Liputan6.com, Jakarta - Siti Atiqoh dikenal sebagai aparatur sipil negara (ASN). Siapa sangka jika istri Ganjar Pranowo itu sempat bekerja sebagai wartawan. Atiqoh bekerja sebagai wartawan di Solopos selama tiga tahun, meski saat kuliah ia mengambil jurusan teknologi pertanian di Universitas Gadjah Mada (UGM).
"Saya kan bukan dari jurnalis, cuma Bapak dulu pernah jadi wartawan. Ketika kuliah, kayaknya kok pekerjaannya asyik banget, banyak pengalaman," beber Siti Atiqoh melalui video singkat dari akun TikTok @projoinfonesia.3, diunggah pada 31 Agustus 2023.
Advertisement
Ia mengisahkan bapaknya kerap berbagi cerita tentang pengalamannya di lapangan, termasuk saat mewawancarai politisi. Rasa penasarannya makin meningkat, ditambah ia ingin segera mendapat pekerjaan setelah lulus kuliah meski saat itu belum diwisuda.
"Kebetulan kan saya ketika mau lulus itu sudah ngelamar banyak ya. Inginnya saat sudah lulus saya sudah bekerja karena tidak ingin terlalu lama membebani keluarga," jelasnya lagi.
Berbekal surat keterangan lulus dari kampus, ia melamar ke pekerjaan impiannya itu. Pekerjaan sebagai wartawan membuatnya mencicipi banyak pengalaman. Pribadinya pun terasah, dari yang cenderung tertutup pada orang banyak, ia bisa lebih terbuka.
"Setengah tahun ya saya bekerja, akhirnya saya wisuda," ucapnya.
Setelah tiga tahun menekuni profesi wartawan, ia memutar arah kariernya dengan mengikuti seleksi CPNS di Purbalingga pada 1999. Awalnya, ia ditempatkan sebagai staf di bidang perekonomian. Bagaimana ceritanya ia bisa menjadi bawahan Presiden Joko Widodo (Jokowi)?
Jadi Bawahan Jokowi
Sejalan waktu, Atiqoh yang berusia 52 tahun itu bekerja di Dinas Ketahanan Pangan dan Kelautan DKI Jakarta. Selama berkarier, ia nyatanya sempat menjadi bawahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Saat itu, Jokowi yang masih menjabat Gubernur DKI Jakarta tidak tahu ia bekerja di sana, bahkan Ahok yang menggantikan Jokowi baru tahu ketika Atiqoh pamit untuk mengundurkan diri.
Konten yang disukai oleh lebih dari 3.445 pengguna TikTok itu pun mendapati beragam komentar. Di antaranya tak menyangka bahwa istri Ganjar sosok wanita pekerja keras.
"Wah hebat ibu Atiqoh, cantik dan cerdas," tulis warganet.
"Aura calon ibu negara sudah terlihat dari cara bertutur kata," kata yang lain.
"Karismatik, sederhana, smart, awet muda, kalau ngomong juga adem," ungkap warganet masih memuji.
"Beruntung banget nih yang jadi calon mantunya," kata yang lain.
"MasyaAllah, pinter dan rendah hati," tulis warganet lagi.
"Calon ibu negara yang cantik dan cerdas," seru warganet.
"Sederhana seperti ibu Iriana," sambung warganet memuji lagi.
Advertisement
Safari Politik dengan Menari
Sebelumnya mengutip dari Tim Pemilu Liputan6.com, Rabu (31/1/2024), bersama Ganjar, Siti Atiqoh mengikuti safari politik di Jawa Timur, memasuki Ponorogo dan disambut pentas kebudayaan. Atiqoh bahkan didaulat menaiki salah satu gajah dalam pentas gajah-gajahan yang disajikan, lalu diarak sambil menari.
Siti Atikoh tampak didampingi Ketua TPD Ganjar-Mahfud Provinsi Jawa Timur Budi Sulistyono atau Mas Kanang, didampingi sekretarisnya Sri Untari. Tampak juga Ketua DPP PDIP Sri Rahayu dan Wasekjen Sadarestuwati, dan Wakil Wali Kota Madiun Inda Raya Ayu Miko Saputri.
Begitu tiba, Atikoh sudah diserbu oleh warga yang hadir untuk sekedar swafoto dan bersalaman. Setelahnya, pentas gajah-gajahan tampil. Atikoh didaulat untuk menaiki salah satu gajah.
Setelah naik, Atikoh memastikan posisi yang stabil, lalu mulai menggerakan tangannya untuk menari.
Posisi yang sama juga dilakukan oleh dua perempuan lain di dua gajahan lainnya. Atikoh dan kedua seniman itu tampak berlenggak-lenggok di atas gajahan.
Siti Atiqoh Salaman dengan Warga
Jiwa seni yang menyeruak dalam diri Atikoh sontak semakin menarik perhatian semua yang hadir. Sesudah gajahan, barisan berikutnya adalah bantengan. Tampak tiga banteng-bantengan ditampilkan.
Setelah bantengan, barisan berikutnya adalah reog Ponorogo. Atikoh yang sudah turun dari gajahan dan berjalan kaki, tampak menyebarkam senyumnya kepada seniman maupun warga yang hadir.
Sekelompok anak remaja yang hadir di situ kemudian memanggil Atikoh dengan sebutan “Bu Ganjar”. Panggilan itu membuat Atikoh berpaling dan mendekati mereka, lalu bersalaman sambil tertawa-tawa bareng. Semuanya lalu berebut bersalaman dengan Atikoh.
Saking banyaknya tangan yang harus disalami oleh Atikoh, lebih dari 20 menit waktu yang diperlukannya untuk tiba dari pintu masuk Lapangan Arjowinangun, sampai ke lokasi panggung yang disediakan. Padahal jaraknya hanya sekitar 100 meter.
Ketika memberi sambutan, Atikoh sempat menyinggung soal tarian reog Ponorogo. "Tari reog diakui Unesco, agar Ponorogo semakin mengguncang dunia," katanya.
Advertisement