Cerita Mahasiswi di Madura Dijambret Remaja Berseragam SMA, Berjibaku Kejar Penjambret Sendirian

Mahasiswi Fakultas Teknik ini sempat mengejar hingga menendang motor pelaku, tetapi tak berhasil

oleh Musthofa Aldo diperbarui 31 Jan 2024, 13:00 WIB
Tangkapan layar saat mahasiswi UTM mengejar dua remaja yang menjambretnya. Yang menyedihkan para jambret ini masih mengenakan seragam SMA.

Liputan6.com, Bangkalan Sebuah pameo yang populer dalam dunia kriminal mengingatkan kita bahwa kejahatan terjadi bukan hanya karena ada niat dari pelakunya, tetapi juga karena ada kesempatan. Inilah yang dialami Robiatul Adawiyah.

Gadis 24 tahun ini jadi korban penjambretan karena menaruh handphone-nya di dashboard depan sepeda motornya. Nahas menimpa Robia, Senin pagi, (29/1/2024) dalam perjalanan menuju kampus Universitas Trunojoyo Madura (UTM) Kabupaten Bangkalan, Jawa Timur.

Di lampu merah sebelum kampus, dia mengambil handphone dari tasnya untuk menghubungi temannya, tetapi tak jadi. Handphone itu kemudian ia taruh di dashboard depan sepeda motornya. Dan tiba-tiba, dari arah belakang, sebuah tangan meraih handphone itu dan kabur.

Alih-alih menangis, Robia yang kaget dan tak menyangka akan jadi korban jambret, langsung tancap gas mengejar dua pelaku yang berboncengan.

"Pelaku dua orang, masih remaja, yang mengambil hp yang dibonceng, keduanya pakai seragam sekolah," tutur Robia, saat ditemui Selasa (30/1/2024).


Sendirian Mengejar Jambret

Ilustrasi jambret HP (Sumber: corporate travel safety)

Aksi heroik Robia mengejar penjambret terekam CCTV warga. Mahasiswi fakultas teknik ini sebenarnya dua kali berhasil memepet sepeda pelaku dan kemudian melancarkan dua kali tendangan. Namun, tak berhasil menjatuhkannya.

Perjuangan Robia terhenti tepat di pintu masuk kampus UTM. Untuk menghambat Robia, para penjambret itu memperlambat laju sepeda motornya dan kemudian memepetkan sepeda motor Robia ke mobil yang datang dari arah berlawanan.

Untuk menghindari tabrakan, Robia tak punya pilihan selain menghindar hingga nyaris celaka. Setelah mobil lewat, para penjambret itu sudah melaju jauh dan tak mungkin lagi terkejar.


Kesedihan Robia

Ilustrasi Jambret (Istimewa)

Robiah tentu trauma dan sedih atas penjambretan itu. Namun, yang paling menyedihkan hatinya adalah penjambretan terjadi saat lalu lintas lumayan ramai pengendara. Namun, tak seorang pun yang tergerak membantunya mengejar pelaku.

"Saat mengejar mereka, saya sambil teriak maling. Tapi tak ada yang coba membantu. Saya jadi makin sedih dan kesal," kata warga Kelurahan Tunjung, Kecamatan Burneh ini.

Selama kuliah, Robia kerap mendengar mahasiswa di kampusnya jadi korban jambret atau begal. Namun, dia tidak menyangka akan mengalami hal serupa.

Setelah peristiwa itu, Robiah mengalami trauma. Jika dulu sering abai pada spion, kini dia lebih sering menengok spion saat naik sepeda motor.

"Sedih sih kehilangan hp, tapi lebih sedih lagi tak ada yang menolong, semoga pelaku segera tertangkap," dia menandaskan.

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya