Liputan6.com, Jakarta - Nilai tukar rupiah terhadap dolar AS bergerak melemah pada awal perdagangan Kamis ini. Para pelaku pasar tengah menunggu angka inflasi Januari 2024 yang diumumkan pada pukul 11.00 WIB.
Pada Kamis (1/2/2024), nilai tukar rupiah terhadap dolar AS yang ditransaksikan antarbank di Jakarta tergelincir tujuh poin atau 0,05 persen menjadi 15.790 per dolar AS dari sebelumnya sebesar 15.783 per dolar AS.
Advertisement
"Saat ini, pasar sedang menanti data inflasi Januari yang kemungkinan akan lebih tinggi dikarenakan faktor cuaca dan bencana di beberapa daerah," kata analis Bank Woori Saudara Rully Nova dikutip dari Antara.
Inflasi Januari 2024 diperkirakan berada di level 0,45 persen secara month to month (mtm) dan 2,65 persen secara year on year (yoy).
Rully memprediksi kurs rupiah hari ini cenderung menguat di kisaran 15.780 per dolar AS sampai dengan 15.720 per dolar AS.
Data tenaga kerja Amerika Serikat (AS) yang lemah dan indeks PMI China yang lebih tinggi juga akan menopang penguatan rupiah hari ini.
Data tenaga kerja AS menunjukkan penyerapan 107 ribu pekerjaan swasta lebih rendah dari proyeksi. Sementara indeks PMI China berada pada level 49,2 lebih tinggi dari bulan sebelumnya.
Potensi penguatan rupiah juga dipengaruhi oleh sentimen bahwa keputusan bank sentral AS atau The Fed menahan suku bunga sudah sesuai dengan ekspektasi pasar.
Ekspektasi pasar terhadap penurunan suku bunga The Fed pada Maret 2024 semakin menipis karena ekonomi AS yang masih kuat sehingga pasar berkeyakinan The Fed akan menurunkan suku bunga pada Mei 2024.
Gubernur BI: Rupiah Bakal Menguat di Semester II-2024
Sebelumnya, Gubernur Bank Indonesia (BI) Perry Warjiyo menyoroti Rupiah yang menunjukkan pelemahan terhadap dolar AS dalam beberapa pekan terakhir.
“Rupiah sekarang memang agak naik turun, tapi kami yakin di semester kedua akan apresiasi mengarah kepada fundamentalnya,” ujar Perry Warjiyo, dalam Peluncuran Laporan Perekonomian Indonesia 2023 yang disiarkan pada Rabu (31/1/2024).
Seperti diketahui, pelemahan Rupiah dalam beberapa waktu terakhir telah mendorongnya hampir ke kisaran Rp 16.000.
Perry Warjiyo pun mengingatkan agar Pemerintah dan masyarakat tetap waspada pada suku bunga Federal Reserve yang belum menunjukkan tanda penurunan.
“Apakah Fed Fund Rate masih akan naik, semua orang masih menebak di semester 1 tapi pergerakan mungkin di semester 2, tapi jelas akan turun, insyaallah,” bebernya.
Tetapi Gubernur Bank Indonesia juga optimis ekonomi Indonesia di 2024 akan mencatat kinerja yang lebih baik, dengan pertumbuhan akan sedikit di atas 5 persen, inflasi terkendali 2,5+-1 persen, dan kredit 10 sampai 12 persen.
Advertisement