Prabowo: Indonesia Bisa Setop Impor BBM, Rp 349 Triliun Enggak Lari ke Luar Negeri

Prabowo punya rujukan kalau Indonesia bisa menjadi negara yang mandiri energi alias tak perlu impor BBM. Dia mengungkap, pandangan itu disampaikan oleh analis asal Brazil.

oleh Arief Rahman H diperbarui 31 Jan 2024, 20:50 WIB
Sejumlah kendaraan mengantri di SPBU kawasan Kuningan, Jakarta, Sabtu (3/9/2022). Pemerintah akhirnya menaikan harga BBM bersubsidi, Adapun harga BBM yang mengalami kenaikan yaitu Pertalite menjadi Rp 10.000 per liter, harga solar menjadi Rp 6.800 per liter dan Pertamax menjadi Rp 14.500 per liter. (Liputan6.com/Faizal Fanani)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 2, Prabowo Subianto mengungkap peluang Indonesia untuk menyetop impor bahan bakar minyak (BBM). Dari situ, Indonesia bisa menghemat lebih dari USD 25 Miliar per tahun atau sekitar Rp 349 Triliun.

Bukan tanpa alasan, Prabowo punya rujukan kalau Indonesia bisa menjadi negara yang mandiri energi. Dia mengungkap, pandangan itu disampaikan oleh analis asal Brazil.

"Pernah ada pakar dari Brazil, ahli energi datang ke kita, mengatakan Indonesia bisa menjadi negara yang satu-satunya di dunia yang akan 100 persen mandiri dalam energi," ujar Prabowo dalam Trimegah Political and Economic Outlook 2024, di Ritz-Carlton Pasific Place, Jakarta, Rabu (31/1/2024).

Dia mengatakan, salah satu ancaman dari dunia global adalah harga energi yang bakal melambung. Namun, berlandaskan potensi kemandirian energi tadi, menjadi peluang Indonesia memiliki posisi yang kuat.

"Tadi, ada analis ekonomi kan, wah ini bahaya, ancaman, apa, energi, ya kan? Energi akan naik di luar. Kita bisa 100 persen mandiri dalam energi. Kita tidak perlu impor energi lagi," ucapnya.

Dia mencontohkan, salah satu jalan menuju kemandirian energi adalah penggunaan minyak sawit sebagai campuran solar. Melalui program B35 atau bio solar dengan kandungan 35 persen minyak sawit, Indonesia bisa hemat USD 10 miliar per tahun.

"Solar, kita bisa membuat diesel 100 persen dari kelapa sawit, dan ini, sudah dibuktikan. Kita sudah sudah produksi B100, sudah proven. Sekarang, kita sudah punya B35 yang sudah digunakan, but we can easily go to B100," tuturnya.

"Dengan B35, we are saving every year around 10 billion dollars, 10 billion dollars in imports saving from B35," sambung Prabowo.

 


Potensi Hemat USD 25 Miliar

Papan petunjuk BBM yang berada di SPBU, Jakarta, Kamis (5/1). Penetapan harga BBM Umum jenis Pertamax, Pertamax Plus, Pertamax Turbo, Pertamina Dex, Dexlite dan Pertalite merupakan kebijakan korporasi Pertamina. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Lebih lanjut, Menteri Pertahanan ini juga memandang Indonesia bisa menghemat sampai USD 25 Miliar dengan pengembangan dari B35 ke B100. Ini didapat dari berkurangnya impor BBM secara signifikan.

"Jika kita ke B100, para ahli beritahu saya, kita akan menghemat 25 billion dollars setiap tahun. 25 billion dollars, uang kita yang tidak ke luar negeri, uang kita yang akan beredar di dalam negeri. Anda adalah pemain ekonominya. Anda adalah para ahli ekonominya. 25 billion dollars dalam ekonomi domestik kita," bebernya.

Atas perputaran uang tersebut di dalam negeri, Prabowo membidik adanya dampak berganda pada perekonomian nasional. Alhasil, pertumbuhan ekonomi juga bisa lebih tinggi lagi.

 


Pemanfaatan Etanol

Pertamax Green merupakan bahan bakar Pertamax dengan campuran 5 persen etanol yang terbuat dari bahan nabati molases tebu. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Selain itu, dia mengungkap pola yang sama bisa diterapkan pada bensin, atau BBM konvensional. Dia melihat peluang penggunaan etanol sebagai pengganti BBM kedepannya.

"Bensin? Bensin juga bisa 100 persen. Dari mana? Dari etanol. Etanol dari mana? Dari tebu, dari aren, dari singkong. Jadi kita memiliki apa yang disebut keuntungan kompetitif. Energi kita akan menjadi salah satu dari beberapa negara di dunia yang akan hijau, akan menjadi renewable, terbarukan. Satu, self-reliant. Dua, green. Tiga, renewable," urainya.

Pada saat yang sama, dengan peningkatan campuran bio solar, Prabowo bilang akan berdampak juga pada stabilnya harga minyak sawit RI.

"Di mana produksi kita sekarang, kelapa sawit, the highest in the world, is around 46 million tons a year. soon the players tell me it will be 70 million tons. And, with our, daya serap kita untuk B100 atau B35, B55, whatever, harga harga kelapa sawit bisa terjaga, terlindungi," pungkasnya.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya