25 Provinsi Alami Inflasi di Januari 2024, Papua Pegunungan Tembus 1,01%

BPS mencatat inflasi Januari 2024 sebesar 2,57 persen secara tahunan (year on year/yoy). Sedangkan inflasi bulanan terealisasi 0,04 persen.

oleh Tira Santia diperbarui 01 Feb 2024, 12:27 WIB
Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers Perkembangan Indeks Harga Konsumen Januari 2024, Kamis (1/2/2024). (Tira/Liputan6.com)

Liputan6.com, Jakarta - Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat mencatat sebanyak 25 provinsi di Indonesia mengalami inflasi pada Januari 2024, disisi lain 13 provinsi lainnya mengalami deflasi.

"Sebanyak 25 dari 38 provinsi di Indonesia mengalami inflasi, sedangkan 13 lainnya mengalaami deflasi," kata Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers, Kamis (1/2/2024).

Tercatat inflasi tertinggi terjadi di Papua Pengunungan sebesar 1,01 persen, Nusa Tenggara Timur inflasinya mencapai 0,97 persen, Jambi inflasinya 0,83 persen, Kalimantan Selatan 0,55 persen, Sulawesi Selatan 0,36 persen, dan Jawa Barat 0,15 persen.

Sementara, deflasi terdalam terjadi di provinsi Gorontalo sebesar 0,91 persen, Sumatera Barat 0,32 persen, DKI Jakarta 0,19 persen, Bali 0,09 persen, Kalimantan Utara 0,05 persen, dan Maluku Utara deflasinya 0,02 persen.

Diketahui, inflasi Januari 2024 sebesar 2,57 persen secara tahunan (year on year/yoy). Sedangkan inflasi bulanan terealisasi 0,04 persen.

Pada Januari 2024 terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) secara yoy dari 105,15 menjadi 105,19. Amalia menjelaskan, tingkat inflasi bulan Januari 2024 lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu.

"Terjadi inflasi sebesar 0,04 persen, secara bulanan atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen dari 105,15 Desember 2023 menjadi 105,19 pada Januari 2024. Selain itu secara year on year terjadi inflasi sebesar 2,57 persen, dan year to date terjadi inflasi 0,04 persen," pungkas Amalia.


Targetkan Inflasi 2,5%, Menko Airlangga Punya Strategi Apa?

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan tren penurunan inflasi ini menunjukan stabilitas harga komoditas pangan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sebelumnya, pemerintah menargetkan inflasi turun ke kisaran 2,5 plus minus 1 persen pada tahun 2024, dari sebelumnya di kisaran 3 plus minus 1 persen pada 2023.

Hal itu disampaikan Menteri Koordinator Bidang Perekonomian Airlangga Hartarto, dalam konferensi pers Hasil High Level Meeting (HLM) Tim Pengendalian Inflasi Pusat (TPIP), di kantor Kementerian Perekonomian, Jakarta, Senin (29/1/2024).

"HLM TPIP menyepakati beberapa langkah strategis dan konsisten untuk menjaga inflasi untuk di tahun 2024 ini di target angka 2,5 plus minus 1 persen," kata Airlangga Hartarto.

Untuk mencapai target tersebut, TPIP telah menyiapkan beberapa langkah strategis. Langkah pertama, menyiapkan kebijakan moneter dan fiskal yang konsisten dengan upaya mendukung pengendalian inflasi dan mendorong pertumbuhan ekonomi.

 


Pergeseran Musim Panen

Pedagang tengah menata dagangannya di salah satu pasar di Jakarta, Selasa (3/5). Badan Pusat Statistik (BPS) mengatakan harga bahan kebutuhan pokok relatif terkendali seperti beras dan daging ayam. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Kedua, mengendalikan inflasi volatile food agar dapat terkendali di bawah 5 persen dengan fokus pada komoditas beras, aneka cabe, aneka bawang.

"Kemudian juga menjaga ketersediaan pasokan dengan distribusi pangan untuk mitigasi resiko jangka pendek dan juga untuk mengantisipasi pergeseran musim panen dan menjaga harga menjelang hari besar keagamaan," ujarnya.

Ketiga, memperkuat ketahanan pangan dengan mengamankan produktivitas pangan. Langkah keempat, TPIP menyediakan data yang diperlukan guna memperkuat strategi antara TPIP dan TPID.

Selain itu, TPIP juga akan melanjutkan gerakan nasional pengendalian inflasi pangan, serta komunikasi untuk menjaga ekspektasi inflasi. 

Infografis Harapan & Langkah Nyata G20 Jadi Katalis Pemulihan Ekonomi (Liputan6.com/Triyasni)

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya