Liputan6.com, Jakarta - Ribuan bantengan turut meriahkan kampanye terbuka pasangan nomor urut 3 Ganjar Pranowo dan Mahfud Md di Lapangan Kedungkandang Selatan, Malang, Jawa Timur, Selasa (20/1/2024).
Meski diguyur hujan, sebanyak 350 grup bantengan se-Malang Raya tampak semangat memainkan tarian Jawa yang meniru hewan banteng dalam rangkaian Hajatan Rakyat. Tampak ribuan massa pendukung tampak antusias menghadiri kampanye tersebut.
Advertisement
Melihat antusias dan semangat luar biasa yang ditunjukkan para pendukungnya, Ganjar menyebutkan semakin optimis menjemput kemenangan dalam pemilihan presiden (Pilpres) 2024.
"Saya terharu. Pada saat yang sama, Malang membikin darah kita mendidih. Malang membikin semangat kita tidak pernah luntur. Hujan bukan halangan, kalau seperti ini kondisinya, Malang sedang menjemput kemenangan," ujar Ganjar dalam orasinya.
Ganjar juga tidak sungkan ikut hujan-hujanan untuk menunjukkan apresiasi dan semangat menyolidkan kekuatan menatap kontestasi politik 2024.
Ganjar menekankan, program Ganjar-Mahfud adalah program yang menyentuh rakyat dan berjanji akan diwujudkan jika terpilih menjadi Presiden RI 2024-2029.
"Saya haqul yaqin seluruh program yang kita siapkan agar anak-anak bisa sekolah tinggi, agar satu keluarga miskin setidaknya ada satu anak yang jadi sarjana, agar ibu-ibu dan balita kita mendapatkan layanan kesehatan dan gizi yang baik, agar perempuan kita makin berdaya dan setara dengan laki-laki," ucap Ganjar.
Ganjar Belajar dari Rumah Pengasingan Bung Hatta di Banda Neira
Sebelumnya, Ganjar Pranowo mengunjungi sejumlah tempat bersejarah saat tiba di Banda Neira, pulau kecil di Maluku, Selasa (30/1/2024). Salah satunya adalah rumah pengasingan Bung Hatta, yang saat ini diabadikan menjadi museum.
Di tempat itu, calon presiden (capres) nomor urut 03 itu berkeliling ke komplek dan ruangan rumah. Termasuk ke ruang tamu dan ruang kerja, juga taman dan bangunan di bagian belakang.
Menariknya, bangunan di bagian belakang itu masih terdapat bangku-bangku kelas lengkap dengan papan tulis warga hitam. Konon, bangunan itu dijadikan sekolahan bagi warga sekitar oleh Bung Hatta.
“Ini adalah tempat bersejarah, saat itu Bung Hatta diasingkan oleh penjajah. Dan ini masih ada bangku untuk sekolah anak-anak sekitar sini,” ujar Ganjar.
Ganjar mengaku kagum dengan semangat Bung Hatta. Meski berada di pengasingan, masih memikirkan pendidikan bagi warga sekitar.
“Luar biasa semangatnya. Tentu itu harus menjadi inspirasi dan semangat orang-orang sekarang bahwa pendidikan bagi Bung Hatta sangat penting,” paparnya.
Advertisement