Liputan6.com, Surabaya - Sekjen PBNU Saifullah Yusuf mengatakan para pengurus wilayah NU (PWNU) kecewa dengan pernyataan Nadirsyah Hosen yang menyebut ada arahan dari Rais Aam PBNU KH Miftachul Achyar untuk mendukung pasangan calon tertentu di Pilpres 2024.
Dalam keterangan tertulis yang diterima di Yogyakarta, Rabu (31/1/2024), Saifullah atau akrab disapa Gus Ipul mengatakan kekecewaan itu terkait tuduhan Nadirsyah yang menyebut Miftachul Achyar mengarahkan pengurus NU untuk mendukung salah satu pasangan calon peserta Pilpres 2024 melalui ucapan sam'an wa tha'atan (dengarkan dan patuhi) di sebuah pertemuan.
Advertisement
"Rais Aam (Miftachul Achyar) sama sekali tak pernah ada pernyataan itu. PWNU minta bukti siapa peserta yang bilang itu kepada Gus Nadir," kata Gus Ipul.
Oleh karena itu, wali kota Pasuruan, Jawa Timur, itu pun menyayangkan pernyataan Nadirsyah Hosein atau Gus Nadir karena dianggap telah menyebarkan berita bohong atau hoaks.
Apalagi, lanjut Gus Ipul, Gus Nadir sama sekali tidak pernah tabayun atau mengklarifikasi langsung dengan orang-orang yang hadir pada pertemuan itu.
Sebelumnya, pada sesi wawancara dengan sebuah media, Gus Nadir secara terang-terangan menyitir kalimat sam'an wa tha'atan yang dia rujuk kepada Rais Aam PBNU KH Miftachul Achyar.
Menurut mantan Rais Syuriyah PCI NU Australia-New Zealand itu, arahan tersebut disampaikan dalam sebuah pertemuan di Surabaya, Jawa Timur, beberapa waktu lalu.
"Tolong, sekali ini saja, sam'an wa tha'atan," demikian menurut Nadirsyah Hosen yang dia akui itu sebagai kata-kata dari Rais Aam PBNU.
Utamakan Tabayun
Terkait sinyalemen yang berkembang di tengah masyarakat akibat tudingan tersebut, Miftachul Akhyar mengingatkan agar seluruh warga Nahdliyin untuk tabayun dengan meneliti seluruh permasalahan yang ada.
Tabayun menjadi sebuah amanah yang ditanggung oleh seluruh umat manusia, terutama Nahdliyin serta pengurus NU secara keseluruhan.
"Manakala PBNU melakukan sesuatu, (maka) datang dan tanyakan. (Jangan) Belum datang sudah pengumuman," katanya dalam pembukaan acara Konferensi Besar NU 2024 di Pesantren Al Munawwir, Krapyak, Yogyakarta.
Menurut Kiai Mif, sapaan Miftachul Akhyar, tabayun merupakan senjata untuk menaklukkan "musuh-musuh" yang ada; sehingga jika tidak dilakukan, maka mereka akan kalah sebelum berperang.
"Sami'na wa atha'na. Di situlah Allah memberikan anugerah adalah perilaku ulama dulu. Bahkan, para nabi juga mengucapkan sami'na wa atha'na (kami dengar dan kami patuh)," katanya.
Advertisement