Mengejutkan, Rahasia Kewalian Mbah Moen yang Diungkap sang Putra

Perjalanan seseorang yang menjadi wali tentu tidak instan. Di balik itu terdapat sebab-sebab yang menjadikannya seorang wali. Begitu pun dengan Mbah Moen. Rahasia kewalian Mbah Moen diungkap oleh sang putra, KH Mohammad Idror Maimoen Zubair atau Gus Idror.

oleh Muhamad Husni Tamami diperbarui 31 Jan 2024, 01:30 WIB
Almaghfurlah KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen. (Sumber foto: NU Online)

Liputan6.com, Jakarta - KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen merupakan seorang ulama kharismatik Nahdlatul Ulama (NU) asal Rembang, Jawa Tengah. Banyak orang, termasuk kalangan ulama, meyakini bahwa Mbah Moen salah satu wali Allah.

Perjalanan seseorang yang menjadi wali tentu tidak instan. Di balik itu terdapat sebab-sebab yang menjadikannya seorang wali. Begitu pun dengan Mbah Moen. Rahasia kewalian Mbah Moen diungkap oleh sang putra, KH Mohammad Idror Maimoen Zubair atau Gus Idror.

Mbah Moen itu, saya kan anak beliau, tentu 24 jam selalu bersama beliau. Mbah Moen itu bisa jadi wali sebab apa? Karena saya selalu bersama beliau, jadi bisa tahu (keseharian beliau),” kata Gus Idror dikutip dari YouTube Santri Gayeng, Selasa (30/1/2024).

Gus Idror menyebutkan aktivitas harian Mbah Moen tidak terlepas dari ngaji dan ibadah. “Ngaji ya sekadar ngaji. Ibadah ya sekadar ibadah, tapi di mata saya ibadah beliau tidak (sehebat) apa yang di kitab-kitab,” ungkapnya.

“Baca Al-Qur’an ya sekadar baca Al-Qur’an, tapi tidak seperti dalam kitab-kitab yang (bacaan Al-Qur’an-nya) banyak,” lanjut putra Mbah Moen ini.

 

Saksikan Video Pilihan Ini:


Kewalian Mbah Moen

KH Mohammad Idror Maimoen Zubair atau Gus Idror, putra Mbah Moen. (Foto: Tangkap layar YouTube Santri Gayeng)

Menurut Gus Idror, ibadah Mbah Moen tak ada yang spesial, tapi mengapa ayahnya bisa sehebat yang dikenal banyak orang. Bahkan, Mbah Moen juga telah melahirkan banyak santri yang tersebar di mana-mana.

Bukan itu saja, Mbah Moen ingin wafat pada hari Selasa sebagaimana wafatnya para ulama. Ia juga ingin wafat di Makkah dan dimakamkan di Ma’la, sebagaimana keluarga besar Rasulullah SAW yang dikebumikan di sana.

“Saya berusaha mengamati, di mana ibadah (spesial) Mbah Moen. Kok bisa sehebat itu, wafat di Makkah, menelurkan santri begitu banyaknya. Kemudian berharap wafatnya tepat terjadi di hari Selasa. Itu kan sudah (pertanda). Dimakamkan di Ma'la pula. Tidak hanya wafat di makkah, tapi dimakamkan di Ma'la,” kata Gus Idror.

Saking herannya, Gus Idror sampai-sampai punya pertanyaan, "Amal Mbah Moen itu apa (kok bisa sehebat itu)?”


Sebab Kewalian Mbah Moen

KH Maimoen Zubair atau Mbah Moen (Foto: nu.or.id).

Setelah Gus Idror mengamati, akhirnya rahasia kewalian Mbah Moen terungkap. Ternyata, selain mengajar, waktu Mbah Moen banyak dihabiskan untuk berjuang di tengah-tengah masyarakat. 

“Inilah ruh dari mbah moen. Istilah sederhananya, mungkin yang saya ketahui, amal terbesar beliau adalah perjuangan,” ungkapnya.

Gus Idror berpesan, jika mencintai sosok Mbah Moen, maka tirulah keteladanannya dengan berjuang di tengah-tengah masyarakat. Bukan sekadar melihat kondisi masyarakat, tapi juga bertindak nyata untuk masyarakat seperti Mbah Moen.

“Mbah Moen adalah bukti bagaimana perjuangan di tengah masyarakat itu menghasilkan kemuliaan yang luar biasa dari Allah SWT. Ini luar biasa,” pungkas Penasehat Santri Gayeng ini.

 

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya