Liputan6.com, Jakarta - Ganjar Pranowo menjadi capres pertama yang kampanye di Banda Neira, salah satu pulau di Kepulauan Banda, Maluku. Ada makna mendalam dari pemilihan Banda Neira menjadi lokasi kampanye Ganjar.
Dari sisi elektoral, sebenarnya jumlah pemilih di Banda Neira relatif kecil. Apalagi jika dibandingkan dengan wilayah di Pulau Jawa. Wajar jika kepergian Ganjar ke Banda Neira jadi pertanyaan. Sebelum ke Banda Neira, Ganjar sudah datang ke Pulau Nias dan Pulau Rote.
Advertisement
Juru Bicara Tim Pemenangan Nasional (TPN) Ganjar-Mahfud, Chico Hakim mengatakan, kedatangan Ganjar ke Banda Neira dan pulau-pulau lain sebagai simbol pembangunan daerah terpencil akan menjadi fokus pasangan dengan nomor urut 3 tersebut. Ganjar-Mahfud tidak ingin ada daerah yang dianaktirikan.
“Apabila nanti pak Ganjar dan Pak Mahfud terpilih menjadi presiden dan wakil presiden, daerah-daerah terpencil, terjauh dari Ibu Kota tetap akan menjadi fokus perhatian. Tidak mengecilkan perhatian kami terhadap masyarkat di sana, karena semua adalah bagian dari NKRI. Tidak boleh ada daerah yang tertinggal,” kata Chico.
Menurut Chico, di sisa masa kampanye, Ganjar-Mahfud ingin mengunjungi daerah-daerah lain baik di Jawa atau di luar Pulau Jawa. Hal itu sebenarnya sudah pasangan ini jalankan sejak awal kampanye. Ganjar memulai kampanye dari Merauke, sedangkan Mahfud dari Sabang.
“Semoga saja ada waktu dan kita tentu bisa melihat bahwa ini bukan pertama. Di awal kampanye kami melakukan kampanye diawali dari Sabang dan dari Merauke,” ujar Chico.
Potensi Banda Neira
Ganjar mengatakan Banda Neira memiliki keindahan alam sekaligus menyimpan sejarah perjuangan melawan penjajah. Menurut Ganjar, potensi di Banda Neira harus mendapat perhatian, baik alam maupun sejarah dan budayanya.
“Potensi harus terus dikembangkan karena ini punya catatan bagus. Selain itu, tempat-tempat bersejarah perlu dirawat dan dijaga lebih-lebih bisa dijadikan wisata,” kata Ganjar.
Ganjar banyak mendapatkan masukan saat berdialog dengan masyarakat setempat.
“Di antaranya infrastruktur akses transportasi ke Banda Neira karena harus menyeberang laut atau udara. Rasa-rasanya pemerintah harus membantu itu,” ujarnya.
Advertisement