Liputan6.com, Jakarta - Hartono bersaudara selalu masuk jajaran 10 besar orang terkaya di Indonesia. Namun, posisi dua Hartono ini bergeser dari posisi puncak daftar orang terkaya di Indonesia.
Berdasarkan the real-time billionaires list versi Forbes pada Selasa (30/1/2024), posisi pertama ditempati pengusaha Prajogo Pangestu. Kekayaan Prajogo Pangestu tercatat USD 37,70 miliar atau sekitar Rp 595,21 triliun (asumsi dolar Amerika Serikat terhadap rupiah di kisaran 15.788).
Advertisement
Sementara itu, Hartono bersaudara masing-masing berada di posisi tiga dan empat. R.Budi Hartono berada di posisi tiga dan mencatat kekayaan USD 25,6 miliar atau sekitar Rp 404,04 triliun.Selanjutnya posisi empat ditempati Michael Hartono. Ia mencatat kekayaan USD 24,5 miliar atau sekitar Rp 386,76 triliun. Lalu dari mana sumber kekayaan duo Hartono ini?
Sumber kekayaan dari duo Hartono ini berasal dari sektor perbankan dan rokok. Dikutip dari Forbes, duo Hartono mendapatkan sebagian besar kekayaannya dari investasi di PT Bank Central Asia Tbk (BCA). Keluarga Hartono membeli saham BCA setelah keluarga Salim kehilangan kendali atas bank itu pada krisis ekonomi di Asia pada 1997-1998.
Hartono bersaudara melalui PT Dwimuria Investama Andalan menjadi pemegang saham BCA sekitar 54,94 persen atau setara 67,72 miliar saham BCA. Pemegang saham pengendali terakhir bank tersebut adalah Robert Budi Hartono dan Michael Bambang Hartono.
Selain BCA, dua Hartono juga memiliki bisnis rokok di bawah naungan grup Djarum. Oei Wie Gwan mendirikan brak keretek pertama Djarum pada 21 April 1951 di Kudus,Jawa Tengah. Sembilan bulan sebelum didirikan, Oei Wie Gwan membeli merek dan lisensi nama Djarum.
Dikutip dari Kanal Bisnis Liputan6.com, Oei Wie Gwan mendirikan perusahaan Djarum dengan hanya 10 pekerja. Bisnis yang dijalankan makin berkembang hingga Gwan meninggal pada 1963 dan mewariskan perusahaan kepada R.Budi Hartono dan Michael Hartono. Djarum semakin berkembang dan menjadi perusahaan rokok yang sangat besar. Kini perusahaan tersebut punya sekitar 60 ribu karyawan.
Memiliki Blibli dan Sarana Menara Telekomunikasi
Selain itu, duo Hartono juga memiliki PT Global Digital Niaga Tbk (BELI) yang mengelola e-commerce Blibli. Dua Hartono investasi di BELI melalui PT Global Investama Andalan yang merupakan entitas induk langsung perusahaan. PT Global Investama Andalan memiliki sekitar 83,68 persen saham BELI.
Duo Hartono juga investasi di perusahaan menara telekomunikasi PT Sarana Menara Nusantara Tbk (TOWR). Mengutip berbagai sumber, duo Hartono memilih saham TOWR lewat PT Sapta Adhikari Investama yang juga menjadi pemegang saham pengendali TOWR. PT Sapta Adhikari Investama genggam 27,76 miliar atau sebesar 54,42 persen saham TOWR dan PT Dwimuria Investama Andalan memiliki 2,55 miliar atau sebesar 5 persen saham TOWR.
Selain berbisnis rokok, keluarga Hartono juga memperluas ekspansi bisnis ke berbagai sektor antara lain properti, agrobisnis, elektronik dan multimedia.
Advertisement
Geser Hartono Bersaudara, Prajogo Pangestu Jawara Orang Terkaya di Indonesia 2024
Sebelumnya diberitakan, Prajogo Pangestu kembali menduduki puncak teratas orang terkaya di Indonesia versi Forbes di awal tahun 2024, setelah kekayaannya naik 0,27 persen.
Melansir daftar Forbes Real-Time Billionaires, Kamis (4/1/2023) kekayaan bersih Prajogo Pangestu naik USD 147 juta menjadi total USD 55,6 miliar atau setara Rp. 863,3 triliun.
