Liputan6.com, Jakarta - Menteri Komunikasi dan Informatika (Menkominfo), Budi Arie Setiadi mengimbau, platform digital dan pemangku kepentingan untuk aktif menekan sebaran konten-konten negatif dan hoaks terkait Pemilu 2024.
"Saya tekankan bahwa segala upaya mengendalikan penyebaran konten negatif terkait Pemilu perlu diperkuat dan dikerjakan secara serius. Untuk itu, saya imbau khusus kepada Meta, TikTok, Twitter, YouTube dan Google dan Lembaga Penyiaran Publik (LPP) TVRI, RRI, dan LKBN Antara untuk lebih aktif mendukung Sosialisasi Pemilu Damai 2024," kata Budi Arie dilansir dari Antara, Kamis (1/2/2024).
Baca Juga
Advertisement
Menurut Budi Arie, ada beberapa hal yang perlu dilakukan untuk mengatasi konten negatif dan hoaks, misalnya dengan melakukan klarifikasi dan kontranarasi.
Budi Arie menambahkan, berbagai inisiatif dan kolaborasi telah dilaksanakan demi mendukung agenda Pemilu Damai 2024. Namun demikian, konten negatif masih banyak ditemukan di ruang digital.
"Berdasarkan data yang berhasil dihimpun, konten hoaks terkait Pemilu mengalami kenaikan pada kurun waktu 1 Juli 2023 sampai dengan 27 Januari 2024, yakni mencapai total 2.852 konten yang tersebar di berbagai platform," ucap Budi Arie.
Dari hasil pantauan tim Mesin Pengais Konten Negatif (AIS) Kementerian Komunikasi dan Informatika (Kemenkominfo), penyebaran konten negatif di platform Facebook ditemukan sebanyak 1.224 konten, X (dulu Twitter) 953 konten, TikTok 411 konten, Instagram 198 konten, YouTube 36 konten dan Snack Video 30 konten.
Melihat hal tersebut, Budi Arie mendorong seluruh pemangku kepentingan untuk meningkatkan kolaborasi dalam menangani konten negatif dan hoaks terkait pemilu.
Budi Arie menegaskan, LPP dan platform digital memiliki peran penting dalam mendukung agenda Pemilu Damai 2024. Secara khusus, dia memberikan perhatian pada upaya menjaga ruang digital agar berbagai informasi penting perihal pemilu menjadikan masyarakat mendukung pelaksanaan pesta demokrasi yang damai, aman dan kondusif.
"Saya juga minta kepada semua platform media sosial lebih serius, responsif dan cepat dalam menangkal dan menindak konten hoaks, ujaran kebencian dan konten-konten lain yang melanggar peraturan perundang-undangan terkait Pemilu 2024, terutama dalam waktu krusial ini yang tinggal 14 hari lagi menuju Pemilu," tutur Budi Arie.
Tentang Cek Fakta Liputan6.com
Melawan hoaks sama saja melawan pembodohan. Itu yang mendasari kami membuat Kanal Cek Fakta Liputan6.com pada 2018 dan hingga kini aktif memberikan literasi media pada masyarakat luas.
Sejak 2 Juli 2018, Cek Fakta Liputan6.com bergabung dalam International Fact Checking Network (IFCN) dan menjadi patner Facebook. Kami juga bagian dari inisiatif cekfakta.com. Kerja sama dengan pihak manapun, tak akan mempengaruhi independensi kami.
Jika Anda memiliki informasi seputar hoaks yang ingin kami telusuri dan verifikasi, silahkan menyampaikan di email cekfakta.liputan6@kly.id.
Ingin lebih cepat mendapat jawaban? Hubungi Chatbot WhatsApp Liputan6 Cek Fakta di 0811-9787-670 atau klik tautan berikut ini.
Advertisement