Liputan6.com, Manila - Presiden Filipina Ferdinand Marcos Jr hanya bisa tertawa usai dituduh oleh Rodrigo Duterte ingin mengubah konstitusi terkait batasan masa jabatan pemimpin negara.
Marcos juga tertawa saat dibilang Duterte sebagai pecandu narkoba.
Advertisement
Dikutip dari laman ABC News, Selasa (30/1/2024) Marcos mengatakan tuduhan tersebut tidak benar dan malah melempar tuduhan balik bahwa Duterte lah yang kerap menggunakan fentanil dengan dosis kuat.
Pada tahun 2016, Duterte mengatakan dia pernah menggunakan fentanil untuk meringankan rasa sakit akibat cedera akibat kecelakaan sepeda motor.
Pengacaranya, Salvador Panelo, mengatakan pada hari Senin bahwa Duterte berhenti mengonsumsi fentanil sebelum dia menjadi presiden pada tahun 2016.
"Saya pikir itu karena fentanil," kata Marcos.
"Fentanyl adalah obat pereda nyeri terkuat yang bisa Anda beli. Setelah lima, enam tahun, hal itu pasti berdampak padanya."
Sementara itu, Rodrigo Duterte mengklaim tanpa memberikan bukti apa pun bahwa anggota parlemen yang mendukung Marcos Jr, termasuk Ketua DPR Martin Romualdez, menyuap pejabat lokal untuk mengamendemen konstitusi tahun 1987 guna menghapus batasan masa jabatan, sehingga mereka dapat memperpanjang cengkeraman mereka pada kekuasaan.
Duterte: Presiden Kita Pecandu Narkoba
Romualdez, yang merupakan sepupu Marcos Jr, membantah klaim tersebut dan mengatakan bahwa dia ingin konstitusi diamendemen hanya untuk menghapus pembatasan investasi asing.
Marcos Jr sendiri mengaku dia terbuka mengubah ketentuan ekonomi dalam konstitusi, namun menentang perubahan ketentuan yang membatasi kepemilikan asing atas tanah dan industri penting lainnya seperti media.
Konstitusi tahun 1987, yang sarat dengan perlindungan untuk mencegah kediktatoran, mulai berlaku setahun setelah ayah Marcos Jr digulingkan oleh people power yang didukung tentara di tengah tuduhan penjarahan dan kekejaman hak asasi manusia selama pemerintahannya.
Advertisement
Perpecahan Politik di Filipina
Pernyataan keras Duterte memperkuat rumor berbulan-bulan tentang perpecahan politik dengan penggantinya meskipun putri Duterte, Sara, adalah wakil presiden Marcos Jr setelah kemenangan telak mereka dalam pemilu pada tahun 2022.
Dalam beberapa pekan terakhir, para pendukung Duterte dibuat marah oleh laporan kunjungan mendadak penyelidik Mahkamah Pidana Internasional bulan lalu yang menyelidiki pembunuhan yang meluas selama tindakan keras anti-narkoba yang dilancarkan Duterte saat menjabat sebagai presiden. Kunjungan yang dilaporkan belum dikonfirmasi.
Duterte, yang terkenal karena tindakan kerasnya yang menewaskan ribuan tersangka yang sebagian besar adalah orang miskin, menyatakan dalam pidatonya tanpa memberikan bukti apa pun bahwa Marcos Jr pernah masuk dalam daftar tersangka pengguna narkoba.
"Anda, militer, Anda tahu ini, kita punya presiden yang pecandu narkoba," kata Duterte yang disambut sorak sorai beberapa ribu pendukungnya di wilayah selatan Kota Davao.