Liputan6.com, Jakarta - Bursa saham Asia Pasifik melemah pada perdagangan saham Kamis (1/2/2024). Bursa saham Asia Pasifik lesu setelah bank sentral Amerika Serikat (AS) atau the Federal Reserve (the Fed) mengisyaratkan kemungkinan tidak akan menurunkan suku bunga pada Maret 2024.
Dikutip dari CNBC, pada Rabu, 31 Januari 2024 waktu setempat, ketua the Fed Jerome Powell mengatakan, bank sentral kemungkinan tidak akan cukup nyaman dengan jalur inflasi pada pertemuan berikutnya pada Maret untuk menurunkan suku bunga.
Advertisement
"Berdasarkan pertemuan hari ini (Rabu, 31 Januari 2024), saya ingin memberi tahu Anda bahwa menurut saya komite tidak akan mencapai tingkat kepercayaan pada saat pertemuan Maret untuk mengidentifikasi Maret sebagai waktu yang tepat untuk melakukan hal tersebut (pemangkasan suku bunga-red). Tapi itu harus dilihat,” ujar Powell seperti dikutip dari CNBC, Kamis (1/2/2024).
Di Asia, investor akan menilai survei swasta mengenai aktivitas bisnis pada Januari di seluruh wilayah, terutama indeks manajer pembelian Caixin yang berasal dari China.
Ekonom yang disurvei oleh Reuters prediksi PMI manufaktur Caixin akan berada di angkat 50,6, sebuah angka ekspansif dibandingkan dengan angka resmi sebesar 49,2 yang dirilis pada Rabu pekan ini.
Di Australia, indeks ASX 200 melemah 0,92 persen, dan berada di jalur untuk hentikan kenaikan beruntun dalam delapan hari dan mundur dari level tertinggi sepanjang masa.
Indeks Nikkei 225 di Jepang merosot 0,5 persen. Indeks Topix menguat 0,4 persen. Di Korea Selatan, indeks Kospi bertambah 0,5 persen, sedangkan indeks Kosdaq mendatar.
Namun, indeks Hang Seng berjangka di Hong Kong berada di posisi 15.633, dan menunjukkan pembukaan lebih kuat dibandingkan dengan penutupan perdagangan sebelumnya di 15.485,07.
Di wall street, tiga indeks acuan tergelincir setelah pengumuman the Federal Reserve (the Fed). Indeks Nasdaq anjlok 2,23 persen. Indeks S&P 500 merosot 1,61 persen dan indeks Dow Jones terpangkas 0,82 persen.
Penutupan Bursa Saham Asia Pasifik pada 31 Januari 2024
Sebelumnya diberitakan, bursa saham Asia Pasifik melemah ke level terendah dalam lima tahun. Sedangkan indeks saham Australia mencatat rekor sepanjang masa.
Dikutip dari CNBC, Rabu, 31 Januari 2024, indeks saham ASX 200 naik 1,06 persen ke posisi 7.680,7, melampaui rekor tertinggi sebelumnya di 7.632 pada 13 Agustus 2021.
Hal ini terjadi setelah tingkat inflasi kuartal IV di negara itu lebih rendah dari perkirana sebesar 4,1 persen yang merupakan level terendah sejak kuartal yang berakhir pada Desember 2021.
Indeks CSI 300 melemah ke level terendah dalam lima tahun, setelah susut 0,91 persen ke posisi 3.215,35. Hal ini terjadi setelah aktivitas manufaktur China yang susut selama empat bulan berturut-turut pada Januari. Indeks pembelian manufaktur resmi tercatat di 49,2. Indeks Hang Seng Hong Kong susut 1,78 persen.
Di sisi lain, indeks Nikkei 225 menguat 0,6 persen ke posisi 36.286,71. Indeks Topix naik hampir 1 persen ke posisi 2.551,10.
