Legit, yang berasal dari kata "lapis" yang berarti berlapis, kekayaan dan kemakmuran yang diharapkan pada tahun yang baru.
Proses pembuatannya yang memerlukan kesabaran dan keahlian khusus menjadi cerminan perjuangan dan keuletan dalam mencapai tujuan. Rahasia dari kelezatan Lapis Legit terletak pada kombinasi sempurna antara lapisan yang tipis dan kenyal, dipadu dengan keharuman rempah-rempah pilihan.
Setiap gigitan membawa pengalaman rasa yang memanjakan lidah, menciptakan nostalgia akan tradisi yang telah diwariskan dari generasi ke generasi.Lapis Legit bukan hanya sekadar hidangan penutup, melainkan juga lambang keberagaman budaya yang dihormati dalam perayaan Imlek.
Wujud Kebersamaan
Bahan-bahan yang digunakan mencerminkan keberagaman bahan pangan yang tumbuh subur di berbagai daerah, menciptakan paduan cita rasa yang unik. Selain menjadi hidangan istimewa di meja makan ataupun menjadi suguhan cantik untuk tamu.
Lapis Legit juga sering dijadikan hadiah yang melambangkan harapan dan kebaikan untuk orang-orang terdekat. Pemberian Lapis Legit sebagai cinderamata mengandung makna kebersamaan dan keinginan untuk berbagi kebahagiaan di momen bersejarah ini.
Dengan kekayaan rasa dan makna yang terkandung, Lapis Legit tidak hanya menyajikan kenikmatan bagi lidah, tetapi juga menjadi wujud kebersamaan dan harapan yang menghiasi perayaan Imlek setiap tahunnya.
Ia tetap menjadi saksi bisu dari sejarah keluarga dan komunitas yang terus memelihara dan merayakan warisan budaya lewat kelezatan yang tak terlupakan.
Penulis: Belvana Fasya Saad
Advertisement