Prabowo: Stabilitas Politik dan Ekonomi Dibutuhkan Pelaku Usaha, Minimum Pertumbuhan 8 Persen

Apa yang telah dicapai oleh pemerintahan Jokowi, kata Prabowo, harus dilanjutkan dan ditingkatkan dengan memaksimalkan swasembada pangan dan energi.

oleh Tim News diperbarui 01 Feb 2024, 07:43 WIB
Calon Presiden (Capres) Nomor Urut 2 Prabowo Subianto dalam acara “Trimegah Political and Economic Outlook 2024”, yang berlangsung di The Ritz-Carlton Pacific Place, Jakarta, Rabu (31/1/2024). (Arief/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Calon Presiden nomor urut 2, Prabowo Subianto, menekankan siapapun yang akan memimpin Indonesia harus menjaga stabilitas politik dan ekonomi nasional. Hal itu untuk menciptakan kepastian bagi para pelaku usaha. 

"Sebagai pengusaha tentu kita ingin ada kepastian," kata Prabowo dalam sambutannya di Trimegah Political and Economic Outlook 2024 dengan tema “The Urgency to Ignite Growth”, Jakarta, Rabu (31/1/2024). 

Pemerintahan Joko Widodo (Jokowi) dinilainya telah berhasil menciptakan stabilitas politik dan ekonomi tersebut. Stabilitas terhadap dua aspek itu berdampak positif terhadap perekonomian nasional.

"Pemerintahan Jokowi harus diakui pertumbuhan tinggi dan inflasi rendah," ucap Ketua umum Partai Gerindra ini. 

Untuk itu, apa yang telah dicapai oleh pemerintahan Jokowi, lanjut Prabowo, harus dilanjutkan dan ditingkatkan dengan memaksimalkan swasembada pangan dan energi.

"Sumbangan terbesar pemimpin politik adalah bisa menciptakan ketenangan, karena dengan itu tercipta iklim yang positif. Minimum target pertumbuhan ekonomi 8%" tegasnya. 

Sementara itu, Direktur Utama PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, Philmon Samuel Tanuri, menambahkan iklim ekonomi cukup kondusif sehingga berimplikasi positif terhadap kinerja makro dan pasar modal Indonesia dalam sepuluh tahun terakhir.

"Sejak dari 2014, IHSG bertumbuh pesat dari 5.100 menjadi 7.200. Kapitalisasi pasar bahkan menembus Rp 11 ribu triliun, 30% lebih besar dari market bursa Singapura," kata Philmon. 

Tumbuhnya pasar modal juga didukung meningkatnya jumlah investor. Pada 2018, investor di pasar modal baru mencapai 1.5 juta orang. Per akhir Desember 2023, investor di Indonesia sudah menembus 12.2 juta orang. "Ini tidak terlepas dari kinerja makro Indonesia dan kerja keras pasar modal," kata Philmon. 

Meski demikian, Philmon meneruskan, tahun 2024 memiliki tantangan tersendiri bagi Indonesia. Ekonomi global diproyeksikan turun menjadi 2.6%, perang Ukraina-Rusia masih terus berlangsung dalam dua tahun terakhir ini, dan situasi Timur Tengah yang tengah memanas. 

Tak hanya itu, rupiah juga sedang mengalami tren pelemahan dari dolar Amerika Serikat. Harga komoditas tengah menurun, dan kecenderungan investor yang wait and see menunggu hasil pemilihan umum 2024. "Kondisi tersebut menjadi tantangan bagi perekonomian Indonesia," ucap Philmon. 

 


Prospek Pertumbuhan Ekonomi 5 Persen

Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka diarak oleh para pendukungnya dari Taman Suropati untuk kemudian menuju ke KPU untuk mendaftarkan Pilpres 2024. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Chief Economist & Head of Fixed Income Research PT Trimegah Sekuritas Indonesia Tbk, Fakhrul Fulvian, menambahkan perekonomian Indonesia tetap memiliki prospek yang bagus dengan proyek pertumbuhan sekitar 5% di tahun 2024.

Hal tersebut tentunya tidak dapat dilepaskan dari kontribusi surplus neraca perdagangan selama 44 bulan berturut-turut."Ini merupakan prestasi besar dari pemerintahan saat ini," katanya. 

Selain itu, tingkat inflasi Indonesia juga merupakan salah satu yang terendah di dunia. "Inflasi Indonesia sekitar 2.8% sementara di banyak negara lain cenderung tinggi. Inflasi adalah pangkal kestabilan ekonomi," ujar Fakhrul.

Infografis Survei Indikator Politik - Liputan6 SCTV Elektabilitas Anies, Prabowo, Ganjar (Liputan6.com/Abdillah)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya