Liputan6.com, Jakarta - Diare adalah penyakit yang dicirikan oleh peningkatan frekuensi buang air besar dan tinja yang lebih cair dari biasanya. Penyakit ini dapat menyertai gejala lain seperti mual, muntah, sakit perut, atau penurunan berat badan.
Menurut Mayo Clinic, diare umumnya bersifat sementara, hanya berlangsung beberapa hari. Namun, jika diare berlangsung hingga berminggu-minggu, hal itu dapat menandakan masalah lain seperti sindrom iritasi usus besar (IBS) atau kelainan yang lebih serius, termasuk infeksi berkelanjutan, penyakit celiac atau penyakit radang usus.
Advertisement
Salah satu pendekatan untuk mengatasi diare adalah dengan menerapkan diet diare, yaitu diet sementara untuk mencegah tinja menjadi terlalu encer dan memberikan kesempatan pada usus untuk beristirahat. "Ini juga dapat membantu memulihkan cairan yang hilang dan menyeimbangkan elektrolit (mineral bermuatan listrik seperti natrium dan kalsium) dalam tubuh Anda," seperti yang dikutip dari Verywell Health pada Kamis, 1 Februari 2024.
Tujuan dari diet diare adalah mengonsumsi makanan yang dapat mengentalkan feses dan membatasi makanan yang dapat membuat feses encer. Ini termasuk mengonsumsi makanan tinggi serat larut, seperti kentang, pisang, dan gandum olahan, yang dapat menyerap cairan di usus dan memperlambat pencernaan.
Di sisi lain, makanan tinggi serat tidak larut, yang ditemukan dalam buah-buahan dan biji-bijian, perlu dibatasi karena tidak menyerap cairan dan dapat mempercepat proses pencernaan.
Diet Diare Berlangsung Sementara
Diet diare ditujukan untuk pengobatan jangka pendek terhadap diare yang terjadi sesekali. Diet ini juga dapat membantu meringankan serangan diare parah yang tiba-tiba pada orang dengan kondisi kronis seperti sindrom iritasi usus besar (IBS), penyakit radang usus (IBD), dan penyakit celiac. Berbeda dengan diet lainnya, diet diare mudah diikuti karena terdapat makanan yang membantu mengatasi diare dan makanan yang perlu dihindari.
Makanan yang dianjurkan saat menjalani diet diare antara lain roti putih, kaldu bening, air kelapa, pasta, kentang putih, pisang, nasi putih, pir kalengan, tepung kentang, telur (dimasak setengah matang), yogurt rendah lemak, dada ayam (tanpa kulit), kerupuk asin, dan teh tanpa kafein.
Sementara itu, makanan yang sebaiknya dihindari meliputi produk susu (kecuali yogurt), makanan yang digoreng, berlemak, atau pedas, biji-bijian utuh, kacang-kacangan, sayur mentah, jagung, bawang merah dan bawang putih, keripik kentang, permen bebas gula, kubis dan brokoli, buah kering, selai kacang, minuman berkarbonasi, kopi, buah jeruk dan jus, serta alkohol.
Penting untuk dicatat bahwa diet diare tidak dianjurkan untuk anak-anak. Anak-anak memiliki kebutuhan nutrisi yang berbeda, dan perubahan drastis dalam pola makan mereka dapat berbahaya. Sebaiknya, serangan diare pada anak-anak harus ditangani di bawah bimbingan dokter anak.
Advertisement