Bukit Asam Gandeng Anak Usaha Chandra Asri Genjot Bisnis EBT

PT Bukit Asam Tbk (PTBA) dan PT Krakatau Chandra Energi (KCE) menandatangani nota kesepahamanan untuk mendukung transisi energi dan pencapaian target net zero emission pada 2060.

oleh Pipit Ika Ramadhani diperbarui 30 Jan 2024, 12:30 WIB
Ilustrasi PT Bukit Asam Tbk (PTBA) (Foto: Grup MIND ID)

Liputan6.com, Jakarta - PT Bukit Asam Tbk (PTBA) melalui anak perusahaannya PT Bukit Energi Investama (BEI) melakukan penjajakan sinergi dalam pengembangan Pembangkit Listrik Tenaga Surya (PLTS), pemanfaatan energi baru terbarukan (EBT) dan peluang bisnis jasa ketenagalistrikan lainnya dengan PT Krakatau Chandra Energi (KCE).

Kerja sama keduanya ditandai dengan penandatanganan Nota Kesepahaman oleh Direktur Utama PT Bukit Energi Investama (BEI) Biverli Binanga dan Direktur Utama PT Krakatau Chandra Energi (KCE) Erri Dewi Riani pada 16 Januari 2024. Biverli menuturkan, kerja sama ini merupakan salah satu upaya untuk mendukung transisi energi dan pencapaian target Net Zero Emission pada 2060 yang ditetapkan Pemerintah.

"Melalui kesepakatan ini, kami ingin mendorong praktik bisnis yang berdampak positif pada kelestarian alam. Kami juga meyakini kerja sama ini dapat memberikan manfaat ekonomi," kata dia dalam keterangan resmi, Selasa (30/1/2024).

PT Bukit Energi Investama merupakan anak perusahaan PT Bukit Asam Tbk yang bergerak di bidang investasi pada bidang energi, termasuk investasi fasilitas atau instalasi pengembangan listrik tenaga surya.

Adapun PT Krakatau Chandra Energi (KCE) yang bergerak di bidang pembangkit tenaga listrik, jasa kelistrikan, dan energi baru terbarukan merupakan anak perusahaan dari PT Chandra Asri Pacific Tbk (TPIA).

Direktur Utama PT Krakatau Chandra Energi, Erri Dewi Riani mengungkapkan bahwa kerja sama ini merupakan langkah nyata praktik bisnis berkelanjutan Chandra Asri Group melalui salah satu anak usahanya untuk terus menyediakan solusi infrastruktur bidang pembangkit tenaga listrik, jasa kelistrikan dan energi baru terbarukan.

 

 


Jaga Ketahanan Energi Nasional

Kendaraan tambang PT Bukit Asam (PTBA) yang memiliki daya penggerak berupa listrik

"Kami terus berkomitmen mendukung target Pemerintah dan menjalankan bisnis berbasis energi bersih serta menciptakan kehidupan yang lebih baik ke depan," kata dia.

Sementara itu, Direktur Pengembangan Usaha PT Bukit Asam Tbk, Rafli Yandra menyatakan bahwa sebagai induk usaha dari PT BEI, PTBA ingin terus berkontribusi dalam menjaga ketahanan energi nasional. Oleh karena itu, bisnis yang berkelanjutan menjadi keharusan.

"Kami ingin menghadirkan Energi Tanpa Henti untuk negeri. Perseroan berkomitmen untuk terus mengambil peran dalam menjaga ketahanan energi nasional sekaligus menjaga kelestarian lingkungan. Ekspansi perusahaan ke bisnis energi baru terbarukan selaras dengan Tujuan Mulia Grup MIND ID," tegas Rafli.

 


Produksi Batu Bara Bukit Asam Tembus 41,9 Juta Ton pada 2023

Tambang Batu Bara milik Bukit Asam di Tanjung Enim, Sumatera Selatan (dok: PTBA)

Sebelumnya diberitakan, produksi batu bara PT Bukit Asam Tbk (PTBA) sepanjang 2023 berhasil melampaui target. Total produksi batu bara PTBA pada Januari-Desember 2023 mencapai 41,9 juta ton, tumbuh 13 persen dibanding 2022 yang sebesar 37,1 juta ton.

Capaian produksi batu bara ini berhasil melampaui target sebesar 41 juta ton yang ditetapkan pada awal 2023. Kontraktor jasa pertambangan PT Pamapersada Nusantara (PAMA) berkontribusi terhadap 56 persen produksi atau sebesar 23,6 juta ton. Kemudian PT Satria Bahana Sarana (SBS), kontraktor jasa pertambangan yang juga cucu usaha PTBA, berkontribusi sebesar 7,5 juta ton atau 18 persen produksi.

Kontraktor lainnya, PT Putra Perkasa Abadi (PPA), berkontribusi sebesar 5,6 juta ton atau 13 persen. Sedangkan sisanya sebesar 4,2 juta ton atau 10 persen merupakan hasil produksi swakelola PT Bukit Asam Tbk. Lalu 1,03 juta ton dikontribusikan oleh anak usaha PTBA, PT Internasional Prima Coal (IPC).

Kenaikan produksi ini seiring dengan peningkatan volume penjualan batu bara menjadi 37,0 juta ton. Perseroan mencatat penjualan ekspor sebesar 15,6 juta ton atau naik 25 persen dibanding 2022. Sementara penjualan domestik tercatat sebesar 21,4 juta ton atau tumbuh 12 persen secara tahunan (year on year).

 

 

 


Pasar Ekspor Bukit Asam

Bukit Asam

"Perseroan terus berupaya mengoptimalkan kinerja operasional. Kami akan memaksimalkan potensi pasar di dalam negeri serta peluang ekspor ke sejumlah negara yang memiliki prospek pertumbuhan bagus, baik pasar eksisting maupun pasar-pasar baru," kata Corporate Secretary PT Bukit Asam Tbk, Niko Chandra dalam keterangan resmi, Selasa (16/1/2024).

Pasar ekspor PTBA pada 2023 semakin beragam. Tercatat ada beberapa pasar baru yang berhasil dioptimalkan, di antaranya adalah Vietnam, Filipina, Brunei Darussalam, hingga Bangladesh. Proyek-proyek strategis pun terus dijalankan untuk mendukung kinerja perusahaan.

Di antaranya adalah PLTU Mulut Tambang Sumsel-8 (2x621,72 MW) yang efektif beroperasi secara komersial sejak 7 Oktober 2023 lalu, dan pengembangan angkutan batu bara relasi Tanjung Enim - Keramasan yang akan meningkatkan kapasitas hingga 20 juta ton per tahun.

 

Infografis Bank Dunia Proyeksi Pertumbuhan Ekonomi Global Bakal Terjun Bebas. (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya