Liputan6.com, Jakarta - Polres Metro Jakarta Timur masih memburu otak dari tawuran inisial FFA yang turut memakan korban tangan putus akibat tebasan senjata tajam (sajam) di kolong Flyover Pasar Rebo, Jakarta Timur.
“Yang otak itu masih dan teman-teman pelaku yang lain masih dalam pengejaran pihak Polres Metro Jakarta Timur,” kata Kapolres Metro Jakarta Timur, Kombes Pol Nicolas Ary Lilipaly saat jumpa pers, Selasa (30/1/2024).
Advertisement
Sehingga, Nicolas mengatakan saat ini pihaknya telah mengamankan total sebanyak empat pelaku tawuran yaitu, AM (17), AP (16), RA (15) dan P (17). Serta pelaku yang juga korban tangannya putus, DSS (17) dengan barang bukti empat sajam jenis celurit.
“Mereka kelompok berbeda yang dikumpulkan oleh penggeraknya yang penggeraknya, sampai saat ini masih DPO. Masih kami kejar di luar Jakarta, informasi terakhir dia sudah berada di luar Jakarta dan anggota kami masih melakukan pengejaran,” tuturnya.
Para pelaku pun bakal dijerat, dengan Pasal 76c jo pasal 80 undang-undang RI Nomor 35 tahun 2014 dan atau pasal 170 KUHP dan atau pasal 351 KUHP dengan ancaman hukuman penjara selama 9 tahun.
Penyebab dan Pengaruh Miras
Nicolas mengatakan kejadian tawuran dipicu karena para pelaku yang ternyata janjian melalui media sosial Whatsapp (WA). Dengan pemicu awal saling ejek antara kelompok dalam pengaruh minuman keras (miras) berujung tawuran pada Minggu (28/1) dini hari.
“Jadi pingin mau diakui pingin, ya berawal dari saling ejek ya. Siapa yang jagoan, siapa yang lebih hebat. Tapi berawal juga ada, sebelum mereka melakukan itu ada semacam mereka juga supaya percaya diri melakukan itu, ada juga minuman keras yang mereka konsumsi,”
Sebab, Nicolas mengakui para pelaku tawuran saat itu diyakini dalam keadaan mabuk. Karena, ada faktor adrenaline yang didapat mereka sehingga dengan nekat melakukan aksi tawuran sampai memakan korban.
“Terus terang saja kalau kami melihat peralatan senjata tajam yang dibawa itu sangat ngeri kalau kena manusia saja. Waduh, sampai putus tangannya itu kan akibat ya bagaimana ya kalau kami mau bilang terlalu berani mereka,” kata dia.
“Kalau orang normal kan nggak, kalau orang yang normal dan kondisi normal itu kan nggak mungkin lah seperti itu. Dan memang keterangan mereka sebelumnya mereka ada mengkonsumsi minuman keras minuman,” tambahnya.
Reporter: Bachtiarudin Alam
Sumber: Merdeka.com
Advertisement