Selain itu, indeks Kospi Korea Selatan melemah 0,07 persen ke posisi 2.497,09. Indeks Kosdaq tergelincir 2,4 persen ke posisi 799,24.
Advertisement
Penutupan Wall Street pada 31 Januari 2024
Sebelumnya diberitakan, bursa saham Amerika Serikat (AS) atau wall street merosot pada perdagangan Rabu, 31 Januari 2024. Koreksi wall street terjadi setelah ketua the Federal Reserve (the Fed) atau bank sentral AS Jerome Powell menuturkan, bank sentral mungkin tidak akan siap menurunkan suku bunga pada Maret 2024.
Dikutip dari CNBC, Kamis (1/2/2024), pada penutupan perdagangan wall street, indeks Dow Jones melemah 317,01 poin atau 0,82 persen ke posisi 38.150,30. Indeks S&P 500 merosot 1,61 persen ke posisi 4.845,65. Indeks Nasdaq terpangkas 2,23 persen ke posisi 15.164,01.
Pada perdagangan saham Rabu pekan ini, kinerja indeks saham tidak terlalu baik. Ini merupakan kinerja terburuk Dow Jones sejak Desember. Bagi indeks S&P 500 ini adalah hari terburuk sejak September, dan sejak Oktober untuk indeks Nasdaq.
“Saya kira komite tidak akan mencapai tingkat kepercayaan pada pertemuan Maret untuk mengidentifikasi pada Maret adalah waktu yang tepat untuk melakukan hal tersebut,” ujar Powell.
Rata-rata indeks saham acuan di wall street tertekan usai komentar the Fed tersebut. Pelaku pasar mencermati pengumuman the Fed untuk mencari tanda-tanda kapan bank sentral akan mulai menurunkan suku bunga.
Jerome Powell dinilai tidak menanggapi harapan pasar mengenai penurunan suku bunga pada Maret, dan mencatat data inflasi lebih lanjut yang menggembirakan diperlukan.
Akan tetapi, bank sentral tetap melakukan sesuatu yang diinginkan pelaku pasar yaitu menghapus bagian dari pernyataan yang mengisyaratkan bank sentral masih memiliki bias pengetatan. The Fed menghapus frasa yang merujuk pada penguatan kebijakan tambahan.
“Kami percaya kebijakan suku bunga kami kemungkinan akan berada pada titik puncaknya dalam siklus pengetatan ini dan jika perekonomian berkembang secara luas seperti yang diperkirakan, maka akan tepat untuk mulai mengurangi pembatasan kebijakan, pada suatu saat pada tahun ini,” Powell menambahkan.
Kinerja Saham di Wall Street
Imbal hasil treasury atau obligasi pemerintah AS bergejolak dengan imbal hasil acuan tenor 10 tahun diperdagangkan sekitar 3,9 persen.
Di sisi lain, saham Alphabet merosot lebih dari 7 persen, untuk hari terburuk sejak 25 Oktober karena pendapatan iklan yang mengecewakan menutupi laba dan penjualan yang lebih baik dari perkiraan.
Saham Microsoft dan AMD masing-masing tergelincir hampir 3 persen karena panduan ke depan yang lebih rendah dari perkirana setelah rilis kinerja kuartalan.
Saham Boeing naik lebih dari 5 persen seiring kinerja kuartalan yang mengalahkan perkiraan analis untuk kinerja laba dan pendapatan. CEO Boeing, Dave Calhoun menuturkan, Boeing baru-baru ini dilanda masalah yang terkait dengan pesawat 737 Max 9 yang mendorong Boeing untuk fokus pada keselamatan di masa depan.
Koreksi saham yang terjadi pada Rabu pekan ini telah mengikis kenaikan bulanan di wall street. Akan tetapi, rata-rata tiga indeks acuan itu mengakhiri Januari dengan catatan positif. Indeks S&P 500 menguat 1,6 persen, indeks Dow Jones bertambah 1,2 persen dan indeks Nasdaq naik 1 persen.
Advertisement