Prabowo Subianto Kejar Swasembada Pangan, tapi Ada Oknum yang Bermain di Pupuk Subsidi

Calon Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto menegaskan, akan menumpas segala kecurangan yang terjadi di lapangan. Tujuannya menghadirkan tata kelola bantuan yang efisien, apalagi ada tantangan krisis pangan yang harus diantisipasi.

oleh Arief Rahman H diperbarui 01 Feb 2024, 02:00 WIB
Calon Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto berambisi mengejar swasembada pangan di Indonesia. Namun, ada hal yang menurutnya masih mengganjal. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto berambisi mengejar swasembada pangan di Indonesia. Namun, ada hal yang menurutnya masih mengganjal.

Dia mengatakan, pemenuhan kebutuhan pangan dari produksi dalam negeri itu pernah terjadi di masa pemerintahan Presiden Joko Widodo (Jokowi). Salah satunya adalah swasembada beras dalam hitungan beberapa tahun.

"There's no other way tadi swasembada pangan. Pangan, kita harus menjamin (ketersediaannya)," ungkap Prabowo dalam Trimegah Political and Economic Outlook 2024, di Ritz-Carlton Pasific Place, Jakarta, Rabu (31/1/2024).

Caranya, dengan melakukan intensifikasi untuk sentra-sentra pertanian di Pulau Jawa. Kemudian, itu ditambah dengan bantuan benih hingga bantuan pupuk bagi petani.

"Jadi kalau di Pulau Jawa, para petani itu utamanya intensifikasi, kita harus bantu benih, bantu pupuk, bantu pestisida dan kita harus bantu efisien," kata dia.

Kendati begitu, Menteri Pertahanan ini melihat adanya kendala. Terutama adanya oknum-oknum yang mempermainkan pupuk bersubsidi, sehingga petani sulit mendapatkan alokasinya dari negara.

Dia menegaskan, akan menumpas segala kecurangan yang terjadi di lapangan. Tujuannya menghadirkan tata kelola bantuan yang efisien, apalagi ada tantangan krisis pangan yang harus diantisipasi.

"Sekarang kadang-kadang administrasi dan pat-gulipat, permainan-permainan, pupuk yang disubsidi dipermainkan, dipermainkan, petani sulit menerima, ini harus kita ringkas semua supaya efisien," tegasnya.

"Jangan terlalu banyak orang-orang di tengah (perantara) yang memanfaatkan ini, karena ujungnya nanti krisis pangan, kita sudah lihat di Jawa intensifikasi, di luar Jawa harus kita ekstentifikasi," sambung Prabowo Subianto.

 


Sindir Pihak yang Tak Suka Food Estate

Prabowo juga membicarakan bahwa dirinya ingin orang-orang berkompeten membantunya di kabinet apabila nantinya menjadi terpilih sebagai presiden. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, Calon Presiden Nomor Urut 2 Prabowo Subianto menegaskan proyek lumbung pangan atau Food Estate merupakan keharusan. Dia pun menyinggung pihak-pihak yang menolak atau mempertanyakan pentingnya Food Estate.

Prabowo bilang, Food Estate bisa menjadi solusi atas ancaman krisis pangan. Diketahui, proyek ini menyasar sejumlah komoditas pangan andalan agar bisa disuplai dengan jumlah yang besar. Dia membeberkan ada 2 kemungkinan bagi orang yang mempertanyakan Food Estate.

"Food estate adalah keharusan, kalau ada tokoh-tokoh nasional yang mempertanyakan Food Estate, menurut saya, hanya 2 kemungkinan: dia tidak paham atau dia tidak mau paham, dan dua-duanya nya itu tidak baik," ucap Prabowo dalam Trimegah Political and Economic Outlook 2024, di Ritz-Carlton Pasific Place, Jakarta, Rabu (31/1/2024).

Kendati bernada sindiran, Prabowo tak mengungkap siapa yang dimaksud tokoh nasional yang mempertanyakan Food Estate. Namun, dalam beberapa kesempatan, proyek lumbung pangan itu disoroti oleh Pasangan Calon Presiden dan Wakil Presiden Nomor Urut 1, Anies Baswedan dan Muhaimin Iskandar alias Cak Imin.

 


Ada Sejak Zaman Soekarno

Calon Presiden (Capres) nomor urut 2, Prabowo Subianto memberikan paparan dalam acara Trimegah Political and Economic Outlook 2024 di Jakarta, Rabu, (31/1/2024). (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Prabowo menegaskan, inisiasi lumbung pangan nasional itu sudah ada sejak zaman pemerintahan Presiden pertama RI, Soekarno. Bahkan, secara konsepnya sudah ada sejak zaman Belanda.

"Food Estate sudah pemikiran strategis dari Bung Karno dan bahkan sebelum ya dari Belanda, sudah ada rencana-rencana yang lama kita tinggal buka. Tapi intinya adalah masa depan kita juga sangat cerah," urainya.

Menurutnya, Food Estate juga bisa menjadi jawaban atas masalah krisis kekurangan air sebagai lanjutan dari badai kering El Nino. Salah satunya, mengubah lahan rawa menjadi sawah.

"Saudara-saudara, kita punya rawa 22 juta hektar, rawa, ternyata rawa itu ada 2 macam para ahli mengatakan, istilah ilmiahnya saya kurang menguasai, tapi intinya dari 22 juta, 11 juta rawa itu yang bisa diubah menjadi sawah, menjadi lumbung padi, menjadi Food Estate," kata dia.

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya