Masih Mahal di 28 Provinsi, Inflasi Beras Capai 0,64% di Januari 2024

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Januari 2024, komoditas beras masih mengalami inflasi sebesar 0,64 persen dengan andil sebesar 0,03 persen. Secara umum, kenaikan harga beras masih terjadi di 28 provinsi.

oleh Tira Santia diperbarui 01 Feb 2024, 17:59 WIB
Masyarakat masih andalkan beras sebagai sumber bahan pokok (Ilustasi). Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Januari 2024, komoditas beras masih mengalami inflasi sebesar 0,64 persen dengan andil sebesar 0,03 persen. Secara umum, kenaikan harga beras masih terjadi di 28 provinsi. Foto (Asep Mulyana)

Liputan6.com, Jakarta Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat pada Januari 2024, komoditas beras masih mengalami inflasi sebesar 0,64 persen dengan andil sebesar 0,03 persen.

"Januari 2024 komoditas beras mengalami inflasi sebesar 0,64 persen, dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen," kata Plt. Kepala Badan Pusat Statistik (BPS), Amalia Adininggar Widyasanti, dalam konferensi pers BPS, Kamis (1/2/2024).

Secara umum, kenaikan harga beras masih terjadi di 28 provinsi, sedangkan harga beras di 10 provinsi lainnya sudah menunjukkan penurunan.

Disisi lain, BPS mencatat di seluruh provinsi di pulau Jawa dan Bali Nusa Tenggara masih mengalami kenaikan harga beras.

Lebih lanjut, Amalia menyampaikan hasil tinjauan khusus beberapa komoditas yang mengalami deflasi, diantaranya cabai rawit, cabai merah dan tarif angkutan udara pada Januari 2024 mengalami deflasi yang relatif lebih dalam dibandingkan pada Januari tahun 2020-2023.

"Pada Januari 2024 cabai merah mengalami deflasi sebesar 16,25 persen, cabai rawit mengalami deflasi sebesar 25,72 persen, dan tarif angkutan udara mengalami deflasi sebesar 10,95 persen," ujarnya.

Adapun BPS mencatat inflasi pada Januari 2024 sebesar 2,57 persen secara tahunan (year on year/yoy). Sedangkan inflasi bulanan terealisasi 0,04 persen.

Ia menjelaskan, pada Januari 2024 terjadi peningkatan indeks harga konsumen (IHK) secara yoy dari 105,15 menjadi 105,19. Menurutnya, tingkat inflasi Januari 2024 lebih rendah dibandingkan dengan bulan sebelumnya dan bulan yang sama tahun lalu.


Inflasi Januari 2024 Catat Level Terendah Lima Tahun

Deputi Bidang Statistik Distribusi dan Jasa BPS, Pudji Ismartini mengatakan tren penurunan inflasi ini menunjukan stabilitas harga komoditas pangan. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Badan Pusat Statistik (BPS) mencatat, inflasi pada bulan Januari 2024 sebesar 0,04 persen secara bulanan. Secara tahunan, inflasi pada Januari 2024 mencapai 2,57 persen.

"Perkembangan inflasi pada Januari 2024 terjadi inflasi sebesar 0,04 persen secara bulanan atau terjadi peningkatan indeks harga konsumen dari 105,15 pada Desember 2023 menjadi 105,19 pada Januari 2024," kata Plt. Kepala BPS Amalia Adininggar Widyasanti selama konferensi pers di Jakarta, Kamis (1/2/2024).

Secara historis, ucap Amalia, inflasi Januari 2024 merupakan yang terendah selama lima tahun terakhir.

Data BPS mencatat, inflasi pada Januari 2020 sebesar 0,39 persen, inflasi Januari 2021 sebesar 0,26 persen, inflasi Januari 2022 sebesar 0,56 persen, inflasi Januari 2023 sebesar 0,34 persen, inflasi Januari 2024 sebesar 0,04 persen.

"Berdasarkan historis dalam 5 (lima) tahun terakhir selalu terjadi di terjadi inflasi di bulan Januari. Di mana inflasi Januari 2024 relatif lebih rendah dibandingkan tahun sebelumnya," ungkap Amalia.

Penyumbang Inflasi

Amalia menyebut, pengeluaran penyumbang inflasi bulanan terbesar berasal dari kelompok makanan minuman dan tembakau dengan inflasi sebesar 0,18 persen dan andil inflasi sebesar 0,05 persen.  

Adapun, komoditas penyumbang utama inflasi adalah tomat dengan andil inflasi sebesar 0,09 persen, bawang merah dengan ambil inflasi sebesar 0,04 persen serta beras dengan andil inflasi sebesar 0,03 persen.

 


Penyumbang Deflasi

Pembeli membeli sayuran di pasar, Jakarta, Jumat (6/10). Dari data BPS inflasi pada September 2017 sebesar 0,13 persen. Angka tersebut mengalami kenaikan signifikan karena sebelumnya di Agustus 2017 deflasi 0,07 persen. (Liputan6.com/Angga Yuniar)

Sementara itu, komoditas yang memberikan andil deflasi adalah cabai rawit dengan andil deflasi sebesar 0,11 persen. Selanjutnya, serta cabai merah dan tarif angkutan udara dengan andil deflasi masing-masing sebesar 0,09 persen.

"Berdasarkan sebaran inflasi bulanan menurut wilayah, sebanyak 25 dari 38 provinsi Indonesia mengalami inflasi. Sedangkan 13 lainnya mengalami deflasi," pungkas Amalia. 

 

Reporter: Sulaeman

Sumber: Merdeka.com

Rekomendasi

POPULER

Berita Terkini Selengkapnya