Liputan6.com, New York - Bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street bervariasi pada perdagangan Selasa, 30 Januari 2024. Indeks S&P berada di garis mendatar seiring pelaku pasar di wall street menanti keputusan terbaru bank sentral AS atau the Federal Reserve (the Fed) terkait suku bunga.
Dikutip dari CNBC, Rabu (31/1/2024), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 tergelincir 0,06 persen ke posisi 4.924,97. Indeks Dow Jones bertambah 133,86 poin atau 0,35 persen ke posisi 38.467,31, dan menandai rekor penutupan ketujuh pada 2024. Indeks Nasdaq susut 0,76 persen ke posisi 15.509,90.
Advertisement
Pelaku pasar akan memantau perkembangan terkini dari pertemuan kebijakan dua hari the Federal Open Market Committee (FOMC) yang dimulai pada Selasa pekan ini. The Fed funds futures prediksi kemungkinan sebesar 97 persen kalau bank sentral akan pertahankan suku bunga, menurut alat CME FedWatch, sehingga investor dibiarkan mengantisipasi perubahan dalam pernyataan kebijakan yang akan menutup pertemuan tersebut.
Saham General Motors melonjak hampir 8 persen setelah produsen mobil itu membukukan laba yang lebih baik dari perkiraan. Saham cybersecurity F5 naik hanya 1 persen didukung laporan keuangan yang lebih baik dari perkiraan.
Saham produsen elektronik Sanmina melonjak lebih dari 28 persen setelah membukukan laba per saham yang kuat dan panduan kuartal saat ini.
Di sisi lain, saham pembuat peralatan Whirlpool merosot 6,6 persen setelah menyampaikan panduan yang lebih buruk untuk setahun penuh. Saham JetBlue turun 4,7 persen setelah memperkirakan sedikit atau bahkan tidak ada pertumbuhan pendapatan pada 2024.
Prediksi Wall Street
Laporan ini muncul sebelum laporan perusahaan teknologi besar yang dirilis setelah pasar, termasuk Microsoft dan Alphabet. “Secara teknis, indeks saham Amerika Serikat akan diperdagangkan lebih tinggi dalam jangka pendek,” ujar Senior Vice President Calamos Investments, Joseph Cusick.
“Tetapi apakah risiko fundamental akan berkembang dalam beberapa hari mendatang dan melemahkan pergerakan harga saat ini?,” ia menambahkan.
Adapun wall street keluar dari sesi kemenangan yang membawa indeks Dow Jones dan S&P 500 ke rekor penutupan keenam pada 2024. Sejauh ini, 144 perusahaan telah melaporkan hasil kuartalan pada musim laporan laba atau sekitar 29 persen. Sekitar 79 persen perusahaan yang membukukan hasil melampaui perkiraan wall street dibandingkan dengan rata-rata 76 persen selama empat kuartal terakhir.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 29 Januari 2024
Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street menguat pada perdagangan saham Senin, 29 Januari 2024. Indeks S&P 500 ditutup menguat pada rekor tertinggi baru seiring pelaku pasar mengamati beberapa laporan laba perusahaan teknologi berkapitalisasi pasar terbesar dan keputusan kebijakan suku bunga bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed).
Dikutip dari CNBC, Selasa (30/1/2024), pada penutupan perdagangan wall street, indeks S&P 500 naik 0,76 persen ke posisi 4.927,93. Indeks acuan tersebut melampaui penutupan tertinggi yang pernah ada di posisi 4.894,16 yang dicapai pada 25 Januari 2024.
Indeks Dow Jones bertambah 224,02 poin atau 0,59 persen ke posisi 38.333,45. Indeks Nasdaq naik 1,12 persen ke posisi 15.628,04. Ini merupakan rekor penutupan keenam bagi indeks S&P 500 dan Dow Jones.
Adapun pada pekan ini menandai musim tersibuk seiring musim laporan keuangan. 19 persen dari perusahaan indeks S&P 500 melaporkan laba. Raksasa teknologi yakni Microsoft, Apple, Meta, Amazon dan Alphabet, bagian dari kelompok inti perusahaan teknologi besar yang memimpin reli pada 2024, akan mengumumkan kinerje keuangannya.
Investor juga akan mencermati beberapa komponen indeks Dow Jones yang melaporkan kinerja kuartalannya, termasuk Boeing dan Merck.
Menanti Sentimen The Fed
Sementara itu, the Federal Open Market Committee akan memulai pertemuan kebijakan dua hari pada Selasa pekan ini. Investor hampir yakin bank sentral akan mempertahankan suku bunga tetap stabil.
Pelaku pasar prediksi sekitar 97 persen kemungkinan the Fed tidak akan menurunkan suku bunga pada pertemuan mendatang, menurut CME Group.
"Minggu ini bisa menjadi momen penting. Jika pasar ingin mempertahankan terobosan terbarunya, pasar mungkin perlu menghindari kekecewaan laba dari jajaran perusahaan teknologi besar pekan ini, mendapatkan berita yang menggembirakan dari the Fed mengenai suku bunga dan melihat angka pekerjaan yang solid, tetapi tidak terlalu panas,” ujar Head of Trading and Investing E-Trade, Chris Larkin.
Advertisement