Sementara kekayaan miliarder yang kini menempati urutan kedua orang terkaya di Indonesia, Low Tuck Kwong turun USD 692 juta menjadi USD 27,6 miliar atau Rp. 428,3 triliun.
Kemudian di posisi ketiga, R. Budi Hartono naik USD 127 juta menjadi total USD 26,1 miliar atau Rp. 405,2 triliun, disusul oleh saudaranya Michael Hartono dengan kekayaan USD 25 miliar atau Rp. 388 triliun.
Sepak Terjang Prajogo Pangestu Sebagai Pengusaha
Sebagai informasi, Prajogo Pangestu memulai usaha penjualan kayu pada akhir tahun 1970an.
Ia mencatatkan perusahaannya, Barito Pacific Timber, pada tahun 1993 dan mengubah namanya menjadi Barito Pacific setelah melakukan diversifikasi ke lini bisnis lain.
Pada tahun 2007, Pangestu mengakuisisi 70 persen saham perusahaan petrokimia Chandra Asri dan empat tahun kemudian menyelesaikan merger dengan Tri Polyta Indonesia untuk menjadi produsen petrokimia terintegrasi terbesar di Indonesia.
Kemudian pada tahun 2021, Thaioil mengakuisisi 15 persen saham Chandra Asri. Prajogo sendiri sudah mempersiapkan generasi penerus untuk menggantikannya.
Putra sulungnya, Agus Salim, kini menjabat sebagai presiden direktur Barito Pacific. Adapun putrinya, yakni Nancy Pangestu Tabardel, mengelola kantor keluarga serta Green Era, di luar Singapura.
Putra bungsu Prajogo Pangestu, Baritono, menjabat sebagai wakil presiden direktur komersial Chandra Asri.
Barito Renewables Energy
Sebagian besar keuntungan yang diraih Prajogo Pangestu adalah berkat meroketnya nilai saham Barito Renewables Energy, yang tercatat di Bursa Efek Indonesia 2023 lalu.
Saham perusahaan telah meningkat lima kali lipat sejak itu, dengan lonjakan 25 persen tercatat dalam satu hari pekan lalu.
Hal ini memicu pemutusan arus dan menyebabkan bursa saham menghentikan sementara perdagangan saham perusahaan pada Jumat lalu untuk mengendalikan volatilitas harga
Barito Renewables Energy merupakan induk perusahaan Star Energy Geothermal Group, produsen panas bumi terbesar di Indonesia dengan kapasitas 886 megawatt.
Star Energy mengoperasikan tiga proyek pembangkit listrik tenaga panas bumi di provinsi Jawa Barat, dan memiliki izin untuk melakukan eksplorasi di beberapa bagian provinsi Maluku Utara dan Lampung.
Menurut firma riset ThinkGeoEnergy, Indonesia merupakan produsen energi panas bumi terbesar kedua di dunia, setelah AS, dengan kapasitas terpasang pembangkit listrik panas bumi sebesar 2.356 megawatt pada akhir tahun lalu.
Tahun lalu, Green Era, sebuah kendaraan tujuan khusus dari kantor keluarga Prajogo Pangestu yang berbasis di Singapura, mengambil alih Star Energy, dengan mengakuisisi sepertiga saham BCPG Thailand senilai USD 440 juta.
Sisa sahamnya sudah dipegang oleh Barito Pacific, perusahaan induk yang terdaftar di mana Prajogo Pangestu memiliki saham mayoritas.
Advertisement
Investasi Batu Bara
Tak hanya sektor energi, Prajogo Pangestu juga baru-baru ini mendapatkan keuntungan dari investasinya pada emas hitam alias baru bara.
Saham perusahaan pertambangan batubaranya, Petrindo Jaya Kreasi, melonjak 30 kali lipat sejak IPO pada Maret 2023.
Seminggu setelah debutnya, bursa memperingatkan adanya aktivitas tidak biasa dalam perdagangan sahamnya. Pekan lalu, perdagangan saham perusahaan ini pun sempat terhenti setelah sahamnya menguat 15 persen, dipicu kabar perusahaan tersebut mengakuisisi 34 persen saham kontraktor batu bara Petrosea.
Baru-baru ini, pihaknya juga mengakuisisi 100 persen Multi Tambangjaya Utama, tambang batu bara dari Indika Energy.